30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Sinovac dan Pfizer Dikaji untuk Vaksinasi Anak

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membuka opsi penggunaan vaksin Sinovac dan Pfizer untuk vaksinasi Covid-19 kepada anak-anak. Budi mengatakan, pihaknya tengah mengkaji dua jenis vaksin tersebut.

VAKSINASI: Vaksinasi Covid-19-Ilustrasi. Di Sumut, vaksinasi nakes tertinggi di Medan, terendah di Pakpak Bharat.

Kajian itu juga menyusul banyaknya temuan pasien virus corona usia muda yang mengalami perburukan kondisi. Sementara ketentuan program vaksinasi nasional yang berjalan saat ini masih menyasar sebanyak 60-70 persen penduduk Indonesia atau sebanyak 181.554.465 warga usia di atas 18 tahun.

“Kita sedang mengkaji vaksin-vaksin mana yang sudah memiliki EUA (Izin Penggunaan Darurat) untuk usia muda. Yang sudah kita amati ada dua di list kita, satu Sinovac yang bisa umur 3-17 tahun dan satu lagi Pfizer yang bisa umur 12 sampai 17,” kata Budi dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (25/6).

Namun, Budi mengatakan, pihaknya sedang berdiskusi dengan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) terkait pemberian vaksin Covid-19 pada anak. Selain itun

pemerintah akan melihat bagaimana negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat melakukan vaksinasi pada anak.

“Di grup mana mereka memberikan vaksin, sehingga kita bisa mengeluarkan keputusan yang komprehensif berdasarkan data yang ada, data penggunaan di negara-negara lain, dan juga data ilmiah kesehatan emergency authorization yang sudah diberikan terhadap perusahaan vaksin tersebut,” ujarnya.

Lebih lanjut, Budi menambahkan, berdasarkan data global, kasus Covid-19 pada anak usia 18 tahun ke bawah menunjukkan 99 persen dapat disembuhkan, jika dibandingkan kelompok usia 18 tahun ke atas. “Memang datanya di seluruh dunia untuk usia di bawah 18 tahun itu 99 Persen itu sembuh dibandingkan dengan usia 18 tahun ke atas,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia PB (IDI) Daeng M Faqih mendorong vaksinasi Covid-19 untuk anak. Daeng mengatakan, menurut para pakar dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin Covid-19 sudah dirasa aman untuk anak. “Kami sudah meminta itu kepada pemerintah untuk segera melakukan vaksinasi kepada anak-anak harus segera dimulai,” kata Daeng dalam diskusi daring, Kamis (24/6).

Terkait rencana pembelajaran tatap muka (PTM), ia juga setuju bahwa perlu dilakukan vaksinasi Covid-19 untuk tenaga pendidikan dan anak. Selain itu, diperlukan untuk penerapan protokol kesehatan di sekolah seperti mengondisikan lingkungan sekolah itu steril. “Ya karena kandungan virus di suatu tempat ya, di ruangan ruangan tertentu,” ujar dia.

“Jadi syarat-syarat dari vaksinasi, protokol kesehatan, dan syarat sterilisasi lingkungan di sekolah itu secara umum harus dilakukan. Kemudian syarat zona yang boleh melakukan tatap muka itu harus kita juga tentukan,” ucap dia.

Bisakah Vaksin Pfizer untuk Anak?

Vaksin Covid-19 buatan Amerika Serikat, Pfizer, sebentar lagi akan tiba di Indonesia. Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, sebanyak 50 juta dosis vaksin Pfizer ini akan tiba di Indonesia pada Agustus mendatang. Rencananya, kedatangan vaksin Pfizer akan digunakan untuk akselerasi program vaksinasi nasional yang diberikan lima hingga 12 juta tahapan setiap bulannya.

Center for Disease Control and Prevention pun telah menyatakan bahwa vaksin Pfizer ini 100 persen efektif dalam melawan komplikasi yang disebabkan oleh virus corona. Sedangkan U.S. Food and Drug Administration, mengatakan 93,5 persen vaksin Pfizer sangat efektif untuk mencegah paparan virus corona. Selain dinilai sangat efektif, vaksin pfizer diketahui bisa diberikan untuk anak-anak. Benarkah demikian? Begini penjelasannya.

U.S. Food and Drug Administration saat ini telah menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 buatan Pfizer untuk diberikan pada anak usia 12–15 tahun. Hal ini membuat vaksin Pfizer menjadi satu-satunya vaksin pertama yang mendapat izin untuk diberikan kepada anak-anak.

