25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Kecelakaan Sukhoi Akibat Human Error

JAKARTA – Dua minggu setelah kejadian naas di Gunung Salak terjadi, keluarga baru bisa memakamkan korban Sukhoi Super Jet (SSJ) 100. Kemarin, seluruh jenazah secara resmi diserahkan dari pemerintah kepada keluarga korban di landasan pacu terminal kedatangan Bandara Halim Perdanakusuma.

Sebanyak 45 peti jenazah berwarna cokelat tua itu disusun rapi berjajar dengan bunga dan foto semasa hidup para korban. Termasuk kru pesawat asal Rusia yakni pilot Alexander Nikolaevich Yablontsev, dan tujuh rekannya. Persis didapan jajaran peti tersebut ada sebuah tenda yang berisi keluarga korban.

Saat melihat peti-peti tersebut, tidak sedikit anggota keluarga yang kembali bersedih. Memorinya kembali terusik. Ya, di Bandara Halim Perdanakusuma itulah awal tragedi joy flight bermula. Dua minggu yang lalu, di hari yang sama Rabu (9/5) pabrikan SSJ 100 mengajak demo terbang pesawat baru.

Memori itu pula yang membuat seorang bocah menangis sejadi-jadinya di depan peti jenazah Faizal Ahmad, dari Indo Asia. Berulang kali dia merengek ingin melihat sang ayah. Namun, Nia Ahmad, ibunya berusaha untuk menenangkan. “Kesel sama pilotnya!,” teriaknya. “Sudah, nak. Sudah,” balas ibunya sambil memeluk.

Pemandangan memilukan itu lantas membuat kerabat Nia untuk ikut menenangkan. Setelah itu, Nia terlihat berbincang dengan anaknya untuk memberikan pengertian. Berdasar pantauan Jawa Pos, air mata juga masih keluar dari beberapa keluarga lainnya. Bahkan, ada seorang ibu-ibu yang menangis dari sebuah kursi roda.

Setelah itu, tepat pukul 10.00 WIB upacara penyerahan jenazah mulai dilakukang. Dipimpin langsung oleh Menko Kesra Agung Laksono, terlihat juga Menteri Perhubungan (Menhub) EE Mangindaan yang sebelumnya menerima jenazah dari Tim Disaster Victim Identivication (DVI) Mabes Polri. “Saya mengucapkan duka cita, takdir memaksa kita kehilangan putra-putri terbaik bangsa,” ujarnya.

Menhub juga menjelaskan kepada keluarga bahwa tim pencari sudah bekerja semaksimal mungkin. Dia berharap keluarga bisa mengerti betapa sulitnya medan yang harus ditempuh tim pencari. Maklum, seluruh jenazah yang berhasil di evakuasi tidak utuh. Bahkan, menurut tim DVI tidak ada yang mencapai 50 persen.

Pidato Mangindaan diakhiri dengan ucapan terima kasih kepada seluruh tim yang terlibat dalam pencarian, evakuasi, dan identifikasi.
Terpisah, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov memastikan setelah ini hak keluarga korban tentang asuransi bakal dibayar.

Tidak hanya masalah asuransi, Ivanov juga menegaskan kalau pesawat yang diproduksi negaranya tetap terbaik. Bahkan, dia mengklaim kalau kejadian di Gunung Salak bukan disebabkan oleh masalah teknikal pessawat. (dim/ken)

JAKARTA – Dua minggu setelah kejadian naas di Gunung Salak terjadi, keluarga baru bisa memakamkan korban Sukhoi Super Jet (SSJ) 100. Kemarin, seluruh jenazah secara resmi diserahkan dari pemerintah kepada keluarga korban di landasan pacu terminal kedatangan Bandara Halim Perdanakusuma.

Sebanyak 45 peti jenazah berwarna cokelat tua itu disusun rapi berjajar dengan bunga dan foto semasa hidup para korban. Termasuk kru pesawat asal Rusia yakni pilot Alexander Nikolaevich Yablontsev, dan tujuh rekannya. Persis didapan jajaran peti tersebut ada sebuah tenda yang berisi keluarga korban.

Saat melihat peti-peti tersebut, tidak sedikit anggota keluarga yang kembali bersedih. Memorinya kembali terusik. Ya, di Bandara Halim Perdanakusuma itulah awal tragedi joy flight bermula. Dua minggu yang lalu, di hari yang sama Rabu (9/5) pabrikan SSJ 100 mengajak demo terbang pesawat baru.

Memori itu pula yang membuat seorang bocah menangis sejadi-jadinya di depan peti jenazah Faizal Ahmad, dari Indo Asia. Berulang kali dia merengek ingin melihat sang ayah. Namun, Nia Ahmad, ibunya berusaha untuk menenangkan. “Kesel sama pilotnya!,” teriaknya. “Sudah, nak. Sudah,” balas ibunya sambil memeluk.

Pemandangan memilukan itu lantas membuat kerabat Nia untuk ikut menenangkan. Setelah itu, Nia terlihat berbincang dengan anaknya untuk memberikan pengertian. Berdasar pantauan Jawa Pos, air mata juga masih keluar dari beberapa keluarga lainnya. Bahkan, ada seorang ibu-ibu yang menangis dari sebuah kursi roda.

Setelah itu, tepat pukul 10.00 WIB upacara penyerahan jenazah mulai dilakukang. Dipimpin langsung oleh Menko Kesra Agung Laksono, terlihat juga Menteri Perhubungan (Menhub) EE Mangindaan yang sebelumnya menerima jenazah dari Tim Disaster Victim Identivication (DVI) Mabes Polri. “Saya mengucapkan duka cita, takdir memaksa kita kehilangan putra-putri terbaik bangsa,” ujarnya.

Menhub juga menjelaskan kepada keluarga bahwa tim pencari sudah bekerja semaksimal mungkin. Dia berharap keluarga bisa mengerti betapa sulitnya medan yang harus ditempuh tim pencari. Maklum, seluruh jenazah yang berhasil di evakuasi tidak utuh. Bahkan, menurut tim DVI tidak ada yang mencapai 50 persen.

Pidato Mangindaan diakhiri dengan ucapan terima kasih kepada seluruh tim yang terlibat dalam pencarian, evakuasi, dan identifikasi.
Terpisah, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov memastikan setelah ini hak keluarga korban tentang asuransi bakal dibayar.

Tidak hanya masalah asuransi, Ivanov juga menegaskan kalau pesawat yang diproduksi negaranya tetap terbaik. Bahkan, dia mengklaim kalau kejadian di Gunung Salak bukan disebabkan oleh masalah teknikal pessawat. (dim/ken)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/