30 C
Medan
Thursday, July 4, 2024

Medan – Danau Toba Cuma 2 Jam Lewat Tol Terpanjang di Sumut

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PT Hutama Karya (Persero) tengah mempercepat pembangunan jalan tol terpanjang di Provinsi Sumatera Utara (Sumut), yakni Tol Kualatanjung-Tebingtinggi-Parapat sepanjang 143,5 kilometer. Jika tol ini sudah beroperasi, maka perjalanan dari Medan sampai Parapat atau desitinasi super prioritas Danau Toba, hanya memakan waktu sekitar1,5 jam sampai 2 jam.

Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro mengungkapkan, dalam pelaksanaan proyek Tol Kualatanjung – Tebingtinggi – Parapat, Hutama Karya melalui Hamawas mengerjakan konstruksi pada seksi 1 sampai dengan seksi 4 termasuk junction Tebing Tinggi sepanjang 96,5 km.

Kemudian untuk seksi 5 sampai dengan seksi 6 merupakan dukungan konstruksi pemerintah atau Viability Gap Fund (VGF). Hingga saat ini, progres Tol Kualatanjung – Tebingtinggi – Parapat yang kami kerjakan tanpa VGF memiliki persentase progres lahan sebesar 87,7 persen dan progres konstruksi sebesar 63,08 persen.

“Dalam pembangunannya, tol ini juga melibatkan perusahaan sub kontraktor/pengusaha lainnya, baik skala pengusaha nasional maupun pengusaha lokal. Keterlibatan pengusaha ini membantu Hutama Karya dalam menyelesaikan pencapaian target operasional jalan tol serta sebagai komitmen perusahaan untuk membuka lapangan pekerjaan di sekitar proyek tol,” ujar Koentjoro dalam keterangan tertulis, baru-baru ini.

Lebih lanjut, Koentjoro menerangkan, dengan menggunakan jalan tol yang telah terhubung dari Medan sampai Parapat nantinya membuat perjalanan menuju Desitinasi Super Prioritas (DSP) Danau Toba hanya memakan waktu ±1,5 sampai 2 jam, yang sebelumnya dapat menghabiskan ±4 jam lewat jalur biasa (jalan arteri).

“Nantinya jalan tol ini merupakan jalan alternatif, pilihan bagi masyarakat yang akan menuju Danau Toba. Tidak hanya akan memangkas waktu tempuh namun keberadaan tol ini juga diharapkan dapat mempermudah serta memperlancar arus lalu lintas barang (logistik) dari Medan ke Parapat, begitu pula sebaliknya,” jelas Koentjoro.

Sementara itu, Direktur Utama Hamawas Dindin Solakhuddin menerangkan bahwa dalam proses konstruksinya, Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat menerapkan sejumlah teknologi baru untuk mempercepat proses pelaksanaannya. “Teknologi baru yang diterapkan dalam pembangunan tol ini adalah aplikasi monitoring berbasis cloud sharing pada Building Information Modelling (BIM). Artinya, aplikasi ini dapat diakses melalui perangkat digital lintas platform (Android, Windows, iOS),” ujar Dindin.

Aplikasi BIM pada pembangunan Jalan Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat bermanfaat sebagai alat monitoring dan controlling pekerjaan pembangunan jalan tol. Perangkat yang terhubung dengan Cloud BIM jalan tol ini dapat melihat progres pembangunan baik secara makro maupun mikro (detail).

“Selain penggunaan teknologi terbaru, untuk mempercepat proses konstruksi di lapangan kami terus melakukan koordinasi dan asistensi dengan berbagai pihak sehingga pekerjaan di lapangan dapat selesai sesuai dengan target yang ditentukan, dan memiliki kualitas yang optimal dari segi pelayanan dan keamanan untuk nantinya digunakan oleh pengguna jalan saat telah dioperasikan,” tutup Dindin.

Keistimewaan lainnya dari Jalan Tol Kualatanjung – Tebingtinggi – Parapat ini adalah lokasinya yang terbilang strategis. Tidak seperti ruas JTTS lainnya yang hanya berada di salah satu koridor utama (backbone) atau pendukung (feeder), lokasi tol ini terbagi ke dalam dua koridor tersebut.

Pertama Ruas Tebingtinggi – Inderapura – Kualatanjung yang merupakan koridor konektivitas backbone JTTS dan kedua yakni Ruas Tebingtinggi – Parapat yang merupakan koridor konektivitas regional Sumatra Utara untuk menuju Danau Toba dan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan internasional strategis yang masuk ke dalam jalur maritim perdagangan dunia.

Sebagai informasi, jalan tol ini terdiri dari 6 (enam) seksi yakni seksi 1 Tebing Tinggi-Indrapura (20,4 KM), seksi 2 Indrapura-Kualatanjung (18,05 KM), seksi 3 Tebingtinggi-Serbelawan (30 KM), seksi 4 Serbelawan-Pematang Siantar (28 KM), seksi 5 Pematang Siantar-Seribudolok (22,3 KM) dan seksi 6 Seribudolok-Parapat (16,7 KM) serta terdapat Junction Tebing Tinggi sepanjang (7,9 KM).

