JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Hujan deras mengguyur Ibukota Jakarta, Kamis (22/11) siang. Fenomena tak biasa ini terjadi di wilayah Jakarta Pusat. Warga Tanah Abang dan sekitarnya pun dikejutkan dengan turunnya hujan es.
Seorang warga Zico (29), menyatakan, dia takjub dengan adanya hujan es di Jakarta. Meski es yang jatuh hanya sebesar kerikil.
“Kecil-kecil doang sih. Tapi takjub saja, baru pertama kali lihat hujan es,” ungkap Zico di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (22/11).
Ketika dikonfirmasi, Ahli Cuaca BMKG Jakarta, Miming Saefudin menyatakan, hujan es biasanya terjadi pada musim transisi atau peralihan. Baik dari kemarau ke hujan (September-November) atau dari hujan ke kemarau (Maret-Mei).
“Ciri khas cuacanya, biasanya pada pagi-siang kondisi cuacanya cukup panas dan terik, sehingga memicu konektivitas tinggi pada siang hari. Sehingga awan-awan jenis cumulonimbus (CB) dapat tumbuh relatif lebih cepat. Dari jenis awan CB inilah fenomena hujan es dan puting beliung dapat terjadi,” bebernya.
Miming menambahkan, biasanya awan-awan CB timbul karena proses konvektif, dan terjadi pada masa-masa transisi musim. Sehingga, masih perlu diwaspadai potensi hujan es, puting beliung, serta angin kencang hingga awal Desember ini. (rgm/jpc/saz)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Hujan deras mengguyur Ibukota Jakarta, Kamis (22/11) siang. Fenomena tak biasa ini terjadi di wilayah Jakarta Pusat. Warga Tanah Abang dan sekitarnya pun dikejutkan dengan turunnya hujan es.
Seorang warga Zico (29), menyatakan, dia takjub dengan adanya hujan es di Jakarta. Meski es yang jatuh hanya sebesar kerikil.
“Kecil-kecil doang sih. Tapi takjub saja, baru pertama kali lihat hujan es,” ungkap Zico di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (22/11).
Ketika dikonfirmasi, Ahli Cuaca BMKG Jakarta, Miming Saefudin menyatakan, hujan es biasanya terjadi pada musim transisi atau peralihan. Baik dari kemarau ke hujan (September-November) atau dari hujan ke kemarau (Maret-Mei).
“Ciri khas cuacanya, biasanya pada pagi-siang kondisi cuacanya cukup panas dan terik, sehingga memicu konektivitas tinggi pada siang hari. Sehingga awan-awan jenis cumulonimbus (CB) dapat tumbuh relatif lebih cepat. Dari jenis awan CB inilah fenomena hujan es dan puting beliung dapat terjadi,” bebernya.
Miming menambahkan, biasanya awan-awan CB timbul karena proses konvektif, dan terjadi pada masa-masa transisi musim. Sehingga, masih perlu diwaspadai potensi hujan es, puting beliung, serta angin kencang hingga awal Desember ini. (rgm/jpc/saz)