JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menjelang pemungutan suara pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), praktik kampanye hitam alias black campaign kian marak. Terkait hal tersebut, Badan Intelijen Negara (BIN) terus memantau praktik black campaign. Untuk menangani hal itu, BIN bekerja sama dengan pihak kepolisian.
“Kami selalu berkoordinasi dengan semua pihak untuk menjaga agar masyarakat kita tidak diberi informasi-informasi yang salah. Terutama soal kampanye-kampanye hitam itu,” ujar Kepala BIN Marciano Norman saat ditemui di kompleks istana kepresidenan kemarin (23/6).
Marciano melanjutkan, secara keseluruhan, situasi dan kondisi menjelang Pilpres 2104 cenderung kondusif. Namun, dia tidak memungkiri bahwa kadang situasi memanas sebagai akibat maraknya dukungan dari kedua pendukung capres. Di samping itu, media turut berperan dalam menghangatkan suhu politik menjelang pilpres.
“Situasinya dinamis, agak memanas, dari sisi pemberitaan di media, pemberitaan di televisi-televisi, tapi itu masih dalam batas-batas yang wajar. Tapi, untuk situasi keamanan secara umum, di Indonesia situasinya sangat terkendali dan kondusif,” lanjut Marciano.
Meski begitu, mantan Danjen Paspampres tersebut menegaskan bahwa pihaknya tetap berupaya memberikan pengamanan maksimal, menjelang dan saat pilpres. “Pada 9 Juli (pilpres) kami ingin rakyat Indonesia betul-betul bisa menentukan hak pilihnya dalam situasi yang tanpa terintimidasi pihak mana pun. Sehingga presiden yang terpilih adalah presiden yang betul-betul pilihan rakyat,” tandasnya.
Namun, lanjut Marciano, upaya untuk menciptakan situasi kondusif tersebut juga harus didukung partisipasi masyarakat. Karena itu, dia mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpengaruh kampanye-kampanye hitam yang ditujukan kepada pasangan capres-cawapres. “Masyarakat juga harus melakukan cek dan ricek terhadap pemberitaan-pemberitaan yang diangkat. Saya optimistis, dengan dukungan seluruh rakyat Indonesia, Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasinya dengan keadaan aman,” harapnya. (ken/c9/kim)