30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Virus Corona Meluas, Pakailah Masker!, Menyebar di 13 Negara, Korban Meninggal 56 Jiwa

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penyebaran virus novel coronavirus (nCov) atau virus corona di seluruh dunia sudah mencapai 2.000 laporan, menyebar di 13 negara. Angka itu mencakup yang positif maupun terduga. Tiongkok sebagai negara pertama terjangkit, mengalami kondisi paling parah. Hingga kemarin, jumlah korban meninggal mencapai 56 orang. Mengantisipasi penyebaran, Indonesia melakukan langkah siaga dengan mengaktifkan thermoscanner di pintu-pintu masuk. Warga diimbau pakai masker.

LAPORAN situasi terkini terkait kejadian luar biasa (KLB) virus corona, sebanyak 1.297 kasus berada di Tiongkok. Selain Tiongkok, beberapa negara yang melaporkan kasus virus korona yang terkonfirmasi adalah Thailand empat kasus, Jepang tiga kasus, Singapura tiga kasus, Korea Selatan dua kasus, Vietnam dua kasus, Amerika Serikat dua kasus, Australia empat kasus, Malaysia 3 kasus, Taiwan 3 kasus, Kanada dan Nepal masing-masing satu kasus. Prancis juga telah melaporkan tiga kasus pasien corona, dan menjadi negara pertama di Eropa yang kena.

Kasus penyakit tersebut melonjak sebanyak 474 kejadian berbanding hari sebelumnya. Dan jumlah kematian yang diakibatkan melonjak hampir dua kali lipat dari laporan per Jumat (24/1), sebanyak 25 orang meninggaln

Kasus di Tiongkok termasuk kasus penyakit di Hong Kong lima kasus dan Macau dua kasus. Kasus virus corona di Tiongkok terjadi di 20 provinsi, dan kabupaten-kota di luar Hong Kong, Macau, dan Taipei. Dari 1.287 kasus virus corona di Tiongkok, sebanyak 237 kasus dilaporkan mengalami gangguan kesehatan yang serius.

Sebanyak 21 orang dari 23 kasus virus corona yang terjadi di luar Tiongkok memiliki riwayat bepergian ke Kota Wuhan di Provinsi Hubei.

Satu kasus virus corona yang terjadi di Australia memiliki riwayat kontak langsung dengan orang yang positif terinfeksi virus corona di Wuhan saat berada di Tiongkok.

Sementara itu, satu orang yang positif virus corona di Vietnam tidak memiliki riwayat bepergian ke Tiongkok, tetapi tinggal bersama anggota keluarga yang terjangkit penyakit tersebut setelah berkunjung ke Wuhan. Kasus tersebut merujuk bahwa penyakit virus corona ini dapat menular dari manusia ke manusia.

WHO menyebut status risiko virus corona ini sangat berisiko tinggi untuk wilayah Tiongkok, berisiko tinggi untuk wilayah regional Asia, dan risiko sedang untuk skala global.

Di Tiongkok, , sebanyak 549 kasus berasal dari Provinsi Hubei. Sebanyak 85 kasus dinyatakan negatif dan pasien telah diizinkan meninggalkan ke rumah sakit.

Sementara itu, di Beijing terdapat 10 kasus baru, termasuk di antaranya tiga orang dokter yang baru kembali dari Wuhan. Sampai saat ini total ada 51 kasus di ibu kota Tiongkok tersebut.

Dari tiga dokter asal Beijing yang mengidap virus 2019-nCoV itu, dua di antaranya telah melakukan perjalanan ke Wuhan, sedangkan satunya lagi sempat duduk bersama dengan seorang pengidap dalam salah satu rapat di Wuhan.

Sementara itu, mulai Minggu, Dinas Lalu Lintas Jalan Raya Kota Beijing menutup semua akses kendaraan penumpang dan barang antarprovinsi.

Salah satu perusahaan bus antarprovinsi dari Bandar Udara Internasional Daxing, Beijing, telah menghentikan layanan ke luar provinsi sejak Sabtu (25/1).

Sejak Jumat (25/1) petugas kesehatan dibantu aparat kepolisian mendatangi setiap rumah atau apartemen di Beijing untuk memastikan tidak ada warga dari Wuhan atau baru saja bepergian dari Wuhan.