Keputusan untuk memperluas rentang usia pemberian vaksin diambil FDA berdasarkan kajian data yang dikirim oleh perusahaan pembuat Pfizer. Uji klinis pada akhir Maret yang melibatkan 2.260 anak dan remaja menunjukkan bahwa vaksin ini memiliki efikasi 100 persen dan mampu ditoleransi dengan baik. Melansir dari Liputan 6, pemberian vaksin Pfizer untuk anak-anak Indonesia belum bisa dipastikan.

Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemberian vaksin Pfizer untuk anak-anak dapat terjawab jika uji klinis tahap ketiga selesai. Untuk memastikan keamanan vaksin Pfizer untuk anak, diperlukan rekomendasi dari organisasi kesehatan dunia (WHO), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI). Oleh sebab itu, yang terpenting saat ini adalah memberikan vaksinasi terhadap orangtuanya terlebih dahulu guna mencegah penularan Covid-19.

Cara Kerja Vaksin Pfizer

Cara kerja vaksin Pfizer menggunakan metode mRNA, yakni suatu teknik genetika khusus yang dibuat dengan memberikan suatu potongan protein spike yang biasa terletak di permukaan luar virus corona. Setelah vaksin disuntikkan, sistem kekebalan tubuh akan merespon dan menciptakan antibodi terhadap protein spike tersebut. Ketika orang yang sudah divaksin terpapar Covid-19, antibodi yang telah terbentuk mampu menyerang virus tersebut.

Lebih lanjut, mRNA tersebut merupakan kode genetik untai tunggal yang dapat diterjemahkan sel sebagai perintah untuk membuat protein baru. Pada vaksin Pfizer, mRNA bertugas menginstruksikan sel-sel di dalam tubuh untuk membuat antibodi yang spesifik terhadap protein spike virus. Ketika paparan yang sebenarnya terjadi, sistem kekebalan tubuh seseorang akan melihat dan mengenalinya sebagai penghuni asing dan bersiap menyerang agar tidak terjadi infeksi. Selain itu, vaksin Covid-19 buatan Pfizer juga mengandung bahan lemak yang disebut lipid, trometamin, trometamin hidroklorida, asam asetat, natrium asetat, dan sukrosa.

Sama seperti jenis vaksin lainnya, Pfizer juga dapat menimbulkan efek samping tertentu. Sejumlah efek samping yang banyak dilaporkan, meliputi nyeri di area suntikan, demam, sakit kepala, kelelahan, menggigil, nyeri otot dan nyeri sendi. Namun, efek samping tersebut umumnya dialami oleh individu yang telah menerima dosis kedua daripada dosis pertama.(bbs)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membuka opsi penggunaan vaksin Sinovac dan Pfizer untuk vaksinasi Covid-19 kepada anak-anak. Budi mengatakan, pihaknya tengah mengkaji dua jenis vaksin tersebut.

VAKSINASI: Vaksinasi Covid-19-Ilustrasi. Di Sumut, vaksinasi nakes tertinggi di Medan, terendah di Pakpak Bharat.

Kajian itu juga menyusul banyaknya temuan pasien virus corona usia muda yang mengalami perburukan kondisi. Sementara ketentuan program vaksinasi nasional yang berjalan saat ini masih menyasar sebanyak 60-70 persen penduduk Indonesia atau sebanyak 181.554.465 warga usia di atas 18 tahun.

“Kita sedang mengkaji vaksin-vaksin mana yang sudah memiliki EUA (Izin Penggunaan Darurat) untuk usia muda. Yang sudah kita amati ada dua di list kita, satu Sinovac yang bisa umur 3-17 tahun dan satu lagi Pfizer yang bisa umur 12 sampai 17,” kata Budi dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (25/6).

Namun, Budi mengatakan, pihaknya sedang berdiskusi dengan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) terkait pemberian vaksin Covid-19 pada anak. Selain itun

pemerintah akan melihat bagaimana negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat melakukan vaksinasi pada anak.

“Di grup mana mereka memberikan vaksin, sehingga kita bisa mengeluarkan keputusan yang komprehensif berdasarkan data yang ada, data penggunaan di negara-negara lain, dan juga data ilmiah kesehatan emergency authorization yang sudah diberikan terhadap perusahaan vaksin tersebut,” ujarnya.

Lebih lanjut, Budi menambahkan, berdasarkan data global, kasus Covid-19 pada anak usia 18 tahun ke bawah menunjukkan 99 persen dapat disembuhkan, jika dibandingkan kelompok usia 18 tahun ke atas. “Memang datanya di seluruh dunia untuk usia di bawah 18 tahun itu 99 Persen itu sembuh dibandingkan dengan usia 18 tahun ke atas,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia PB (IDI) Daeng M Faqih mendorong vaksinasi Covid-19 untuk anak. Daeng mengatakan, menurut para pakar dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin Covid-19 sudah dirasa aman untuk anak. “Kami sudah meminta itu kepada pemerintah untuk segera melakukan vaksinasi kepada anak-anak harus segera dimulai,” kata Daeng dalam diskusi daring, Kamis (24/6).

