32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

IDI Sebut Pasien Covid-19 Bisa Sembuh Dua Minggu asal Jaga Imunitas

PASIEN SEMBUH: Tiga pasien positif COVID-19 yang sembuh beberapa waktu lalu. IDI menyebut, pasien corona bisa sembuh asal jaga imunitas.
PASIEN SEMBUH: Tiga pasien positif COVID-19 yang sembuh beberapa waktu lalu. IDI menyebut, pasien corona bisa sembuh asal jaga imunitas.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengatakan, penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona dapat sembuh dalam dua pekan. Hal itu dimungkinkan sepanjang pengidap penyakit tersebut dapat menjaga imunitas tubuhnya dengan baik.

“Karena virus itu dalam jangka waktu tertentu dia akan mati. Dua minggu,” kata Daeng, Kamis (26/3). “Makanya, dia disuruh dua minggu (self isolation). Karena semua virus itu self limiting disease. Dua minggu clear dia,” ujar dia.

Menurut Daeng, salah satu penyebab banyaknya kasus orang meninggal dunia akibat virus tersebut lantaran imunitas pengidap penyakit tersebut rendah. Sementara, bagi mereka yang sejak awal sehat dan memiliki imunitas yang bagus, virus itu akan hilang dalam jangka waktu tertentu.

“Kalau yang sehat, imunitas bagus, bergejala ringan, yang penting dia diawasi supaya tidak menularkan dan menjaga imunitasnya,” ujarnya. Lantas bagaimana cara meningkatkan imunitas? Istirahat yang cukup dinilai menjadi kunci utama kesembuhan pasien Covid-19.

Di samping itu, pemberian obat dan vitamin, serta asupan makanan bergizi untuk menjaga imunitasnya. “Sebenarnya, apa yang dilakukan selama ini itu sudah, cuma yang tidak tertib itu kan masyarakat yang tidak tahu,” ucap Daeng.

Menurut Daeng, salah satu faktor cepatnya penyebaran virus corona di masyarakat adalah ketidaktahuan masyarakat bahwa dirinya telah positif terjangkit. Hal itu disebabkan karena kondisi fisik mereka yang cukup baik dan tidak menunjukkan gejala sakit. Sehingga, mereka merasa dalam kondisi tubuh yang sehat.

“Dia merasa tidak sakit kan, dia jalan kemana-mana, lalu dia menularkan. Makanya, dia harus ada yang mengawasi supaya tidak menularkan kemana-mana,” kata dia.

Kebijakan physical distancing yang kini terus digencarkan pemerintah, sebenarnya cukup efektif untuk memutus penyebaran virus tersebut. Namun, dengan catatan masyarakat dapat mematuhi kebijakan tersebut sebaik mungkin. Seperti, misalnya, menjaga jarak dan meminimalisir pertemuan orang dalam jumlah yang besar. “Jadi yang paling efektif itu ayo kita tinggal di rumah dulu,” kata dia. (kps)

PASIEN SEMBUH: Tiga pasien positif COVID-19 yang sembuh beberapa waktu lalu. IDI menyebut, pasien corona bisa sembuh asal jaga imunitas.
PASIEN SEMBUH: Tiga pasien positif COVID-19 yang sembuh beberapa waktu lalu. IDI menyebut, pasien corona bisa sembuh asal jaga imunitas.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengatakan, penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona dapat sembuh dalam dua pekan. Hal itu dimungkinkan sepanjang pengidap penyakit tersebut dapat menjaga imunitas tubuhnya dengan baik.

“Karena virus itu dalam jangka waktu tertentu dia akan mati. Dua minggu,” kata Daeng, Kamis (26/3). “Makanya, dia disuruh dua minggu (self isolation). Karena semua virus itu self limiting disease. Dua minggu clear dia,” ujar dia.

Menurut Daeng, salah satu penyebab banyaknya kasus orang meninggal dunia akibat virus tersebut lantaran imunitas pengidap penyakit tersebut rendah. Sementara, bagi mereka yang sejak awal sehat dan memiliki imunitas yang bagus, virus itu akan hilang dalam jangka waktu tertentu.

“Kalau yang sehat, imunitas bagus, bergejala ringan, yang penting dia diawasi supaya tidak menularkan dan menjaga imunitasnya,” ujarnya. Lantas bagaimana cara meningkatkan imunitas? Istirahat yang cukup dinilai menjadi kunci utama kesembuhan pasien Covid-19.

Di samping itu, pemberian obat dan vitamin, serta asupan makanan bergizi untuk menjaga imunitasnya. “Sebenarnya, apa yang dilakukan selama ini itu sudah, cuma yang tidak tertib itu kan masyarakat yang tidak tahu,” ucap Daeng.

Menurut Daeng, salah satu faktor cepatnya penyebaran virus corona di masyarakat adalah ketidaktahuan masyarakat bahwa dirinya telah positif terjangkit. Hal itu disebabkan karena kondisi fisik mereka yang cukup baik dan tidak menunjukkan gejala sakit. Sehingga, mereka merasa dalam kondisi tubuh yang sehat.

“Dia merasa tidak sakit kan, dia jalan kemana-mana, lalu dia menularkan. Makanya, dia harus ada yang mengawasi supaya tidak menularkan kemana-mana,” kata dia.

Kebijakan physical distancing yang kini terus digencarkan pemerintah, sebenarnya cukup efektif untuk memutus penyebaran virus tersebut. Namun, dengan catatan masyarakat dapat mematuhi kebijakan tersebut sebaik mungkin. Seperti, misalnya, menjaga jarak dan meminimalisir pertemuan orang dalam jumlah yang besar. “Jadi yang paling efektif itu ayo kita tinggal di rumah dulu,” kata dia. (kps)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/