Sampai saat ini Distrik Dongcheng masih nihil dari kasus wabah virus yang ditularkan oleh ular dan kelelawar di Pasar Huanan, Wuhan, Provinsi Hubei itu. Jarak Beijing-Wuhan sekitar 1.500 kilometer.

Sebanyak 150 petugas medis dari Army Medical University diterbangkan dari Kota Chongqing menuju Wuhan untuk membantu penangangan wabah mematikan itu pada, Kamis (24/1), atau H-1 Tahun Baru Imlek di China.

Warga Jambi Diduga Terjangkit

Di Indonesia, seorang warga Jambi diduga terjangkit virus corona atau wabah pneunomia dan saat ini tengah dirawat di Rumah Sakit Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi. Sebelum sakit dan dirawat di rumah sakit, pasien tersebut ternyata bepergian ke Wuhan, China. Setelah pulang dia mengeluh batu dan pilek.

Pasien yang diduga terinfeksi virus corona itu dirujuk dari rumah sakit swasta ke RSUD Raden Mattaher Jambi pada Sabtu (25/1/2020) malam. Saat ini pasien tersebut tengah dirawat di lantai satu di Rumah Sakit Raden Mattaher, Jambi, dan dibatasi dari jangkaun pengunjung RSUD.

Di lokasi, tampak kamar perawatan pasien corona diberi pembatas berupa kain putih, yang diberi tulisan “Dilarang lewat selain petugas, Isolasi Virus Corona”. Pembatas itu kurang lebih berjarak 10 meter dari kamar pasien.

Wakil Direktur Pelayanan dan Keperawatan RSUD Raden Mattaher Jambi, dr Dewi Lestari mengatakan, pihaknya belum memastikan apakah warga Jambi itu terjangkit virus corona atau tidak. “Perlu pemeriksaan lebih lanjut,” ungkapnya.

Saat ini pihaknya juga telah menyiapkan ruang isolasi khusus untuk pasien terkena penyakit Wuhan Pneumonia. “Kita sudah siapkan ruang isolasi khusus untuk pasien diduga terkena penyakit Wuhan Pneumonia,” ujarnya.

Selain itu, petugas juga telah disiapkan untuk menerima pasien dengan alat perlindungan diri (APD) yang lengkap ,mulai dari helm, baju astronot, Masker N95, sarung tangan panjang, dan sepatu boat.

Ia menambahkan, penyebaran virus ini melalui udara. Dewi mengimbau masyarakat sementara waktu tidak berada di area ke rumah sakit jika di luar jam besuk. “Apalagi anak-anak dan juga orangtua karena sangat beresiko tertular wuhan pneumonia,” pungkasnya.

Pakailah Masker

Mengantisipasi penyebaran virus corona ke Indonesia khususnya Sumatera Utara, Dinas Kesehatan melakukan langkah antisipasi intens. Khususnya pascalibur Tahun Baru China atau Imlek. Kadis Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, sebelumnya mengatakan Sumut telah siap-siaga sesuai surat edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI.

Kesiapsiagaan itu didukung anggota Komisi B DPRD Sumut, Sugianto Makmur. Kepada Sumut Pos, Minggu (26/1), Makmur mengatakan, pemerintah khususnya Pemprov Sumut dan pemda di Sumut agar bekerja secara profesional. “Jangan sampai virus ini masuk ke tanah air khususnya Sumatera Utara,” katanya.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini menyatakan, pencegahan sudah dilakukan oleh Tiongkok berupa isolasi Kota Wuhan. Penduduknya tidak diizinkan keluar masuk. Untuk itu, pemerintah juga perlu melakukan langkah preventif mencegah virus tersebut masuk ke tanah air. Sebab Indonesia termasuk negara kunjungan turis dari Tiongkok.

“Semua pelabuhan udara internasional dan pelabuhan laut harus memberlakukan biosecurity check yang ketat. Selain itu fasilitas yang dibutuhkan untuk melakukan karantina, ruang observasi yang steril di setiap kota harus disiapkan,” ujarnya.

Selain itu, dibentuk dan dilatih tim-tim khusus untuk menangani kasus virus corona. “Jangan lagi terbentur dengan alasan anggaran. Nyawa lebih penting dari anggaran,” katanya.

