JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Selama 4 hari persisnya sejak Jumat-Senin (19-22/3), tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengamankan 18 orang terduga teroris dari sejumlah daerah di Sumatera Utara. Penangkapan itu merupakan pengembangan dari penangkapan kelompok jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Jawa Timur. Pengembangan dilakukan di tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Dari 3 provinsi itu, Sumut terbanyak ditangkap.
HINGGA Senin (22/3), Densus 88 Antiteror Polri masih menangkap 22 terduga teroris kelompok JI di DKI Jakarta, Sumbar, dan Sumut. “Dua tersangka ditangkap di Jakarta, enam ditangkap di Sumbar, dan 14 ditangkap di Sumut,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Rusdi Hartono di Mabes Polri, Jakarta, Senin (22/3).
Namun Selasa kemarin, jumlah penangkapan di Sumut bertambah menjadi 18 orang. Artinya, jika tidak ada penangkapan dari provinsi lain, total terduga teroris yang ditangkap mencapai 26 orang.
Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi menjelaskan, ke-18 orang terduga teroris itu diamankan dari Kota Medan, Kota Tanjungbalai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Labuhanbatu, Kota Padangsidimpuan, dan Kabupaten Deliserdang.
“Ya betul, Densus 88 Anti Teror Mabes Polri mengamankan 18 orang terduga teroris,” ungkap Hadi kepada wartawan di Medan, Selasa (23/3).
Hadi mengatakan penangkapan dilakukan Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, sejak Jumat (19/3) sebanyak 8 orang. Hasil pengembangan, tim kembali menangkap 3 orang terduga teroris pada Minggu (21/3). “Dan pada Senin (22/3), kembali mengamankan sebanyak 7 orang. Totalnya 18 orang,” tutur perwira melati tiga itu.
Hadi mengungkapkan, pihak Densus 88 Anti Teror terus melakukan pendalaman terkait 18 orang diamankan tersebut. “Interogasi dilakukan Densus di Mabes Polri,” kata Hadi.
Hadi mengaku belum bisa membeberkan jaringan terduga teroris yang diamankan di Sumatera Utara, karena merupakan kewenangan pihak Densus 88 Mabes Polri. “Terkait kelompok mana dan jaringan siapa, masih terus didalami oleh Densus 88. Informasi lengkapnya nanti Densus yang menyampaikan,” jelas Hadi.
Sebelumnya, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Rusdi Hartono menjelaskan, para terduga teroris yang ditangkap di tiga provinsi tersebut merupakan pengembangan dari penangkapan di Jawa Timur.
Diketahui, sebanyak 22 terduga teroris dari JI ditangkap di Jatim pekan lalu. Seluruhnya telah dipindahkan ke Jakarta pada Kamis (18/3). Puluhan teroris yang diamankan kali ini masih satu jaringan dengan kelompok Fahim, teroris asal Jawa Timur. “Ini pengembangan. Karena Fahim ini kelompok JI. Di Jakarta ada dua yang diamankan, enam ada di Sumatera Barat dan paling banyak di Sumatera Utara ada sebanyak 14 orang,” tuturnya, Senin (22/3).
Rusdi memastikan bahwa pihaknya tidak berhenti untuk memburu seluruh teroris kelompok Jamaah Islamiyah. Menurutnya, Tim Densus 88 Antiteror kini tengah mengembangkan kasus tindak pidana terorisme tersebut untuk menangkap teroris lainnya. “Masih kami kembangkan, tunggu saja ya,” katanya.
Sebelumnya, Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menyebut jaringan JI memiliki 6.000 anggota. “Jadi gini, JI itu anggota dan kelompoknya pernah kami sampaikan jumlahnya 6.000. Nah, 6.000 itu gabungan anggota dan simpatisan,” ujar Ramadhan kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (12/3).
Sebanyak 22 tersangka teroris yang ditangkap ini menamakan diri kelompok Fahim. Ramadhan mengatakan, pergerakan kelompok ini terus dipantau Densus 88.
Pedagang Bakso & Pedagang Kerupuk
Informasi diperoleh, sejumlah terduga teroris yang ditangkap tim Densus merupakan warga pendatang di berbagai daerah di Sumatera Utara. Di Kota Padangsidimpuan misalnya, terduga teroris berinisial G yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri pada Senin (22/3), baru sekitar 8 tahun tinggal di Padangsidimpuan.
“Keterangan kepling tadi, inisialnya G. Dia sehari-hari berdagang bakso keliling, dan sudah 8 tahun tinggal di situ,” ujar Camat Padangsidimpuan Utara, Zulkifli Lubis, Senin (22/3).
Untuk mengantisipasi kejadian terulang, Zulkifli menyarankan kepada seluruh kepala lingkungan se-Kecamatan Padangsidimpuan Utara untuk mengecek seluruh warga pendatang. “Kami sudah memerintahkan seluruh kepala lingkungan untuk mengecek orang yang datang ke lingkungannya,” kata Zulkifli.
Sementara dari penangkapan delapan orang terduga teroris pada Minggu (21/3), salahsatunya ditangkap di Kecamatan Namorambe, Deliserdang. Seorang pria berinisial T. Diketahui, T sehari-hari berjualan menjual keripik. Ia tinggal di rumah sewa, dan baru tinggal di kompleks sejak 7 bulan lalu.
Terduga teroris lainnya diamankan di wilayah Medan dan Tanjungbalai.
Terkait penangkapan sejumlah terduga teroris di Sumatera Utara, Polda Sumut konsisten melakukan pengamanan di sejumlah titik di Sumut. “Kita telah melakukan pengamanan objek vital secara konsisten. Tetapi berapa jumlah personelnya belum bisa kita jabarkan,” kata Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi. (bbs/net/mag-01)