JAKARTA – Upaya pemadaman ratusan titik api (hot spot) akibat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau mulai membuahkan hasil. Setelah mengoptimalkan operasi udara, hujan mulai mengguyur sejumlah kabupaten/kota di Riau.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, hari ini Wakil Gubernur Riau HR Mambang Mit telah memerintahkan Komandan Tanggap Darurat Brigjen TNI Teguh Rahardjo mengoptimalkan operasi darat dan udara.
“Karena kondisi hotspot yang makin meningkat, yang hari ini mencapai puncaknya 265 titik. Pak Wagub memerintahkan Komandan Tanggap Darurat mengoptimalkan operasi pemadaman titik api dengan darat dan udara. Hasilnya hujan sudah mulai mengguyur beberapa wilayah di Riau,” kata Sutopo, Selasa (25/6).
Kemarin pesawat Hercules sudah melakukan penyemaian awan sebanyak 1 sorti x 3 ton di atas daerah Bengkalis dan Utara Pekanbaru. Sedangkan 3 helikopter bolco melakukan water bombing sebanyak 9 sorti x 500 liter air di wilayah Tanah Putih, Ujung Tanjung, Rokan Hilir.
“Helikopter bolco terpaksa menginap di Koramil Ujung Tanjung karena hujan dan jarak pandang kurang baik,” jelasnya.
Di Kota Pekanbaru sendiri, lanjut Sutopo, sejak jam 17.00 WIB tadi juga sudah mulai turun hujan cukup deras dan dilaporkan juga beberapa daerah seperti Kampar, Pelalawan, Bengkalis dan lainnya juga sudah mulai hujan.
Untuk memaksimalkan pemadaman dalam beberapa hari ke depan, sore tadi sekitar pukul 16.00 WIB telah tiba tim bantuan pusat sebanyak 600 personel TNI di Lanud TNI AU Pekanbaru dan langsung dibriefing. Apel siaga dan pengiriman bantuan personil ke wilayah titik api akan dipimpin oleh Kepala BNPB, Syamsul Maarif, pada 26 Juni 2013 besok di Lanud AU Pekanbaru.
SBY Pimpin Apel Asap
Sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin langsung apel Satgas Penanggulangan Bencana Asap yang beranggotakan tim dari TNI, Polri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kemenkes, Kemenhut, Kemensos, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), di Markas Skuadron 17 Lanud Halim Perdanakusuma.
Dalam kesempatan tersebut, SBY sempat berdialog dengan ribuan anggota Satgas. Presiden RI keenam tersebut menanyakan kesiapan para anggota Satgas yang akan diterbangkan ke Riau tersebut. “Para prajurit TNI, Polri,dan anggota Satgas yang saya cintai. Kalian sudah tahu tugasnya apa?” tanya SBY. Dengan serempak, para anggota menjawab tugas mereka adalah memadamkan api.
Mendengar jawaban tersebut, SBY melanjutkan bahwa tugas mereka adlah mengatasi kebakaran dan asap yang terjadi di Kepulauan Riau.
SBY juga memastikan kesanggupan para anggota Satgas. “Sanggup melaksanakan? Kalau sanggup melaksanakan. Laksanakan dengan baik,”ujarnya.
Tidak sekadar mengecek kesiapan para anggota Satgas, SBY juga sempat memeriksa kondisi empat dari sembilan pesawat yang digunakan untuk memadamkan asap. Armada pesawat pemadam kebakaran tersebut antara lain sebuah pesawat CN-235, sebuah CN-295 dan tujuh Hercules C-130.
Sementara itu, Kepala BNPB Syamsul Maarif memaparkan, jumlah anggota satgas yang akan diterjunkan adalah 3049 personel. Pasukan tersebut diberangkatkan dalam dua gelombang, kemarin dan hari ini. “Sedangkan yang sudah existing di sana terdiri dari tentara, Kemenhut, Kemensos itu sudah 2300 personil. Tugasnya kita bagi-bagi, ada yang memadamkan api. Ada yang melakukan bakti sosial berupa kesehatan. Karena kita juga mendengar wilayah-wilayah yang terkena bencana asap mulai terjangkit penyakit, salah satunya ISPA,” jelasnya di Lanud Halim Perdanakusuma, kemarin.
Para anggota Satgas tersebut, lanjut Syamsul, akan diterjunkan di delapan kabupaten di Riau. Yakni, kabupaten Dumai, Bengkalis, Rokan Hilir, Rokan Hulu, Indra Giri hilir, Indra Gili Hulu dan Siak. Sementara terkait perkembangan hot spot, dia memaparkan hingga kemarin, dilaporkan berdasarkan satelit milik BMKG, terdapat 265 hot spot. Bukan ribuan seperti isu yang beredar.
“Ada yang bilang sekian ribu, sampai kompor pecel lele pun juga hot spot. Tidak (tidak benar). Itu ada analisisnya. Jadi mohon diberitakan, kita hanya pakai satu data yang bisa dipertanggung jawabkan keakuratannya. Dari situ (satelit) kita bisa melihat sampai tingkat kecamatan,”lanjutnya.
Terkait delapan perusahaan yang diduga terlibat dalam upaya pembakaran lahan, Kapolri Timur Pradopo berkilah bahwa hal tersebut masih menjadi domain BNPB. Namun, dia tidak membantah jika pihaknya juga melakukan penyelidikan.
“Jadi gini Dik, ini semua kan dikelola oleh BNPB ya. Nanti nunggu resminya dari BNPB. Tapi yang jelas kita sedang melakukan penyelidikan. Nanti akan disampaikan (hasilnya),”ujarnya.
Soal sanksi, Timur menuturkan hal tersebut akan dilakukan sesuai ketentuan. Namun untuk saat ini, pihaknya masih akan melakukan penyelidikan secara intensif. “Kita melihat misalnya kenapa ada api, dimana titiknya, masih terus seperti itu. Kita tunggu hasilnya nanti,”imbuhnya. (Ken)