Terkait rencana pembelajaran tatap muka (PTM), ia juga setuju bahwa perlu dilakukan vaksinasi Covid-19 untuk tenaga pendidikan dan anak. Selain itu, diperlukan untuk penerapan protokol kesehatan di sekolah seperti mengondisikan lingkungan sekolah itu steril. “Ya karena kandungan virus di suatu tempat ya, di ruangan ruangan tertentu,” ujar dia.

“Jadi syarat-syarat dari vaksinasi, protokol kesehatan, dan syarat sterilisasi lingkungan di sekolah itu secara umum harus dilakukan. Kemudian syarat zona yang boleh melakukan tatap muka itu harus kita juga tentukan,” ucap dia.

Bisakah Vaksin Pfizer untuk Anak?

Vaksin Covid-19 buatan Amerika Serikat, Pfizer, sebentar lagi akan tiba di Indonesia. Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, sebanyak 50 juta dosis vaksin Pfizer ini akan tiba di Indonesia pada Agustus mendatang. Rencananya, kedatangan vaksin Pfizer akan digunakan untuk akselerasi program vaksinasi nasional yang diberikan lima hingga 12 juta tahapan setiap bulannya.

Center for Disease Control and Prevention pun telah menyatakan bahwa vaksin Pfizer ini 100 persen efektif dalam melawan komplikasi yang disebabkan oleh virus corona. Sedangkan U.S. Food and Drug Administration, mengatakan 93,5 persen vaksin Pfizer sangat efektif untuk mencegah paparan virus corona. Selain dinilai sangat efektif, vaksin pfizer diketahui bisa diberikan untuk anak-anak. Benarkah demikian? Begini penjelasannya.

U.S. Food and Drug Administration saat ini telah menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 buatan Pfizer untuk diberikan pada anak usia 12–15 tahun. Hal ini membuat vaksin Pfizer menjadi satu-satunya vaksin pertama yang mendapat izin untuk diberikan kepada anak-anak.

Keputusan untuk memperluas rentang usia pemberian vaksin diambil FDA berdasarkan kajian data yang dikirim oleh perusahaan pembuat Pfizer. Uji klinis pada akhir Maret yang melibatkan 2.260 anak dan remaja menunjukkan bahwa vaksin ini memiliki efikasi 100 persen dan mampu ditoleransi dengan baik. Melansir dari Liputan 6, pemberian vaksin Pfizer untuk anak-anak Indonesia belum bisa dipastikan.

Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemberian vaksin Pfizer untuk anak-anak dapat terjawab jika uji klinis tahap ketiga selesai. Untuk memastikan keamanan vaksin Pfizer untuk anak, diperlukan rekomendasi dari organisasi kesehatan dunia (WHO), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI). Oleh sebab itu, yang terpenting saat ini adalah memberikan vaksinasi terhadap orangtuanya terlebih dahulu guna mencegah penularan Covid-19.

Cara Kerja Vaksin Pfizer

Cara kerja vaksin Pfizer menggunakan metode mRNA, yakni suatu teknik genetika khusus yang dibuat dengan memberikan suatu potongan protein spike yang biasa terletak di permukaan luar virus corona. Setelah vaksin disuntikkan, sistem kekebalan tubuh akan merespon dan menciptakan antibodi terhadap protein spike tersebut. Ketika orang yang sudah divaksin terpapar Covid-19, antibodi yang telah terbentuk mampu menyerang virus tersebut.

Lebih lanjut, mRNA tersebut merupakan kode genetik untai tunggal yang dapat diterjemahkan sel sebagai perintah untuk membuat protein baru. Pada vaksin Pfizer, mRNA bertugas menginstruksikan sel-sel di dalam tubuh untuk membuat antibodi yang spesifik terhadap protein spike virus. Ketika paparan yang sebenarnya terjadi, sistem kekebalan tubuh seseorang akan melihat dan mengenalinya sebagai penghuni asing dan bersiap menyerang agar tidak terjadi infeksi. Selain itu, vaksin Covid-19 buatan Pfizer juga mengandung bahan lemak yang disebut lipid, trometamin, trometamin hidroklorida, asam asetat, natrium asetat, dan sukrosa.

Sama seperti jenis vaksin lainnya, Pfizer juga dapat menimbulkan efek samping tertentu. Sejumlah efek samping yang banyak dilaporkan, meliputi nyeri di area suntikan, demam, sakit kepala, kelelahan, menggigil, nyeri otot dan nyeri sendi. Namun, efek samping tersebut umumnya dialami oleh individu yang telah menerima dosis kedua daripada dosis pertama.(bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/