28 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Penerbangan Selain Rute Wuhan, Menhub Pastikan Tetap Dibuka

ANTISIPASI: Sejumlah bandara di Indonesia telah menyiapkan alat pendeteksi panas tubuh untuk mengantisipasi masuknya wabah virus korona ke dalam negeri.
ANTISIPASI: Sejumlah bandara di Indonesia telah menyiapkan alat pendeteksi panas tubuh untuk mengantisipasi masuknya wabah virus korona ke dalam negeri.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah melakukan koordinasi dengan otoritas Kota Wuhan, Tiongkok, terkait antisipasi penyebaran virus korona. Kedua pihak sepakat untuk menutup penerbangan dari Indonesia ke Kota Wuhan maupun sebaliknya.

“Itu kami lakukan sejak Jumat (24/1),” ungkap Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Senin (27/1).

Selanjutnya, pihak Kemenhub akan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk meminta petugas di bandara dan pelabuhan melakukan kegiatan pemeriksaan yang lebih intensif. Dia berharap, kegiatan pemeriksaan dilakukan secara profesional dan penuh kesopanan.

“Kami minta petugas di front-liner mengenakan masker. Kami instruksikan kegiatan ini harus dilaporkan,” tutur Budi.

Budi juga menjelaskan, penutupan penerbangan hanya dilakukan untuk Kota Wuhan saja. Namun, penerbangan dari dan ke kota lain tetap berjalan, tapi dengan pemeriksaan intensif ini.

“Ya, saya pikir dengan keadaan Wuhan, yang ditutup hanya Wuhan. Ke kota-kota lain kami tetap melakukan penerbangan,” katanya.

Dia menambahkan, pemeriksaan kesehatan intensif juga dilakukan terhadap tenaga kerja Tiongkok yang datang ke Indonesia.

“Ya, nanti kalau dia ada indikasi badannya panas, baru kami lakukan suatu pemeriksaan lebih lanjut. Itu domainnya Kemenkes,” jelas Budi.

Sementara itu, pihak Istana Kepresidenan membantah kabar soal adanya 2 pasien yang positif terjangkit virus korona di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Hingga saat ini belum ada pasien warga negara Indonesia yang dinyatakan positif terjangkit virus yang berasal dari Kota Wuhan, Tiongkok.

“Istana memastikan informasi ini tidak benar. Hingga saat ini belum ada pasien yang dinyatakan positif terjangkit,” ujar Juru Bicara Kepresidenan Bidang Sosial Angkie Yudistia, dalam keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com (Grup Sumut Pos), Senin (27/1).

Angkie mengatakan, pemerintah saat ini terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan lembaga terkait untuk memastikan pencegahan dan antisipasi persebaran virus korona (nCOv).

“Itu guna menjamin masyarakat agar dapat beraktivitas tanpa rasa takut,” paparnya

Menurut Angkie, pemerintah saat ini telah menyiapkan 100 rumah sakit di 31 provinsi di Indonesia. Termasuk 3 rumah sakit rujukan nasional di Jakarta dengan fasilitas memadai sebagai rujukan virus korona jenis baru. Pemerintah juga menyiapan sejumlah laboratorium bio medis dan 5 laboratorium regional yang memiliki fasilitas konfirmasi virus korona.

Tak hanya itu, pemerintah saat ini tengah memperketat pemeriksaan di semua akses masuk bandara yang memiliki rute penerbangan internasional termasuk domestik, untuk pencegahan sedini mungkin.

“Di Bandara Soekarno Hatta, telah diaktifkan alat pemindai suhu tubuh untuk mendeteksi gejala virus korona. Pemerintah juga meningkatkan sarana pencegahan virus di 19 daerah penerima kedatangan langsung dari Tiongkok,” bebernya.

Untuk masyarakat Indonesia yang ada di Tiongkok, hingga informasi ini dirilis, tidak ada WNI yang terjangkit virus korona. Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tiongkok juga terus mendata kesehatan WNI yang berada di Tiongkok utamanya di Kota Wuhan, dan mengimbau untuk segera berkomunikasi dengan pihak KBRI jika memerlukan bantuan.

“Kami minta agar masyarakat, tetap tenang dan mengikuti perkembangan situasi melalui saluran informasi yang kredibel dan sumbernya dapat dipertanggunjawabkan,” ungkapnya.

Diketahui, seperti dilansir situs resmi World Health Organization (WHO), virus korona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit flu biasa hingga penyakit yang lebih parah, seperti MERS dan SARS.

