Laporan Penyelewengan Dana Kualanamu Banyak Masuk DPR
JAKARTA-Komisi V DPR menerima banyak laporan mengenai dugaan penyelewengan dana pembangunan bandara Kualanamu. Hanya saja, komisi yang membidangi masalah infrastruktur itu tidak mau ikut campur masalah penyelewengan calon bandara internasional termegah di Pulau Sumatera itu.
Ketua Komisi V DPR Yasti Soepredjo Mokoagow menjelaskan, pihaknya hanya punya kewenangan untuk mendorong agar proyek bandara Kualanamu bisa selesai sesuai target, yakni tahun depan “Banyak laporan miring yang masuk soal Kualanamu. Tapi itu domain BPK dan aparat penegak hukum yang lain. Yang kita kejar, Kualanamu harus selesai pada 2012,” terang Yasti kepada Sumut Pos di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (25/5).
Politisi perempuan dari Partai Golkar itu menyebutkan, laporan yang masuk ke komisi yang dipimpinnya antara lain dari LSM. Komisi V DPR, lanjutnya, sempat menanyakan masalah itu ke dirjen perhubungan udara kemenhub dalam forum rapat kerja. “Kami minta klarifikasi dan pemaparan dirjen katanya baik-baik saja,” terangnya.
Dalam waktu dekat, Komisi V DPR juga akan melakukan kunjungan kerja ke lokasi proyek Kualanamu. Kunjungan kerja ini guna melihat progres pembangunan, sudah sesuai atau belum pengalokasian anggarannya. “Kita harus memastikan bahwa anggaran digunakan dan ada progres di lapangan,” ujarnya.
Terkait dengan kondisi saat ini, dimana pengerjaan sisi udara (sektor publik) sudah mencapai 80,5 persen sedang progres sisi darat (sektor privat) baru 64 persen, Yasti mengatakan, pihaknya harus melihat langsung di lapangan.
Namun, lanjutnya, sejak awal pihaknya sudah memperkirakan pengerjaan sisi darat bakal molor. Ini terkait dengan kondisi tanah yang mudah turun. “Kalau kondisi tanah mudah turun, sebenarnya kan tak cocok (untuk bandara),” katanya. Dia menduga, studi kelayakan yang dilakukan sekitar 7-8 tahun silam, kurang cermat mengkaji kondisi tanah ini.
Karenanya, Yasti mengaku tidak kaget jika ada persoalan pengurukan runway (landasan pacu). Sebelumnya Kepala Satuan kerja (Satker) Bandara Kualanamu, Darpin Sinaga yang menjelaskan bahwa progres pengerjaan sisi udara (sektor publik) sudah mencapai 80,5 persen. Sedangkan progres sisi darat (sektor privat) baru 64 persen.
Darpin mengatakan, pihaknya mengalami kendala karena pasokan material berupa pasir untuk runway (landasan pacu) bermasalah sehingga proses pembangunan terhenti sejenak. Pasalnya, lokasi penambangan pasir ditutup Pemkab setempat. (sam)