32 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Angka Covid-19 Tinggi, Jokowi Minta Tetaplah di rumah

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada masyarakat untuk berkomitmen menerapkan disiplin protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19. Hal ini dikatakan Jokowi lantaran terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di dalam negeri dalam beberapa hari terakhir.

“Bapak ibu dan saudara sebangsa dan setanah air kita masih harus menghadapi ujian berat, menghadapi cobaan berat karena beberapa hari terakhir ini wabah Covid-19 kembali merebak, kembali meningkat dan juga adanya varian baru yang lebih mudah menular,” kata Jokowi dalam keterangannya di YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (23/6).

Jokowi berpesan kepada masyarakat untuk mengurangi mobilitasnya di luar rumah. Sebab virus Korona masih menjadi ancaman berbahaya saat ini. “Saya minta satu hal yang sederhana ini, tinggallah di rumah jika tidak ada kebutuhan yang mendesak,” katanyan

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengajak masyarakat untuk wasapada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun secara ketat. “Lebih berdisiplin dalam menghadapi wabah ini. Wabah ini masalah yang nyata,” katanya.

Menurut Jokowi, Covid-19 itu sangat berbahaya. Siapapun bisa terkena virus Corona ini. Sehingga upaya menekan angka penularan tersebut dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. “Penyakit ini tidak mengenal ras maupun diskriminasi, setiap orang tidak peduli apa asal-usulnya, status ekonominya, agamanya maupun suku bangsanya, semuanya dapat terkena. Ini penyakit yang tidak melihat siapa kita. Jika kita tidak berhati-hati dan berdisiplin menjaga diri kita bisa kena,” katanya.

Jokowi juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menolak disuntik vaksin Covid-19. Sebab agama apapun juga tidak melarang masyarakat untuk disuntik vaksin. “Bapak Ibu saudara-saudara yang saya hormati jika sudah ada kesempatan mendapatkan vaksin, segera ambil. Jangan ada yang menolak. Karena agama apapun tidak ada yang melarang vaksin,” ungkapnya.

Presiden menambahkan, vaksin Covid-19 yang diberikan pemerintah adalah upaya terbaik yang tersedia saat ini. Vaksin Covid-19 juga bertujuan mencapai kekebalan komunitas dari penularan virus Korona. “Ini demi keselamatan kita. Vaksin merupakan upaya terbaik yang tersedia saat ini. Kita harus mencapai kekebalan komunitas untuk mengatasi pandemi,” tandasnya.

Tuntut Komitmen Pemda

Presiden Jokowi juga mengakui, Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis Mikro yang diberlakukan untuk menekan angka penularan Covid-19 , belum efektif karena masih ada daerah-daerah yang belum memberlakukannya. “Persoalannya, PPKM Mikro saat ini belumlah menyeluruh. Masih sporadis, hanya di beberapa tempat,” kata Jokowi.

Oleh sebab itu, Jokowi meminta kepada kepala daerah untuk memberlakukan PPKM Mikro untuk menekan laju penularan Covid-19 di dalam negeri. “Untuk itu saya meminta kepada gubernur bupati dan wali kota untuk meneguhkan komitmennya, mempertajam penerapan PPKM Mikro,” katanya.

Jokowi meminta para kepala daerah untuk mengoptimalkan posko-posko Covid-19 yang telah terbentuk di masing-masing wilayah desa atau kelurahan. Menurutnya, fungsi utama posko adalah mendorong perubahan perilaku masyarakat agar disiplin 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun. “Kedisiplinan 3M menjadi kunci dan menguatkan pelaksanaan 3T yakni testing, tracing, dan treatment hingga ke tingkat desa,” ungkapnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan, pemerintah telah menerima banyak masukan mengenai penanganan Covid-19 di dalam negeri, termasuk memberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan lockdown.

Jokowi menuturkan, pemerintah telah mempelajari berbagai opsi penanganan Covid-19 dengan memperhitungkan kondisi ekonomi, kondisi sosial, kondisi politik di Indonesia. Termasuk juga berkaca dengan pengalaman-pengalaman dari negara lain. Sehingga PPKM Mikro adalah cara yang paling efektif untuk dilakukan. “Pemerintah telah memutuskan PPKM Mikro masih menjadi kebijakan yang paling tepat untuk menghentikan laju penularan Covid-19, hingga ke tingkat desa atau langsung ke akar masalah yaitu komunitas,” pungkasnya.

