JAKARTA, SUMUTPOS.CO- DPP Partai Golkar pimpinan Agung Laksono mulai melakukan langkah-langkah tegas menyikapi sisa-sisa perlawanan kubu Aburizal Bakrie. Khusus terhadap para anggota Fraksi Golkar di DPR yang masih membangkang ancaman Pergantian Antar waktu (PAW) sudah mulai ditebar.
Sasaran PAW pertama kali diarahkan kepada sekitar 11 anggota Fraksi Golkar di DPR yang belum berubah sikap, yakni ikut meneken usulan hak angket yang ditujukan kepada Menkumham Yasonna Laoly terkait keputusannya mengesahkan kepengurusan kubu Agung.
Semula ada 66 anggota Fraksi Golkar yang ikut meneken, namun menurut Ketua DPP Golkar yang juga merangkap juru bicara kubu Agung, sebanyak 55 sudah mencabut dukungannya atas usulan hak angket itu.
“Keputusan DPP adalah menolak hak angket. Kalau masih ada anggota yang ngotot, maka harus siap-siap di-PAW. Ini organisasi, bukan gerombolan,” ujar Leo dalam keterangan resminya di DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, kemarin (26/3).
Kapan batas waktu bagi 11 anggota Fraksi Golkar yang belum berubah sikap itu untuk mencabut dukungan hak angket Leo mengatakan, sejalan dengan keluarnya peringatan ini, pihaknya akan memanggil satu per satu.
“Kita panggil pribadi-pribadi yang sebelas orang itu. Kalau tetap ngotot, ya mekanisme partai akan berjalan (dilakukan PAW, red),” kata Leo, yang juga Plt Ketua DPD I Golkar Sumut itu.
Khusus terhadap Sumut, Leo mengatakan, saat ini pihaknya sebagai Plt Ketua DPD Sumut sekaligus Korwil Golkar Sumut, sedang dalam proses memilih nama-nama kader yang akan ditunjuk sebagai plt ketua DPD tingkat II di 33 kabupaten/kota. “Pengurus dari 33 kabupaten/kota sebagian besar sudah lapor ke saya,” klaim Leo.
Mekanisme dan kriteria apa yang dipakai untuk menunjuk kader sebagai Plt ketua DPD tingkat II? Leo menjawab, sebagai politikus yang sudah 38 tahun berkiprah di Golkar, dirinya sudah tahu persis kader-kader di tingkat kabupaten/kota.
“Kita akan segera keluarkan keputusan. Ada yang lanjut, ada yang tidak lanjut karena 33 itu hampir semuanya sudah habis masa kepengurusannya,” kata Leo.
Sementara itu, terkait pernyataan Sekretaris DPD Golkar Kota Tebingtinggi Darmawan Alexander Hasibuan yang mengatakan mengacu hasil Munas Golkar 2009 di Pekanbaru -yang berarti masih mengakui kubu Ical-Leo enggan menanggapi.
Leo lebih tertarik dengan pernyataan Darmawan yang menyebut Golkar Tebingtinggi masih menunggu arahan dan tergantung DPD I Sumut. Dengan nada menyindir, Leo menyebut omongan Darmawan itu benar. “DPD I itu ya saya (sebagai Plt Ketua DPD Golkar Sumut, red). Jadi dia menunggu arahan saya. Sudah betul itu, dia sudah paham organisasi,” pungkas Leo. (sam/rbb)