Langkah antisipasi antara lain lewat screening Dinkes bersama petugas karantina di pintu-pintu masuk Sumut, seperti bandara dan pelabuhan internasional.

“Setiap orang dari luar negeri diperiksa kesehatannya (di-screening). Bilamana ada teridentifikasi, langsung diperiksa di RS Adam Malik,” imbuhnya.

Terpisah, Pengamat Kesehatan Sumut dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM USU) Destanul Aulia, meminta Indonesia bersiap-siap mengantisipasi penyebaran virus corona.

“Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), cuci tangan pakai sabun (CTPS), hingga kebiasaan menggunakan masker warga Indonesia perlu ditingkatkan. Kita khawatir virus ini bisa masuk ke Indonesia, karena kesiapsiagaan kita masih lemah,” katanya saat dihubungi wartawan, Minggu (26/1).

Sementara pemerintah diminta benar-benar melakukan screening atas virus ini. Karena bisa saja thermoscanner yang ada di bandara dapat dikelabui, sehingga terjadi kecolongan.

Destanul sendiri menduga, kasus virus corona ini bisa jadi berkaitan dengan bisnis farmasi. Ia bercermin dari kasus SARS beberapa tahun lalu, di mana China sebagai negara sumber penyebaran, dapat dengan cepat mampu membuat vaksinnya. Sehingga negara-negara lainnya bergantung kepadanya dalam hal pengobatan.

“Jangan-jangan da motif terselubung dari bisnis farmasi dunia. Seperti kasus SARS, membuat Indonesia terpaksa membeli obatnya dari luar negeri. Memang ini belum bisa dibuktikan secara pasti. Tapi hal itu bisa saja terjadi untuk kasus virus corona ini,” cetus dia.

6 Langkah Ini Perlu Dilakukan

Menanggapi kasus virus corono, anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay, meminta pemerintah melakukan sejumlah langkah. Pertama, mengawasi pintu-pintu masuk secara ketat.

“Jika ditemukan ada suspect tertular virus corona yang mau masuk Indonesia, perlu segera dikarantina dan dilakukan tindakan-tindakan yang diperlukan agar tidak meluas dan menginveksi yang lain,” ucap Saleh, Minggu (26/1).

Kedua, pemerintah diminta untuk melakukan sosialisasi terkait virus corona ini. Sosialisasi ditujukan agar masyarakat secara bersama-sama dapat menghindari agar tidak tertular.

Ketiga, pemerintah mengimbau masyarakat agar tidak panik. Jika ada anggota keluarganya yang sakit dan diduga tertular virus ini, diminta untuk segera dibawa ke rumah sakit dan pusat-pusat kesehatan lainnya.

Keempat, pemerintah harus menyiapkan rumah-rumah sakit khusus yang dapat menangani virus corona dan keberadaan RS itu perlu diumumkan ke publik. Dengan begitu mereka bisa langsung membawa suspect atau orang yang diduga tertular virus corona ke rumah-rumah sakit tersebut.

Kelima, menurut wakil rakyat dari Sumatera Utara ini, , pemerintah terus memantau keberadaan WNI yang sedang berada di luar negeri. Terutama mereka yang berada di negara di mana virus ini sudah menyebar.

Terakhir, pemerintah Indonesia dapat bekerjasama dengan pemerintah China untuk memantau pergerakan lalu lintas barang dan orang dari dan ke Negeri Tirai Bambu tersebut.

Kerja sama seperti ini diperlukan agar virus tersebut tidak dengan mudah menyebar ke luar daratan Tiongkok.

“Sebagai anggota komunitas global, pemerintah China tentu senang bekerjasama dengan pihak mana pun sebagai wujud dari tanggung jawab kemanusiaan,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, virus corona mulai mewabah di Wuhan, Cina, pada Desember lalu. Para pejabat negara mengatakan virus corona mungkin berasal dari hewan liar yang dijual di Pasar Makanan Laut Huanan (Huanan Seafood Market) yang terletak di pusat kota Wuhan.