Rekor Tertinggi

Situasi Covid-19 di Indonesia makin mengkhawatirkan. Hari ini, Rabu (23/6), kenaikan kasus Covid-19 harian bertambah 15.308 orang. Angka ini mencapai rekor yang tertinggi sepanjang pandemi Covid-19 sejak Maret 2020. Total sudah 2.033.421 orang terinfeksi Covid-19.

Sebelumnya rekor tertinggi terjadi pada Senin (21/6) dengan 14.536 sehari. Kasus Covid-19 sempat mencapai puncaknya pada Januari 2021 dengan kasus 12 ribu sehari sebelum beredarnya varian Delta. Ada 141.187 spesimen yang diperiksa. Dan ada 74.391 orang yang diperiksa dalam sehari dengan metode TCM, PCR, dan antigen.

Angka positivity rate PCR atau kepastian positif dari spesimen pasien mencapai 49,07 persen. Pemeriksaan berpengaruh pada angka positivity harian. Angka positivity rate yaitu jumlah positif kumulatif dibagi jumlah orang yang dites lalu dikali 100. Maka, positivity rate harian adalah 20,58 persen. Padahal standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah harus di bawah 5 persen. Artinya Indonesia sudah melebihi standar WHO.

Sebaran positif harian tertinggi terjadi di DKI Jakarta 4.693 kasus. Jawa Barat 2.910 kasus. Jawa Tengah 2.595 kasus. Jawa Timur 873 kasus. Jogjakarta 694 kasus. Kasus aktif juga naik drastis yakni 7.838 kasus. Jumlah pasien dengan status suspek sebanyak 124.918 orang.

Sementara itu, pasien sembuh harian bertambah 7.167 orang. Paling banyak kasus sembuh terjadi di Jawa Tengah sebanyak 2.032 orang. Dan total angka kesembuhan saat ini sebanyak 1.817.303 orang.

Sedangkan, kasus kematian harian bertambah sebanyak 303 jiwa. Paling banyak kasus kematian harian terjadi di Jawa Timur sebanyak 51 jiwa. Total kini sudah 55.594 jiwa meninggal dunia akibat Covid-19. Sudah 510 kabupaten kota terdampak Covid-19. Tak ada satupun provinsi di bawah 10 kasus harian. Dan tak ada satupun provinsi dengan nol kasus. (jpc)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada masyarakat untuk berkomitmen menerapkan disiplin protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19. Hal ini dikatakan Jokowi lantaran terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di dalam negeri dalam beberapa hari terakhir.

“Bapak ibu dan saudara sebangsa dan setanah air kita masih harus menghadapi ujian berat, menghadapi cobaan berat karena beberapa hari terakhir ini wabah Covid-19 kembali merebak, kembali meningkat dan juga adanya varian baru yang lebih mudah menular,” kata Jokowi dalam keterangannya di YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (23/6).

Jokowi berpesan kepada masyarakat untuk mengurangi mobilitasnya di luar rumah. Sebab virus Korona masih menjadi ancaman berbahaya saat ini. “Saya minta satu hal yang sederhana ini, tinggallah di rumah jika tidak ada kebutuhan yang mendesak,” katanyan

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengajak masyarakat untuk wasapada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun secara ketat. “Lebih berdisiplin dalam menghadapi wabah ini. Wabah ini masalah yang nyata,” katanya.

Menurut Jokowi, Covid-19 itu sangat berbahaya. Siapapun bisa terkena virus Corona ini. Sehingga upaya menekan angka penularan tersebut dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. “Penyakit ini tidak mengenal ras maupun diskriminasi, setiap orang tidak peduli apa asal-usulnya, status ekonominya, agamanya maupun suku bangsanya, semuanya dapat terkena. Ini penyakit yang tidak melihat siapa kita. Jika kita tidak berhati-hati dan berdisiplin menjaga diri kita bisa kena,” katanya.

Jokowi juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menolak disuntik vaksin Covid-19. Sebab agama apapun juga tidak melarang masyarakat untuk disuntik vaksin. “Bapak Ibu saudara-saudara yang saya hormati jika sudah ada kesempatan mendapatkan vaksin, segera ambil. Jangan ada yang menolak. Karena agama apapun tidak ada yang melarang vaksin,” ungkapnya.

Presiden menambahkan, vaksin Covid-19 yang diberikan pemerintah adalah upaya terbaik yang tersedia saat ini. Vaksin Covid-19 juga bertujuan mencapai kekebalan komunitas dari penularan virus Korona. “Ini demi keselamatan kita. Vaksin merupakan upaya terbaik yang tersedia saat ini. Kita harus mencapai kekebalan komunitas untuk mengatasi pandemi,” tandasnya.

