CALON presiden (capres) Ganjar Pranowo menyebut generasi muda, termasuk di dalamnya adalah para santri dan santriwati, merupakan sumber kekuatan Indonesia. Tak heran, Ganjar menggandeng Mahfud MD, seorang santri tulen yang profesional untuk menjadi cawapresnya.
Hal itu disampaikan Ganjar saat silaturahim ke pondok pesantren Darul Habibi, di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu (15/10).”Santri-santriwati harus dipersiapkan menyambut bonus demografi Indonesia,” ujar Ganjar, didampingi Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar for Presiden (TPN GP) TGB HM Zainul Majdi.
Menurut Ganjar, jika santri dibekali dengan baik dalam menyambut periode emas tersebut, dia optimistis Indonesia akan mampu menjadi negara yang maju. “Tuan Guru (TGB) ini sahabat saya yang sering memberi masukan mengenai dunia pesantren,” ucapnya.
Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu melanjutkan, di Indonesia banyak ponpes yang telah menunjukkan kemampuannya melahirkan lulusan unggulan. Lulusan pondok pesantren memiliki kemampuan yang komprehensif.”Dari kecerdasan spiritual, intelektual, dan juga secara emosional, siap menghadapi siapapun,” ujarnya.
Ganjar juga mengungkapkan harapannya untuk dapat memenangkan Pilpres 2024 mendatang. Dia mengatakan dengan dukungan TGB, NTB dan Lombok pihaknya yakin dapat meraih suara optimal.”Menangnya jangan banyak-banyaklah. Yang penting mutlak,” kata Ganjar tersenyum.
Kedatangan Ganjar ke Ponpes Darul Habibi mendapatkan sambutan meriah dari pengurus ponpes dan para santri. Ganjar pun disuguhi makanan khas Lombok, yakni nasi puyung. Adapun nasi puyung merupakan makanan khas Lombok yang berisi nasi dan aneka lauk pauk, biasanya dibungkus menggunakan daun pisang.
Nama puyung sendiri diambil dari asal daerah nasi ini yaitu daerah Puyung, Lombok Tengah. Nasi puyung berisikan lauk yang lengkap dengan suwiran ayam atau daging, kedelai goreng dan mie. Mendapatkan suguhan tersebut, Ganjar langsung menyantapnya secara lahap. Dia pun makan bersama dengan para ulama, kiai, dan santri.”Makan bareng para ulama, makan bareng dengan santri, khas banget,” kata Ganjar.
Dia menuturkan, nasi puyung yang disajikan oleh pihak Ponpes Darul Habibi sangat enak untuk disantap. Apalagi, bila dimakan bersama dengan warga yang ada di ponpes tersebut. “Makannya enak banget. Nasi puyungnya enak sekali,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ganjar menjelaskan kedatangannya ke Ponpes Darul Habibi tujuan utamanya, yakni bersilahturahim dengan pengurus, ulama dan santri yang ada di sana. “Bersilaturahim. Suasana yang sangat menyenangkan,” kata Ganjar.
Diketahui kunjungan silahturahim Ganjar ke Ponpes Darul Habibi ini setelah Ganjar menonton MotoGP di Sirkuit Mandalika Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ganjar juga sempat berkunjung ke Ponpes Nurul Muhsinin.
Sedangkan Pengurus Masjid Babussalam, Tanjungmorawa Sumatera Utara, Masril (47) mengatakan, apa yang dikatakan Ganjar itu benar adanya, mengingat pendidikan di pesantren saat ini selain penguatan dalam pendidikan agama, juga ada pengembangan dalam keilmuan bidang lain. “Pesantren sekarang lebih luas dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Jadi, apa yang dikatakan pak Ganjar itu benar adanya” kata Masril kemarin (22/10). (wir/ika)