25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Danlanud Palembang: Wajar jika Kepukul

TNI Pukul Wartawan

PALEMBANG-Menyikapi konflik yang terjadi akhir-akhir Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Danlanud) Palembang, Letkol Pnb Adam Suharto mengajak setiap unsur yang terlibat agar saling mengintrospeksi dan saling memperbaiki kesalahan masing-masing. Hal ini diungkapkannya dalam pertemuan dengan Pemimpin-pemimpin Sumeks group dan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel, H Oktaf Riady.

MENGEJEK: Ekspresi Danlanud Palembang Letkol Pnb Adam Suharto saat melihat foto kekerasan terhadap fotografer Sumeks.//sumatera ekspress/jpnn
MENGEJEK: Ekspresi Danlanud Palembang Letkol Pnb Adam Suharto saat melihat foto kekerasan terhadap fotografer Sumeks.//sumatera ekspress/jpnn

“Pihak kami juga akan melakukan evaluasi dan perbaikan jika memang terjadi kesalahan dari anggota saya tentunya kami akan melakukan pembinaan dan hal yang lainnya seperti dengan,” tegas Adam dalam pertemuan tersebut.

Dia mengakui aksi anggotanya yang meminta penghapusan data-data di telepon seluler milik wartawan Berita Pagi itu adalah hal yang salah. Dikatakan Adam, terlepas dari siapa yang benar ataupun salah, dalam kejadian tersebut sama-sama salah. “Ini adalah risiko yang terjadi di lapangan dengan situasi yang seperti itu jadi wajar jika ada yang kepukul,” jelasnya sembari mengatakan wartawan juga harus memperhatikan tugasnya di lapangan agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Pihaknya, lanjut Adam, sebenarnya ingin mengawal wartawan yang sedang melakukan peliputan namun memang masih ada yag di luar kendali. “Jika memang kami bermusuhan dengan wartawan tentunya tidak hanya Kris (Fotografer Sumatera Ekspres) yang akan mendapatkan kejadian seperti itu,” jelasnya.

Dalam kesempatan ini, Adam juga mengungkapkan kekecewaannya terkait berita-berita yang telah menyebar di media beberapa hari ini. “Hal tersebut akan berkembang pesat dan mempekeruh suasana dan menimbulkan dampak besar,” tuturnya.
Terkait fotonya yang terlihat mengejek ketika melihat bukti foto kejadian di lapangan, Adam mengatakan bahwa dia sendiri juga tidak menyukai sikapnya yang seperti itu. “Saya orangnya memang apa adanya dan pada saat itu saya terpancing juga dengan keadaan di lapangan jadi saya akui ini merupakan salah satu kekurangan saya,” kata Adam.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel, H Oktaf Riady mengatakan, selaku ketua PWI, dirinya beserta pihak media lainnya mengharapkan adanya pengakuan dari Danlanud jika memang ada anggotanya yang bersalah.
“Jika itu dilakukan maka saya rasa masalah tersebut tidak menjadi panjang,” tuturnya.

General Manager Sumatera Ekspres, H Subki Sarnawi pun tidak memperpanjang masalah. Malah, dia cenderung lebih dewasa menyikapi kekerasan yang dialami anggotanya. “ Jika memang ada yang salah kami minta maaf,” jelasnya.
Subki menegaskan, tidak ada misi tertentu dibalik kejadian tersebut. “Jika ada kelompok dengan lain yang memanfaatkan situasi ini, kami benar-benar tidak mengetahuinya dan kami juga tidak menjadi bagian dari kelompok tersebut,” ungkapnya

Klaim Tanah Palembang Sudah Inkracht

Sementara itu, Mabes TNI mengaku sudah melakukan investigasi terkait insiden pemukulan fotografer di Palembang dua hari lalu. Hasilnya, mereka mengklaim tak ada upaya kekerasan pada wartawan. Justru, TNI mengaku berusaha menyelamatkan wartawan dari amukan warga.

“Ketika aparat TNI melakukan penertiban, sejumlah warga menghalangi dengan menggunakan berbagai senjata diantaranya senjata besi, kayu, parang dan alat berbahaya lain,” ujar Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul kemarin.

