29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Cegah Cacar Monyet Meluas, IDI Siapkan Rekomendasi Vaksinasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Berbagai kalangan berharap kasus monkeypox atau cacar monyet tidak meluas. Termasuk dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Mereka tengah menyusun rekomendasi pelaksanaan vaksinasi cacar monyet di Indonesia.

Ketua Satgas Monkeypox PB IDI Hanny Nilasari menjelaskan, rekomendasi itu sedang digodok dalam diskusi konsolidasi.

Divisi tata laksana satgas monkeypox-lah yang diberi tugas untuk mengerjakan itu. “Ada dua mekanisme untuk pemberian vaksin cacar monyet,” katanya dalam diskusi dengan media di Jakarta kemarin (26/8). Pertama, pemberian vaksin kepada orang-orang yang sudah memiliki catatan kontak dengan pasien cacar monyet. Kedua, pemberian vaksin kepada orang-orang yang terindikasi sudah terpapar cacar monyet.

Di luar kelompok tersebut, IDI juga mengkaji pemberian vaksin cacar monyet kepada tenaga kesehatan (nakes). Jadi, ketika nanti ada program vaksinasi cacar monyet, prosesnya tidak dilakukan secara umum seperti vaksinasi Covid-19 saat ini. Tetapi, orang-orang yang masuk kategori berisiko tinggi saja yang mendapatkannya. “Karena kita tahu bahwa penularan monkeypox harus bersentuhan langsung,” jelasnya.

Untuk itu, PB IDI sudah menetapkan kelompok berisiko tinggi tertular cacar monyet. Termasuk dari kalangan nakes. Hanny mengatakan, nakes adalah salah satu contoh kelompok yang masuk kategori risiko sedang penularan cacar monyet. Sebab, mereka berpotensi satu ruangan dengan pasien cacar monyet.

Kajian yang masih dibahas IDI tersebut senada dengan pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Dia mengatakan, vaksinasi cacar monyet nanti tidak dilakukan pada seluruh masyarakat Indonesia layaknya vaksinasi Covid-19. “Karena segmennya khusus, kita keep untuk diberikan ke yang mungkin lebih memiliki kans kena lebih besar,” kata Budi di istana kepresidenan beberapa waktu lalu.

Vaksinasi cacar monyet juga diutamakan kepada yang masuk kategori risiko tinggi dan memiliki imunitas rendah. Seperti diketahui, hingga saat ini ada satu pasien cacar monyet terkonfirmasi di Indonesia. Kemudian, ada 23 pasien suspek. PB IDI berharap para pasien suspek tersebut bisa segera dipastikan negatif cacar monyet. Sementara di tingkat global, data sampai 25 Agustus menyebutkan ada 46.724 kasus cacar monyet. (wan/c7/bay/jpc)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Berbagai kalangan berharap kasus monkeypox atau cacar monyet tidak meluas. Termasuk dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Mereka tengah menyusun rekomendasi pelaksanaan vaksinasi cacar monyet di Indonesia.

Ketua Satgas Monkeypox PB IDI Hanny Nilasari menjelaskan, rekomendasi itu sedang digodok dalam diskusi konsolidasi.

Divisi tata laksana satgas monkeypox-lah yang diberi tugas untuk mengerjakan itu. “Ada dua mekanisme untuk pemberian vaksin cacar monyet,” katanya dalam diskusi dengan media di Jakarta kemarin (26/8). Pertama, pemberian vaksin kepada orang-orang yang sudah memiliki catatan kontak dengan pasien cacar monyet. Kedua, pemberian vaksin kepada orang-orang yang terindikasi sudah terpapar cacar monyet.

Di luar kelompok tersebut, IDI juga mengkaji pemberian vaksin cacar monyet kepada tenaga kesehatan (nakes). Jadi, ketika nanti ada program vaksinasi cacar monyet, prosesnya tidak dilakukan secara umum seperti vaksinasi Covid-19 saat ini. Tetapi, orang-orang yang masuk kategori berisiko tinggi saja yang mendapatkannya. “Karena kita tahu bahwa penularan monkeypox harus bersentuhan langsung,” jelasnya.

Untuk itu, PB IDI sudah menetapkan kelompok berisiko tinggi tertular cacar monyet. Termasuk dari kalangan nakes. Hanny mengatakan, nakes adalah salah satu contoh kelompok yang masuk kategori risiko sedang penularan cacar monyet. Sebab, mereka berpotensi satu ruangan dengan pasien cacar monyet.

Kajian yang masih dibahas IDI tersebut senada dengan pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Dia mengatakan, vaksinasi cacar monyet nanti tidak dilakukan pada seluruh masyarakat Indonesia layaknya vaksinasi Covid-19. “Karena segmennya khusus, kita keep untuk diberikan ke yang mungkin lebih memiliki kans kena lebih besar,” kata Budi di istana kepresidenan beberapa waktu lalu.

Vaksinasi cacar monyet juga diutamakan kepada yang masuk kategori risiko tinggi dan memiliki imunitas rendah. Seperti diketahui, hingga saat ini ada satu pasien cacar monyet terkonfirmasi di Indonesia. Kemudian, ada 23 pasien suspek. PB IDI berharap para pasien suspek tersebut bisa segera dipastikan negatif cacar monyet. Sementara di tingkat global, data sampai 25 Agustus menyebutkan ada 46.724 kasus cacar monyet. (wan/c7/bay/jpc)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/