JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ada 8.047 pos kesehatan yang disiapkan di seluruh jalur mudik di Indonesia menghadapi Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah. Itu sudah termasuk Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
“KITA siap (melayani) di pos-pos kesehatan,” kata Menteri Kesehatan Nila F Moeloek di sela gelar pasukan menghadapi persiapan angkutan Lebaran 2019 di kawasan Stasiun Gambir, Jalan Medan Merdeka Timur, Gambir Jakarta Pusat, Minggu (26/5).
Posko kesehatan tersebut juga didirikan di terminal bus, pelabuhan dan bandar udara. Petugas medis akan disiagakan 24 jam selama musim arus mudik dan balik.
Nila Moeloek meminta pemudik terutama pengemudi pengangkut pemudik, agar tidak mengabaikan soal kesehatan.
Dia mengimbau pengemudi bus atau minibus supaya mengecek kesehatannya sebelum mengoperasikan angkutannya. Selain itu, jauhkan diri dari obat-obatan terlarang.
“Pengemudi ini kami minta betul akan cek kesehatannya, tentu tidak memakai obat-obatan apalagi obatan yang bisa membuat ngantuk dan obat-obatan yang terlarang,” katanya. Nila juga meminta pengemudi menghitung batas kesiapan tubuh. Artinya, tidak memaksa berkendara jika kondisi badan tak memungkinkan.
“Kami anjurkan untuk setiap empat jam melakukan istirahat dan kita menyediakan pos-pos kesehatan di daerah-daerah rest area dan juga posko kesehatan dan peristirahatan di Puskesmas dan rumah sakit. Kami tetap terbuka selama 24 jam,” bebernya. Kondisi badan pengemudi yang prima, menurutnya, salah satu faktor keselamatan dan kenyamanan bagi penumpang.
“Untuk para penumpang kami meminta betul untuk hati-hati. Misalnya untuk makanan, kita juga akan cek bagaimana kesehatan makanan ini aman dan untuk pemudik ini,” jelasnya.
Sementara, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mewajibkan seluruh Angkutan Antar Provinsi (AKP) memprioritaskan keselamatan dan kenyamanan. Terutama untuk pengecekan yang lebih detail antara bus Premium dan yang antar kota.
“Kita memang harus melakukan antisipasi dengan suatu kegiatan-kegiatan yang lebih detail. Karena ada disparitas antara mereka-mereka yang bus premium dengan mereka-mereka yang antar kota,” ujar Menhub Budi Karya di tempat yang sama.
Budi mengatakan, pihaknya telah membiarkan mekanisme pasar untuk bus premium. Akan tetapi, untuk yang antar kota perlu koordinasi yang lebih jauh.
Budi juga meminta kepada para pemudik, agar senantiasa selalu melakukan ramcheck kendaraan. Hal ini tidak boleh diabaikan.
“Yang paling basic adalah ramcheck, nah itu yang kita akan laksanakan mengenai level of service dengan adanya jalan tol,” ungkapnya. “Oleh karenanya kami membuat posko-posko di beberapa tempat untuk memberikan dukungan kepada angkutan antar provinsi ini,” pungkasnya.(bbs/okz/ala)