Anggota TNI AU, sambung Iskandar, berusaha membela diri dan membubarkan warga. Akibatnya terjadi saling dorong antar TNI dan warga. Nah, saat itu, seorang fotografer Kris Samiaji terjatuh akibat dorongan pada saat upaya pembubaran warga.

Iskandar menambahkan, dalam insiden ini, 21 anggota TNI AU mengalami luka ringan terkena benda tumpul. Pada hari yang sama (Rabu), Isdkandar juga sudah menghubungi Komandan Lanud Palembang Letkol Pnb Adam Suharto untuk segera melakukan mediasi dengan wartawan.  Dalam pertemuan di Lanud Palembang, Danlanud sudah menyampaikan permohonan maaf apabila ada yang dirugikan dalam peristiwa tersebut.

“TNI tetap berkomitmen tidak akan melakukan tindakan kekerasan terhadap wartawan dan akan memproses hukum sesuai aturan yang berlaku kepada anggotanya apabila ada yang melakukan pelanggaran hukum,”kata laksamana bintang dua ini.
Soal tanah yang disengketakan oleh warga sekitar Lanud Palembang itu, menurut Iskandar, sebenarnya sudah dimenangkan oleh TNI AU melalui putusan Pengadilan Negeri Nomor 114/PDT.G/2005/PN.PLG dan putusan Pengadilan Tinggi Nomor 44/PDT/2006/PT.PLG. Selain itu, dalam putusan Kasasi Nomor 2385/K/PDT/2006 dan putusan PK nomor 412 PK/PDT/2010, TNI berhak atas tanah tersebut. “Jadi, sudah ada keputusan incracht, sudah keputusan tetap,” katanya.  Dengan dasar putusan tersebut, maka pihak Lanud Palembang berusaha menertibkan serta mengamankan  bangunan liar dan kebun liar yang berada di atas lahan negara yang digunakan oleh TNI AU. (cj18/rdl/jpnn)

Berita sebelumnya: Fotografer Dikeroyok TNI

TNI Pukul Wartawan

PALEMBANG-Menyikapi konflik yang terjadi akhir-akhir Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Danlanud) Palembang, Letkol Pnb Adam Suharto mengajak setiap unsur yang terlibat agar saling mengintrospeksi dan saling memperbaiki kesalahan masing-masing. Hal ini diungkapkannya dalam pertemuan dengan Pemimpin-pemimpin Sumeks group dan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel, H Oktaf Riady.

MENGEJEK: Ekspresi Danlanud Palembang Letkol Pnb Adam Suharto saat melihat foto kekerasan terhadap fotografer Sumeks.//sumatera ekspress/jpnn
MENGEJEK: Ekspresi Danlanud Palembang Letkol Pnb Adam Suharto saat melihat foto kekerasan terhadap fotografer Sumeks.//sumatera ekspress/jpnn

“Pihak kami juga akan melakukan evaluasi dan perbaikan jika memang terjadi kesalahan dari anggota saya tentunya kami akan melakukan pembinaan dan hal yang lainnya seperti dengan,” tegas Adam dalam pertemuan tersebut.

Dia mengakui aksi anggotanya yang meminta penghapusan data-data di telepon seluler milik wartawan Berita Pagi itu adalah hal yang salah. Dikatakan Adam, terlepas dari siapa yang benar ataupun salah, dalam kejadian tersebut sama-sama salah. “Ini adalah risiko yang terjadi di lapangan dengan situasi yang seperti itu jadi wajar jika ada yang kepukul,” jelasnya sembari mengatakan wartawan juga harus memperhatikan tugasnya di lapangan agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Pihaknya, lanjut Adam, sebenarnya ingin mengawal wartawan yang sedang melakukan peliputan namun memang masih ada yag di luar kendali. “Jika memang kami bermusuhan dengan wartawan tentunya tidak hanya Kris (Fotografer Sumatera Ekspres) yang akan mendapatkan kejadian seperti itu,” jelasnya.

