26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

JAT Nilai Tudingan AS Tanpa Bukti

JAKARTA- Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) menuding Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) bagian dari jaringan organisasi terorisme internasional. Negeri Paman Sam tersebut akan membekukan semua aset JAT dan pihak yang berafiliasi dengan organisasi yang dibentuk Abu Bakar Ba’asyir itu.

Terkait hal ini, pihak JAT menyebut tudingan tersebut merupakan hal yang tak mendasar yang sengaja disebarkan Amerika. “Ini merupakan kebiasaan bodoh AS yang selalu menebar isu tanpa bukti,” kata Juru Bicara JAT Son Hadi kepada JPNN (grup Sumut Pos), Jumat (24/2).

Ia mensiyalir, tudingan itu sengaja diperpanjang untuk mengukuhkan proyek internasional berkedok pemberantasan terorisme di Indonesia. Maksudnya, setelah sejumlah tokoh yang dituding pelaku teror seperti Amrozi, Dulmatin, Imam Samudera, Umar Patek dan lain-lain tertangkap AS dan pihak terkait di Indonesia membutuhkan objek serangan baru. Yakni sasaran baru untuk menjamin suplai dana pemberantasan terorisme tetap masuk ke Indonesia. Menurutnya JAT akan dijadikan target itu.

Selain itu, Son Hadi menduga opini ini sengaja dilempar sebagai pintu masuk untuk menginterupsi proses hukum Abu Bakar Ba’asyir yang kini dalam tahap kasasi. “Kita mensinyalir ini ingin mencampuri urusan hukum proses hukum Ustad Abu Bakar Ba’asyir,” tegasnya.(zul/jpnn)

JAKARTA- Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) menuding Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) bagian dari jaringan organisasi terorisme internasional. Negeri Paman Sam tersebut akan membekukan semua aset JAT dan pihak yang berafiliasi dengan organisasi yang dibentuk Abu Bakar Ba’asyir itu.

Terkait hal ini, pihak JAT menyebut tudingan tersebut merupakan hal yang tak mendasar yang sengaja disebarkan Amerika. “Ini merupakan kebiasaan bodoh AS yang selalu menebar isu tanpa bukti,” kata Juru Bicara JAT Son Hadi kepada JPNN (grup Sumut Pos), Jumat (24/2).

Ia mensiyalir, tudingan itu sengaja diperpanjang untuk mengukuhkan proyek internasional berkedok pemberantasan terorisme di Indonesia. Maksudnya, setelah sejumlah tokoh yang dituding pelaku teror seperti Amrozi, Dulmatin, Imam Samudera, Umar Patek dan lain-lain tertangkap AS dan pihak terkait di Indonesia membutuhkan objek serangan baru. Yakni sasaran baru untuk menjamin suplai dana pemberantasan terorisme tetap masuk ke Indonesia. Menurutnya JAT akan dijadikan target itu.

Selain itu, Son Hadi menduga opini ini sengaja dilempar sebagai pintu masuk untuk menginterupsi proses hukum Abu Bakar Ba’asyir yang kini dalam tahap kasasi. “Kita mensinyalir ini ingin mencampuri urusan hukum proses hukum Ustad Abu Bakar Ba’asyir,” tegasnya.(zul/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/