Gejala dini manusia terjangkit virus corona diantaranya, bersin, pilek, kelelahan, batuk dalam kasus yang jarang terjadi, demam, sakit tenggorokan, memperburuk asma. (prn/dris/ant/kps/jpnn)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penyebaran virus novel coronavirus (nCov) atau virus corona di seluruh dunia sudah mencapai 2.000 laporan, menyebar di 13 negara. Angka itu mencakup yang positif maupun terduga. Tiongkok sebagai negara pertama terjangkit, mengalami kondisi paling parah. Hingga kemarin, jumlah korban meninggal mencapai 56 orang. Mengantisipasi penyebaran, Indonesia melakukan langkah siaga dengan mengaktifkan thermoscanner di pintu-pintu masuk. Warga diimbau pakai masker.

LAPORAN situasi terkini terkait kejadian luar biasa (KLB) virus corona, sebanyak 1.297 kasus berada di Tiongkok. Selain Tiongkok, beberapa negara yang melaporkan kasus virus korona yang terkonfirmasi adalah Thailand empat kasus, Jepang tiga kasus, Singapura tiga kasus, Korea Selatan dua kasus, Vietnam dua kasus, Amerika Serikat dua kasus, Australia empat kasus, Malaysia 3 kasus, Taiwan 3 kasus, Kanada dan Nepal masing-masing satu kasus. Prancis juga telah melaporkan tiga kasus pasien corona, dan menjadi negara pertama di Eropa yang kena.

Kasus penyakit tersebut melonjak sebanyak 474 kejadian berbanding hari sebelumnya. Dan jumlah kematian yang diakibatkan melonjak hampir dua kali lipat dari laporan per Jumat (24/1), sebanyak 25 orang meninggaln

Kasus di Tiongkok termasuk kasus penyakit di Hong Kong lima kasus dan Macau dua kasus. Kasus virus corona di Tiongkok terjadi di 20 provinsi, dan kabupaten-kota di luar Hong Kong, Macau, dan Taipei. Dari 1.287 kasus virus corona di Tiongkok, sebanyak 237 kasus dilaporkan mengalami gangguan kesehatan yang serius.

Sebanyak 21 orang dari 23 kasus virus corona yang terjadi di luar Tiongkok memiliki riwayat bepergian ke Kota Wuhan di Provinsi Hubei.

Satu kasus virus corona yang terjadi di Australia memiliki riwayat kontak langsung dengan orang yang positif terinfeksi virus corona di Wuhan saat berada di Tiongkok.

Sementara itu, satu orang yang positif virus corona di Vietnam tidak memiliki riwayat bepergian ke Tiongkok, tetapi tinggal bersama anggota keluarga yang terjangkit penyakit tersebut setelah berkunjung ke Wuhan. Kasus tersebut merujuk bahwa penyakit virus corona ini dapat menular dari manusia ke manusia.

WHO menyebut status risiko virus corona ini sangat berisiko tinggi untuk wilayah Tiongkok, berisiko tinggi untuk wilayah regional Asia, dan risiko sedang untuk skala global.

Di Tiongkok, , sebanyak 549 kasus berasal dari Provinsi Hubei. Sebanyak 85 kasus dinyatakan negatif dan pasien telah diizinkan meninggalkan ke rumah sakit.

Sementara itu, di Beijing terdapat 10 kasus baru, termasuk di antaranya tiga orang dokter yang baru kembali dari Wuhan. Sampai saat ini total ada 51 kasus di ibu kota Tiongkok tersebut.

Dari tiga dokter asal Beijing yang mengidap virus 2019-nCoV itu, dua di antaranya telah melakukan perjalanan ke Wuhan, sedangkan satunya lagi sempat duduk bersama dengan seorang pengidap dalam salah satu rapat di Wuhan.

Sementara itu, mulai Minggu, Dinas Lalu Lintas Jalan Raya Kota Beijing menutup semua akses kendaraan penumpang dan barang antarprovinsi.

Salah satu perusahaan bus antarprovinsi dari Bandar Udara Internasional Daxing, Beijing, telah menghentikan layanan ke luar provinsi sejak Sabtu (25/1).

Sejak Jumat (25/1) petugas kesehatan dibantu aparat kepolisian mendatangi setiap rumah atau apartemen di Beijing untuk memastikan tidak ada warga dari Wuhan atau baru saja bepergian dari Wuhan.

