Medan Siaga 1, Wali Kota Kumpulkan Muspida Plus
SOLO-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengutuk keras aksi teror yang bersifat tanpa pandang bulu yang kembali terjadi di negeri ini. Presiden memastikan bahwa pelaku bom diri di Gereja Bethel Injil Semesta (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah, merupakan jaringan teroris yang pernah beraksi di masjid Mapolres Cirebon beberapa bulan lalu. Meski, kata Presiden, harus ada investigasi lebih menyeluruh dalam insiden tersebut. Makanya, kata dia, investigasi juga harus dilakukan ke internal pihak keamanan dan intelijen.
“(Ini) untuk memastikan para aparat keamanan dengan intelijen telah bekerja dan menjalankan tugasnya sebagaimana diharapkan,” ungkapnya, Minggu (25/9)
Pelaku teror bom diketahui sempat mengikuti rangkaian kebaktian di GBIS yang terletak di Jalan Abdul Rahman Hakim No 49 itu, hingga tuntas bersama jemaat lainnya.
Kadiv Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam memaparkan, saat kejadian, memang beberapa jemaat sudah ada yang keluar gereja dan kembali ke rumah begitu kebaktian selesai.
“Saat pelaku juga ikut keluar dan tepat di dekat pintu utama, pelaku meledakkan bom dan mengenai sisa jamaah yang masih di dalam (gereja),” papar Anton di kantornya, Jalan Trunojoyo, Jakarta.
Menurut saksi mata, tampak seperti bola api keluar dari salah satu barang bawaan pelaku yang mirip Alkitab. Kemudian asap hitam segera keluar mengepul di seluruh penjuru ruang gereja tersebut. Di sekitar pintu gereja berserakan benda keras. Diantaranya baut dan paku. Diduga baut dan paku berasal dari bom yang diledakkan pelaku.
Soal identitas seorang korban tewas pelaku diperkirakan berusia 30 tahun, mengenakan baju putih dan celana hitam. Ia berpakaian layaknya jemaat yang mengikuti kebaktian. “Belum diketahui pasti apakah pelaku merupakan jemaat dari gereja tersebut,” kata Anton lagi.
Jenazah tersangka pelaku langsung diterbangkan ke RS Polri, Jakarta.
Foto jasad yang diduga pelaku bom bunuh diri sudah menyebar ke sejumlah kalangan. Dalam gambar terlihat, bagian perut pria kurus itu hancur dengan usus terburai.
Sumber Jawa Pos (grup Sumut Pos) di lingkungan anti teror menyebutkan dari kemiripan wajah pelaku sangat dekat dengan Ahmad Yosepa Hayat, buronan kasus bom Cirebon. “Sekarang sedang kita cek DNA dari keluarganya di Sumedang,” kata perwira ini tadi malam.
Ahmad Yosepa Hayat alias Hayat adalah satu dari lima DPO kasus bom Mapolresta Cirebon yang belum tertangkap. Pria yang bernama lain Ahmad Abu daud alias Raharjo itu juga satu yang siap menjadi “pengantin” dalam aksi pengeboman.
Ahmad Yosepa memiliki ciri wajah yang hampir identik dengan pelaku bom di gereja Bethel Solo. “Tekstur wajahnya sama tapi kita tidak punya data gigi. Karena itu verifikasi dari DNA,” tambahnya.
Selain pelaku bom bunuh diri, seorang jemaat ikut tewas. Menko Polhukam Djoko Suyanto mengungkapkan, korban tewas kedua ini menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit. Hingga kemarin petang, jasad jemaat ini masih diidentifikasi. Selain itu, 17 jemaat terluka karena ledakan bom tersebut.
Keamanan Sumut Diperketat
Teror bom di GBIS Kepunton, Solo, langsung diantisipasi jajaran Kepolisian Daerah Sumatera Utara. Kebijakan itu segera dilakukan megingat beberapa gereja di provinsi ini pernah menjadi sasaran bom, Kabid Humas Polda Sumatera Utara Kombes Pol Raden Heru Prakoso mengatakan, suluruh jajaran Kepolisian Polda Sumatera Utara, Polres, Polsek-polsek melakukan pengetatan pengamanan rumah ibadah. “Ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang melakukan Ibadah,” ujarnya via telepon, Minggu (25/9).
Kapolres Medan Kombes Pol Tagam Sinaga juga mengintruksikan seluruh Polsek di wilayah hukum Polresta Medan lebih memperketat pengamanan. Atas intruksi tersebut, Kapolsek Medan Baru Kompol Doni Alexander mengatakan, pihaknya meningkatkan pengamanan rumah ibadah yang sebelumnya rutin dilakukan. “Kita memang secara rutin melakukan pengamanan rumah ibadah, kini pengamanan lebih diperketat, “ terang Doni.
Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, juga langsung menggelar pertemuan dengan Muspida plus di Rumah Dinas Jalan Sudirman Medan, tadi malam. Pertemuan membahas langkah antisipasi yang diperlukan untuk menjaga Kota Medan tetap kondusif.
“Heterogenitas adalah modal kita menghadapi masalah berbau SARA. Begitu pun tetap dibutuhkan langkah antisipasi sekaligus meningkatkan ketahanan masyarakat untuk menjaga Medan tetap kondusif,” ucap Rahudman Harahap didampingi Sekda Kota Medan Syaiful Bahri usai pertemuan.
Dirinya akan mengerahkan seluruh jajaran muspika hingga kepala lingkungan untuk memantau kondisi keamanan di daerahnya masing-masing. Sembari kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaannya terhadap hal-hal mencurigakan yang terlihat di sekitarnya. Untuk kemudian berkoordinasi dengan aparat terdekat.
Kapoltabes Medan Tagam Sinaga pun menyambut baik dengan menyiagakan personil di gereja-gereja yang menjadi prioritas keamanan. Yaitu gereja di seputaran Medan Barat dan Medan Baru yang memiliki jemaat cukup besar.
Sehubungan dengan peringatan Hari Tani, Senin (26/9) ini, Tagam pun menyatakan Kota Medan dalam keadaan siaga satu. “Ada dua titik prioritas pengamanan yang kita lakukan sehubungan dengan peledakan bom di gereja di Solo. Pertimbangannya, gereja di Medan Barat dan Medan Baru memiliki jemaat yang cukup besar. Hal yang biasa menjadi target pelaku bom bunuh diri,” beber Tagam didampingi Kabag Ops Polresta.
Begitu juga Dandim menginstruksikan seluruh jajarannya untuk lebih intensif turun ke jalan. Peledakan bom di gereja di Solo pada Minggu (25/9) pagi menyontak. Pemko Medan dan Muspika Plus langsung menggelar pertemuan untuk mengantisipasi kemungkinan peristiwa serupa di Kota Medan. (zul/wid/kyd/jpnn/mag-5/jul)