Dalam kesempatan ini, Adam juga mengungkapkan kekecewaannya terkait berita-berita yang telah menyebar di media beberapa hari ini. “Hal tersebut akan berkembang pesat dan mempekeruh suasana dan menimbulkan dampak besar,” tuturnya.
Terkait fotonya yang terlihat mengejek ketika melihat bukti foto kejadian di lapangan, Adam mengatakan bahwa dia sendiri juga tidak menyukai sikapnya yang seperti itu. “Saya orangnya memang apa adanya dan pada saat itu saya terpancing juga dengan keadaan di lapangan jadi saya akui ini merupakan salah satu kekurangan saya,” kata Adam.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel, H Oktaf Riady mengatakan, selaku ketua PWI, dirinya beserta pihak media lainnya mengharapkan adanya pengakuan dari Danlanud jika memang ada anggotanya yang bersalah.
“Jika itu dilakukan maka saya rasa masalah tersebut tidak menjadi panjang,” tuturnya.

General Manager Sumatera Ekspres, H Subki Sarnawi pun tidak memperpanjang masalah. Malah, dia cenderung lebih dewasa menyikapi kekerasan yang dialami anggotanya. “ Jika memang ada yang salah kami minta maaf,” jelasnya.
Subki menegaskan, tidak ada misi tertentu dibalik kejadian tersebut. “Jika ada kelompok dengan lain yang memanfaatkan situasi ini, kami benar-benar tidak mengetahuinya dan kami juga tidak menjadi bagian dari kelompok tersebut,” ungkapnya

Klaim Tanah Palembang Sudah Inkracht

Sementara itu, Mabes TNI mengaku sudah melakukan investigasi terkait insiden pemukulan fotografer di Palembang dua hari lalu. Hasilnya, mereka mengklaim tak ada upaya kekerasan pada wartawan. Justru, TNI mengaku berusaha menyelamatkan wartawan dari amukan warga.

“Ketika aparat TNI melakukan penertiban, sejumlah warga menghalangi dengan menggunakan berbagai senjata diantaranya senjata besi, kayu, parang dan alat berbahaya lain,” ujar Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul kemarin.

Anggota TNI AU, sambung Iskandar, berusaha membela diri dan membubarkan warga. Akibatnya terjadi saling dorong antar TNI dan warga. Nah, saat itu, seorang fotografer Kris Samiaji terjatuh akibat dorongan pada saat upaya pembubaran warga.

Iskandar menambahkan, dalam insiden ini, 21 anggota TNI AU mengalami luka ringan terkena benda tumpul. Pada hari yang sama (Rabu), Isdkandar juga sudah menghubungi Komandan Lanud Palembang Letkol Pnb Adam Suharto untuk segera melakukan mediasi dengan wartawan.  Dalam pertemuan di Lanud Palembang, Danlanud sudah menyampaikan permohonan maaf apabila ada yang dirugikan dalam peristiwa tersebut.

“TNI tetap berkomitmen tidak akan melakukan tindakan kekerasan terhadap wartawan dan akan memproses hukum sesuai aturan yang berlaku kepada anggotanya apabila ada yang melakukan pelanggaran hukum,”kata laksamana bintang dua ini.
Soal tanah yang disengketakan oleh warga sekitar Lanud Palembang itu, menurut Iskandar, sebenarnya sudah dimenangkan oleh TNI AU melalui putusan Pengadilan Negeri Nomor 114/PDT.G/2005/PN.PLG dan putusan Pengadilan Tinggi Nomor 44/PDT/2006/PT.PLG. Selain itu, dalam putusan Kasasi Nomor 2385/K/PDT/2006 dan putusan PK nomor 412 PK/PDT/2010, TNI berhak atas tanah tersebut. “Jadi, sudah ada keputusan incracht, sudah keputusan tetap,” katanya.  Dengan dasar putusan tersebut, maka pihak Lanud Palembang berusaha menertibkan serta mengamankan  bangunan liar dan kebun liar yang berada di atas lahan negara yang digunakan oleh TNI AU. (cj18/rdl/jpnn)

Berita sebelumnya: Fotografer Dikeroyok TNI

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/