Sampai saat ini Distrik Dongcheng masih nihil dari kasus wabah virus yang ditularkan oleh ular dan kelelawar di Pasar Huanan, Wuhan, Provinsi Hubei itu. Jarak Beijing-Wuhan sekitar 1.500 kilometer.

Sebanyak 150 petugas medis dari Army Medical University diterbangkan dari Kota Chongqing menuju Wuhan untuk membantu penangangan wabah mematikan itu pada, Kamis (24/1), atau H-1 Tahun Baru Imlek di China.

Warga Jambi Diduga Terjangkit

Di Indonesia, seorang warga Jambi diduga terjangkit virus corona atau wabah pneunomia dan saat ini tengah dirawat di Rumah Sakit Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi. Sebelum sakit dan dirawat di rumah sakit, pasien tersebut ternyata bepergian ke Wuhan, China. Setelah pulang dia mengeluh batu dan pilek.

Pasien yang diduga terinfeksi virus corona itu dirujuk dari rumah sakit swasta ke RSUD Raden Mattaher Jambi pada Sabtu (25/1/2020) malam. Saat ini pasien tersebut tengah dirawat di lantai satu di Rumah Sakit Raden Mattaher, Jambi, dan dibatasi dari jangkaun pengunjung RSUD.

Di lokasi, tampak kamar perawatan pasien corona diberi pembatas berupa kain putih, yang diberi tulisan “Dilarang lewat selain petugas, Isolasi Virus Corona”. Pembatas itu kurang lebih berjarak 10 meter dari kamar pasien.

Wakil Direktur Pelayanan dan Keperawatan RSUD Raden Mattaher Jambi, dr Dewi Lestari mengatakan, pihaknya belum memastikan apakah warga Jambi itu terjangkit virus corona atau tidak. “Perlu pemeriksaan lebih lanjut,” ungkapnya.

Saat ini pihaknya juga telah menyiapkan ruang isolasi khusus untuk pasien terkena penyakit Wuhan Pneumonia. “Kita sudah siapkan ruang isolasi khusus untuk pasien diduga terkena penyakit Wuhan Pneumonia,” ujarnya.

Selain itu, petugas juga telah disiapkan untuk menerima pasien dengan alat perlindungan diri (APD) yang lengkap ,mulai dari helm, baju astronot, Masker N95, sarung tangan panjang, dan sepatu boat.

Ia menambahkan, penyebaran virus ini melalui udara. Dewi mengimbau masyarakat sementara waktu tidak berada di area ke rumah sakit jika di luar jam besuk. “Apalagi anak-anak dan juga orangtua karena sangat beresiko tertular wuhan pneumonia,” pungkasnya.

Pakailah Masker

Mengantisipasi penyebaran virus corona ke Indonesia khususnya Sumatera Utara, Dinas Kesehatan melakukan langkah antisipasi intens. Khususnya pascalibur Tahun Baru China atau Imlek. Kadis Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, sebelumnya mengatakan Sumut telah siap-siaga sesuai surat edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI.

Kesiapsiagaan itu didukung anggota Komisi B DPRD Sumut, Sugianto Makmur. Kepada Sumut Pos, Minggu (26/1), Makmur mengatakan, pemerintah khususnya Pemprov Sumut dan pemda di Sumut agar bekerja secara profesional. “Jangan sampai virus ini masuk ke tanah air khususnya Sumatera Utara,” katanya.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini menyatakan, pencegahan sudah dilakukan oleh Tiongkok berupa isolasi Kota Wuhan. Penduduknya tidak diizinkan keluar masuk. Untuk itu, pemerintah juga perlu melakukan langkah preventif mencegah virus tersebut masuk ke tanah air. Sebab Indonesia termasuk negara kunjungan turis dari Tiongkok.

“Semua pelabuhan udara internasional dan pelabuhan laut harus memberlakukan biosecurity check yang ketat. Selain itu fasilitas yang dibutuhkan untuk melakukan karantina, ruang observasi yang steril di setiap kota harus disiapkan,” ujarnya.

Selain itu, dibentuk dan dilatih tim-tim khusus untuk menangani kasus virus corona. “Jangan lagi terbentur dengan alasan anggaran. Nyawa lebih penting dari anggaran,” katanya.

