JAKARTA- Mantan Ketum Partai Demokrat Anas Urbaningrum benar-benar yakin bahwa dirinya sebenarnya tidak bersalah dalam kasus korupsi Hambalang seperti yang dituduhkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia pun merasa bahwa kasusnya ini adalah rekayasa. Karenanya dia mengindikasikan akan melawan dan yakin pasti menang.
“Lewat proses hukum yang objektif dan transparan saya akan melakukan pembelaan hukum sebaik-baiknya. Itu semua berdasarkan bukti-bukti dan saksi yang kredibel. Karena saya yakin betul tidak terlibat dalam prosyek hambalang itu,” kata Anas dalam keterangan persnya di kantor DPP Partai Demokrat Sabtu (23/2).
Tak hanya itu, Anas pun mengindikasikan dirinya akan melakukan perlawanan terhadap rekayasa hukum yang dialaminya. Dengan nada tegas, dia mengatakan meski akan menerima dan menjalani proses hukum yang berlaku di KPK, dirinya tidak akan diam.
Kata dia, salah besar jika orang mengira dirinya akan pasrah dan berhenti berjuang di dunia politik setelah menyandang status tersangka. Namun dengan kalimat perumpamaan Anas sepertinya ingin menegaskan akan melawan.
“Ini bukan tutup buku, ini pembukaan buku halaman pertama. Saya katakan ini adalah ini awal langkah-langkah besar. Masih banyak halaman-halaman berikutnya yang akan kita baca bersama-sama,” ujarnya dengan nada tegas saat berpidato di kantor DPP PD, Jakarta, Sabtu (23/2).
Dia pun yakin akan menang dalam kancah politik meski sekarang dia harus berhadapan dengan hukum. “Saya meyakini kebenaran dan keadilan pangkatnya lebih tinggi dari fitnah dan rekayasa, sekuat apapun itu dibangun, serapi apapun dijalankan. Itu keyakinan saya,” imbuhnya.
Karena sudah menyandang tersangka, Anas melepas jabatannya sebagai ketua umum. “Saya punya standar etik pribadi. Saya mengatakan kalau saya punya status tersangka, maka saya akan berhenti sebagai ketum demokrat. Ini bukan soal jabatan dan posisi, tapi ini adalah soal standar etik pribadi saya itu. Karena itu karena sudah menyandang tersangka, maka saya menyatakan mundur,” kata Anas dengan nada kalem.
Anas lantas mengatakan bahwa standar etiknya sangat cocok dengan pakta integritas yang baru saja ditandatangi oleh pada pengurus PD. “Saya di sini seminggu lalu menandatangani pakta integritas. Tapi sebenarnya dengan atau tanpa pakta integritas, saya akan berhenti sebagai Ketum Partai Demokrat,” kata dia.
‘’Saya sampaikan selamat berjuang bagi kader Partai Demokrat di seluruh Indonesia, bekerjalah sesuai pilihan yang merdeka,’’ ujar Anas dengan nada mantap.
Tak lama kemudian, Anas mencopot jaket biru berlambang PD sebagai simbol bahwa dirinya sudah mundur sebagai ketum PD. ‘’Saya datang ke sini mengenakan jaket kebesaran PD. Sekarang saya copot sebagai simbol saya sudah menjadi orang bebas dan merdeka. Selamat berjuang teman-teman,’’ katanya.
Rapat Dadakan
Situasi terakhir pada Sabtu (23/2) malam tiba-tiba saja Majelis Tinggi Partai Demokrat menggelar rapat dadakan menyusul pengunduran diri Anas Urbaningrum. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina Marzuki Alie rapat tertutup itu akan digelar pada pukul 21.00 WIB di kediaman Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Jawa Barat.
“Rapat Majelis Tinggi kami gelar malam ini,” ujar Marzuki melalui pesan singkat kepada wartawan, Sabtu (23/2).
Dari pantauan JPNN (grup Sumut Pos), saat ini sejumlah anggota Majelis Tinggi telah merapat ke rumah SBY yang juga Presiden itu di antaranya Jero Wacik, Amir Syamsuddin dan Ketua Fraksi Demokrat di DPR RI Nurhayati Assegaf.
Sementara itu, suasana di kediaman SBY dari depan Gapura Puri Cikeas tampak lengang, hanya ada dua petugas kepolisian yang berjaga di depan gapura itu. Rapat ini memang terkesan mendadak, mengingat siang tadi Marzuki menyatakan rapat akan digelar besok, Minggu (24/2). Namun, entah kenapa dimajukan pada malam ini.
Seperti diketahui, sebelumnya Anas dalam jumpa persnya merasa bahwa kasus dugaan korupsi Hambalang yang menjeratnya sebagai tersangka adalah rekayasa belaka. Ia menduga kasus itu bergulir setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapat intervensi dari kekuasaan. Dalam hal ini, Anas tak menyebut kekuasaan yang dimaksud.
Namun, ia meyakin para petinggi di partainya tahu mengenai hal itu, menyusul permintaan SBY yang memintanya fokus mengurus kasus di KPK. Usai mengundurkan diri sebagai Ketum Anas pun secara tidak langsung menebar “ancaman” yang entah ditujukan pada siapa.(mas/fat/jpnn)