Keberadaan tol ini diharapkan mampu menumbuhkan sentral-sentral ekonomi baru, khususnya di sekitar akses ruas jalan tol, memajukan UMKM yang berada di daerah sekitar, serta meningkatkan potensi pariwisata Danau Toba. (dtc)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PT Hutama Karya (Persero) tengah mempercepat pembangunan jalan tol terpanjang di Provinsi Sumatera Utara (Sumut), yakni Tol Kualatanjung-Tebingtinggi-Parapat sepanjang 143,5 kilometer. Jika tol ini sudah beroperasi, maka perjalanan dari Medan sampai Parapat atau desitinasi super prioritas Danau Toba, hanya memakan waktu sekitar1,5 jam sampai 2 jam.

Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro mengungkapkan, dalam pelaksanaan proyek Tol Kualatanjung – Tebingtinggi – Parapat, Hutama Karya melalui Hamawas mengerjakan konstruksi pada seksi 1 sampai dengan seksi 4 termasuk junction Tebing Tinggi sepanjang 96,5 km.

Kemudian untuk seksi 5 sampai dengan seksi 6 merupakan dukungan konstruksi pemerintah atau Viability Gap Fund (VGF). Hingga saat ini, progres Tol Kualatanjung – Tebingtinggi – Parapat yang kami kerjakan tanpa VGF memiliki persentase progres lahan sebesar 87,7 persen dan progres konstruksi sebesar 63,08 persen.

“Dalam pembangunannya, tol ini juga melibatkan perusahaan sub kontraktor/pengusaha lainnya, baik skala pengusaha nasional maupun pengusaha lokal. Keterlibatan pengusaha ini membantu Hutama Karya dalam menyelesaikan pencapaian target operasional jalan tol serta sebagai komitmen perusahaan untuk membuka lapangan pekerjaan di sekitar proyek tol,” ujar Koentjoro dalam keterangan tertulis, baru-baru ini.

Lebih lanjut, Koentjoro menerangkan, dengan menggunakan jalan tol yang telah terhubung dari Medan sampai Parapat nantinya membuat perjalanan menuju Desitinasi Super Prioritas (DSP) Danau Toba hanya memakan waktu ±1,5 sampai 2 jam, yang sebelumnya dapat menghabiskan ±4 jam lewat jalur biasa (jalan arteri).

“Nantinya jalan tol ini merupakan jalan alternatif, pilihan bagi masyarakat yang akan menuju Danau Toba. Tidak hanya akan memangkas waktu tempuh namun keberadaan tol ini juga diharapkan dapat mempermudah serta memperlancar arus lalu lintas barang (logistik) dari Medan ke Parapat, begitu pula sebaliknya,” jelas Koentjoro.

Sementara itu, Direktur Utama Hamawas Dindin Solakhuddin menerangkan bahwa dalam proses konstruksinya, Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat menerapkan sejumlah teknologi baru untuk mempercepat proses pelaksanaannya. “Teknologi baru yang diterapkan dalam pembangunan tol ini adalah aplikasi monitoring berbasis cloud sharing pada Building Information Modelling (BIM). Artinya, aplikasi ini dapat diakses melalui perangkat digital lintas platform (Android, Windows, iOS),” ujar Dindin.

Aplikasi BIM pada pembangunan Jalan Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat bermanfaat sebagai alat monitoring dan controlling pekerjaan pembangunan jalan tol. Perangkat yang terhubung dengan Cloud BIM jalan tol ini dapat melihat progres pembangunan baik secara makro maupun mikro (detail).

“Selain penggunaan teknologi terbaru, untuk mempercepat proses konstruksi di lapangan kami terus melakukan koordinasi dan asistensi dengan berbagai pihak sehingga pekerjaan di lapangan dapat selesai sesuai dengan target yang ditentukan, dan memiliki kualitas yang optimal dari segi pelayanan dan keamanan untuk nantinya digunakan oleh pengguna jalan saat telah dioperasikan,” tutup Dindin.

Keistimewaan lainnya dari Jalan Tol Kualatanjung – Tebingtinggi – Parapat ini adalah lokasinya yang terbilang strategis. Tidak seperti ruas JTTS lainnya yang hanya berada di salah satu koridor utama (backbone) atau pendukung (feeder), lokasi tol ini terbagi ke dalam dua koridor tersebut.

Pertama Ruas Tebingtinggi – Inderapura – Kualatanjung yang merupakan koridor konektivitas backbone JTTS dan kedua yakni Ruas Tebingtinggi – Parapat yang merupakan koridor konektivitas regional Sumatra Utara untuk menuju Danau Toba dan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan internasional strategis yang masuk ke dalam jalur maritim perdagangan dunia.

Sebagai informasi, jalan tol ini terdiri dari 6 (enam) seksi yakni seksi 1 Tebing Tinggi-Indrapura (20,4 KM), seksi 2 Indrapura-Kualatanjung (18,05 KM), seksi 3 Tebingtinggi-Serbelawan (30 KM), seksi 4 Serbelawan-Pematang Siantar (28 KM), seksi 5 Pematang Siantar-Seribudolok (22,3 KM) dan seksi 6 Seribudolok-Parapat (16,7 KM) serta terdapat Junction Tebing Tinggi sepanjang (7,9 KM).

Keberadaan tol ini diharapkan mampu menumbuhkan sentral-sentral ekonomi baru, khususnya di sekitar akses ruas jalan tol, memajukan UMKM yang berada di daerah sekitar, serta meningkatkan potensi pariwisata Danau Toba. (dtc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/