Langkah antisipasi antara lain lewat screening Dinkes bersama petugas karantina di pintu-pintu masuk Sumut, seperti bandara dan pelabuhan internasional.

“Setiap orang dari luar negeri diperiksa kesehatannya (di-screening). Bilamana ada teridentifikasi, langsung diperiksa di RS Adam Malik,” imbuhnya.

Terpisah, Pengamat Kesehatan Sumut dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM USU) Destanul Aulia, meminta Indonesia bersiap-siap mengantisipasi penyebaran virus corona.

“Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), cuci tangan pakai sabun (CTPS), hingga kebiasaan menggunakan masker warga Indonesia perlu ditingkatkan. Kita khawatir virus ini bisa masuk ke Indonesia, karena kesiapsiagaan kita masih lemah,” katanya saat dihubungi wartawan, Minggu (26/1).

Sementara pemerintah diminta benar-benar melakukan screening atas virus ini. Karena bisa saja thermoscanner yang ada di bandara dapat dikelabui, sehingga terjadi kecolongan.

Destanul sendiri menduga, kasus virus corona ini bisa jadi berkaitan dengan bisnis farmasi. Ia bercermin dari kasus SARS beberapa tahun lalu, di mana China sebagai negara sumber penyebaran, dapat dengan cepat mampu membuat vaksinnya. Sehingga negara-negara lainnya bergantung kepadanya dalam hal pengobatan.

“Jangan-jangan da motif terselubung dari bisnis farmasi dunia. Seperti kasus SARS, membuat Indonesia terpaksa membeli obatnya dari luar negeri. Memang ini belum bisa dibuktikan secara pasti. Tapi hal itu bisa saja terjadi untuk kasus virus corona ini,” cetus dia.

6 Langkah Ini Perlu Dilakukan

Menanggapi kasus virus corono, anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay, meminta pemerintah melakukan sejumlah langkah. Pertama, mengawasi pintu-pintu masuk secara ketat.

“Jika ditemukan ada suspect tertular virus corona yang mau masuk Indonesia, perlu segera dikarantina dan dilakukan tindakan-tindakan yang diperlukan agar tidak meluas dan menginveksi yang lain,” ucap Saleh, Minggu (26/1).

Kedua, pemerintah diminta untuk melakukan sosialisasi terkait virus corona ini. Sosialisasi ditujukan agar masyarakat secara bersama-sama dapat menghindari agar tidak tertular.

Ketiga, pemerintah mengimbau masyarakat agar tidak panik. Jika ada anggota keluarganya yang sakit dan diduga tertular virus ini, diminta untuk segera dibawa ke rumah sakit dan pusat-pusat kesehatan lainnya.

Keempat, pemerintah harus menyiapkan rumah-rumah sakit khusus yang dapat menangani virus corona dan keberadaan RS itu perlu diumumkan ke publik. Dengan begitu mereka bisa langsung membawa suspect atau orang yang diduga tertular virus corona ke rumah-rumah sakit tersebut.

Kelima, menurut wakil rakyat dari Sumatera Utara ini, , pemerintah terus memantau keberadaan WNI yang sedang berada di luar negeri. Terutama mereka yang berada di negara di mana virus ini sudah menyebar.

Terakhir, pemerintah Indonesia dapat bekerjasama dengan pemerintah China untuk memantau pergerakan lalu lintas barang dan orang dari dan ke Negeri Tirai Bambu tersebut.

Kerja sama seperti ini diperlukan agar virus tersebut tidak dengan mudah menyebar ke luar daratan Tiongkok.

“Sebagai anggota komunitas global, pemerintah China tentu senang bekerjasama dengan pihak mana pun sebagai wujud dari tanggung jawab kemanusiaan,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, virus corona mulai mewabah di Wuhan, Cina, pada Desember lalu. Para pejabat negara mengatakan virus corona mungkin berasal dari hewan liar yang dijual di Pasar Makanan Laut Huanan (Huanan Seafood Market) yang terletak di pusat kota Wuhan.

Gejala dini manusia terjangkit virus corona diantaranya, bersin, pilek, kelelahan, batuk dalam kasus yang jarang terjadi, demam, sakit tenggorokan, memperburuk asma. (prn/dris/ant/kps/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/