26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Asrama Brimob Sengaja Diserang untuk Rebut Senjata

RUSUH:
Sejumlah anak-anak di bawah umur ada pada kerusuhan di Jakarta, 22 Mei 2019.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Polri mengungkap tujuan dari serangan massa perusuh di sekitar Jalan KS Tubun, Petamburan, Jakarta Pusat terhadap Asrama Brimob.

Dari pemeriksaan disebutkan massa menyerang untuk merebut senjata di asrama tersebut.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, serangan dilakukan ketika sebagian besar anggota Brimob sedang bersiaga di Bawaslu.

“Salah satu sasarannya adalah menyerbu Asrama Mako Brimob kenapa? Untuk merebut senjata,” ujar Dedi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (27/5).

Untungnya, dengan kesigapan yang dilakukan anggota Polri, niat para perusuh bisa digagalkan dan tak ada satu pun senjata yang direbut.

“Dengan kekuatan 50 orang personel. Dari Slipi maupun Tanah Abang (perusuh) secara masif (menyerang) menggunakan batu, molotov,” ujarnya.

Dedi menegaskan, meski anggota di lapangan sempat terdesak, mereka sama sekali tidak menggunakan peluru tajam ketika mengurai massa.

“Sesuai yang sudah saya sampaikan berulang kali, seluruh anggota Polri dan TNI yang laksanakan pengamanan langsung terhadap para pendemo tidak dilengkapi senjata api dan peluru tajam,” tandas Dedi. (cuy/jpnn)

RUSUH:
Sejumlah anak-anak di bawah umur ada pada kerusuhan di Jakarta, 22 Mei 2019.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Polri mengungkap tujuan dari serangan massa perusuh di sekitar Jalan KS Tubun, Petamburan, Jakarta Pusat terhadap Asrama Brimob.

Dari pemeriksaan disebutkan massa menyerang untuk merebut senjata di asrama tersebut.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, serangan dilakukan ketika sebagian besar anggota Brimob sedang bersiaga di Bawaslu.

“Salah satu sasarannya adalah menyerbu Asrama Mako Brimob kenapa? Untuk merebut senjata,” ujar Dedi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (27/5).

Untungnya, dengan kesigapan yang dilakukan anggota Polri, niat para perusuh bisa digagalkan dan tak ada satu pun senjata yang direbut.

“Dengan kekuatan 50 orang personel. Dari Slipi maupun Tanah Abang (perusuh) secara masif (menyerang) menggunakan batu, molotov,” ujarnya.

Dedi menegaskan, meski anggota di lapangan sempat terdesak, mereka sama sekali tidak menggunakan peluru tajam ketika mengurai massa.

“Sesuai yang sudah saya sampaikan berulang kali, seluruh anggota Polri dan TNI yang laksanakan pengamanan langsung terhadap para pendemo tidak dilengkapi senjata api dan peluru tajam,” tandas Dedi. (cuy/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/