Tuntut Komitmen Pemda

Presiden Jokowi juga mengakui, Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis Mikro yang diberlakukan untuk menekan angka penularan Covid-19 , belum efektif karena masih ada daerah-daerah yang belum memberlakukannya. “Persoalannya, PPKM Mikro saat ini belumlah menyeluruh. Masih sporadis, hanya di beberapa tempat,” kata Jokowi.

Oleh sebab itu, Jokowi meminta kepada kepala daerah untuk memberlakukan PPKM Mikro untuk menekan laju penularan Covid-19 di dalam negeri. “Untuk itu saya meminta kepada gubernur bupati dan wali kota untuk meneguhkan komitmennya, mempertajam penerapan PPKM Mikro,” katanya.

Jokowi meminta para kepala daerah untuk mengoptimalkan posko-posko Covid-19 yang telah terbentuk di masing-masing wilayah desa atau kelurahan. Menurutnya, fungsi utama posko adalah mendorong perubahan perilaku masyarakat agar disiplin 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun. “Kedisiplinan 3M menjadi kunci dan menguatkan pelaksanaan 3T yakni testing, tracing, dan treatment hingga ke tingkat desa,” ungkapnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan, pemerintah telah menerima banyak masukan mengenai penanganan Covid-19 di dalam negeri, termasuk memberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan lockdown.

Jokowi menuturkan, pemerintah telah mempelajari berbagai opsi penanganan Covid-19 dengan memperhitungkan kondisi ekonomi, kondisi sosial, kondisi politik di Indonesia. Termasuk juga berkaca dengan pengalaman-pengalaman dari negara lain. Sehingga PPKM Mikro adalah cara yang paling efektif untuk dilakukan. “Pemerintah telah memutuskan PPKM Mikro masih menjadi kebijakan yang paling tepat untuk menghentikan laju penularan Covid-19, hingga ke tingkat desa atau langsung ke akar masalah yaitu komunitas,” pungkasnya.

Rekor Tertinggi

Situasi Covid-19 di Indonesia makin mengkhawatirkan. Hari ini, Rabu (23/6), kenaikan kasus Covid-19 harian bertambah 15.308 orang. Angka ini mencapai rekor yang tertinggi sepanjang pandemi Covid-19 sejak Maret 2020. Total sudah 2.033.421 orang terinfeksi Covid-19.

Sebelumnya rekor tertinggi terjadi pada Senin (21/6) dengan 14.536 sehari. Kasus Covid-19 sempat mencapai puncaknya pada Januari 2021 dengan kasus 12 ribu sehari sebelum beredarnya varian Delta. Ada 141.187 spesimen yang diperiksa. Dan ada 74.391 orang yang diperiksa dalam sehari dengan metode TCM, PCR, dan antigen.

Angka positivity rate PCR atau kepastian positif dari spesimen pasien mencapai 49,07 persen. Pemeriksaan berpengaruh pada angka positivity harian. Angka positivity rate yaitu jumlah positif kumulatif dibagi jumlah orang yang dites lalu dikali 100. Maka, positivity rate harian adalah 20,58 persen. Padahal standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah harus di bawah 5 persen. Artinya Indonesia sudah melebihi standar WHO.

Sebaran positif harian tertinggi terjadi di DKI Jakarta 4.693 kasus. Jawa Barat 2.910 kasus. Jawa Tengah 2.595 kasus. Jawa Timur 873 kasus. Jogjakarta 694 kasus. Kasus aktif juga naik drastis yakni 7.838 kasus. Jumlah pasien dengan status suspek sebanyak 124.918 orang.

Sementara itu, pasien sembuh harian bertambah 7.167 orang. Paling banyak kasus sembuh terjadi di Jawa Tengah sebanyak 2.032 orang. Dan total angka kesembuhan saat ini sebanyak 1.817.303 orang.

Sedangkan, kasus kematian harian bertambah sebanyak 303 jiwa. Paling banyak kasus kematian harian terjadi di Jawa Timur sebanyak 51 jiwa. Total kini sudah 55.594 jiwa meninggal dunia akibat Covid-19. Sudah 510 kabupaten kota terdampak Covid-19. Tak ada satupun provinsi di bawah 10 kasus harian. Dan tak ada satupun provinsi dengan nol kasus. (jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/