Berdasarkan informasi, virus korona biasa ditemukan pada banyak spesies hewan, seperti unta dan kelelawar. Namun virus korona yang menginfeksi hewan dapat berevolusi untuk menyerang manusia dan membuat orang sakit. (jpc/saz)

ANTISIPASI: Sejumlah bandara di Indonesia telah menyiapkan alat pendeteksi panas tubuh untuk mengantisipasi masuknya wabah virus korona ke dalam negeri.
ANTISIPASI: Sejumlah bandara di Indonesia telah menyiapkan alat pendeteksi panas tubuh untuk mengantisipasi masuknya wabah virus korona ke dalam negeri.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah melakukan koordinasi dengan otoritas Kota Wuhan, Tiongkok, terkait antisipasi penyebaran virus korona. Kedua pihak sepakat untuk menutup penerbangan dari Indonesia ke Kota Wuhan maupun sebaliknya.

“Itu kami lakukan sejak Jumat (24/1),” ungkap Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Senin (27/1).

Selanjutnya, pihak Kemenhub akan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk meminta petugas di bandara dan pelabuhan melakukan kegiatan pemeriksaan yang lebih intensif. Dia berharap, kegiatan pemeriksaan dilakukan secara profesional dan penuh kesopanan.

“Kami minta petugas di front-liner mengenakan masker. Kami instruksikan kegiatan ini harus dilaporkan,” tutur Budi.

Budi juga menjelaskan, penutupan penerbangan hanya dilakukan untuk Kota Wuhan saja. Namun, penerbangan dari dan ke kota lain tetap berjalan, tapi dengan pemeriksaan intensif ini.

“Ya, saya pikir dengan keadaan Wuhan, yang ditutup hanya Wuhan. Ke kota-kota lain kami tetap melakukan penerbangan,” katanya.

Dia menambahkan, pemeriksaan kesehatan intensif juga dilakukan terhadap tenaga kerja Tiongkok yang datang ke Indonesia.

“Ya, nanti kalau dia ada indikasi badannya panas, baru kami lakukan suatu pemeriksaan lebih lanjut. Itu domainnya Kemenkes,” jelas Budi.

Sementara itu, pihak Istana Kepresidenan membantah kabar soal adanya 2 pasien yang positif terjangkit virus korona di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Hingga saat ini belum ada pasien warga negara Indonesia yang dinyatakan positif terjangkit virus yang berasal dari Kota Wuhan, Tiongkok.

“Istana memastikan informasi ini tidak benar. Hingga saat ini belum ada pasien yang dinyatakan positif terjangkit,” ujar Juru Bicara Kepresidenan Bidang Sosial Angkie Yudistia, dalam keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com (Grup Sumut Pos), Senin (27/1).

Angkie mengatakan, pemerintah saat ini terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan lembaga terkait untuk memastikan pencegahan dan antisipasi persebaran virus korona (nCOv).

“Itu guna menjamin masyarakat agar dapat beraktivitas tanpa rasa takut,” paparnya

Menurut Angkie, pemerintah saat ini telah menyiapkan 100 rumah sakit di 31 provinsi di Indonesia. Termasuk 3 rumah sakit rujukan nasional di Jakarta dengan fasilitas memadai sebagai rujukan virus korona jenis baru. Pemerintah juga menyiapan sejumlah laboratorium bio medis dan 5 laboratorium regional yang memiliki fasilitas konfirmasi virus korona.

Tak hanya itu, pemerintah saat ini tengah memperketat pemeriksaan di semua akses masuk bandara yang memiliki rute penerbangan internasional termasuk domestik, untuk pencegahan sedini mungkin.

“Di Bandara Soekarno Hatta, telah diaktifkan alat pemindai suhu tubuh untuk mendeteksi gejala virus korona. Pemerintah juga meningkatkan sarana pencegahan virus di 19 daerah penerima kedatangan langsung dari Tiongkok,” bebernya.

Untuk masyarakat Indonesia yang ada di Tiongkok, hingga informasi ini dirilis, tidak ada WNI yang terjangkit virus korona. Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tiongkok juga terus mendata kesehatan WNI yang berada di Tiongkok utamanya di Kota Wuhan, dan mengimbau untuk segera berkomunikasi dengan pihak KBRI jika memerlukan bantuan.

“Kami minta agar masyarakat, tetap tenang dan mengikuti perkembangan situasi melalui saluran informasi yang kredibel dan sumbernya dapat dipertanggunjawabkan,” ungkapnya.

Diketahui, seperti dilansir situs resmi World Health Organization (WHO), virus korona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit flu biasa hingga penyakit yang lebih parah, seperti MERS dan SARS.

Berdasarkan informasi, virus korona biasa ditemukan pada banyak spesies hewan, seperti unta dan kelelawar. Namun virus korona yang menginfeksi hewan dapat berevolusi untuk menyerang manusia dan membuat orang sakit. (jpc/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/