JAKARTA – Belum tuntas penyidikan dugaan korupsi pembangunan sarana dan prasarana di proyek Hambalang, KPK kembali menemukan keganjilan lain. Yakni pengadaan peralatan yang anggarannya sekitar Rp1,3 triliun.
Dugaan tersebut berujung pada dibukanya penyelidikan baru atas proyek yang menyeret beberapa petinggi Partai Demokrat (PD) tersebut.
Jubir KPK Johan Budi mengatakan bahwa penyelidikan baru sudah dimulai beberapa waktu lalu. “Penyelidikan ini terkait interior, kalau yang sekarang disidik pembangunan gedungnya,” ujarnya.
Dijelaskan interior itu berkaitan dengan barang-barang pengisi bangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang saat selesai dibangun nanti. Seperti meja, kursi, hingga furnitur lainnya. Jadi benar-benar berbeda dengan penyidikan yang sudah menetapkan beberapa nama sebagai tersangka seperti Anas Urbaningrum dan mantan Menpora Andi Mallarangeng.
Johan menambahkan, sudah ada beberapa orang yang diperiksa terkait penyelidikan baru itu. Namun, dia tidak merinci siapa saja yang sudah dimintai keterangan. Saat ditanya apa sudah ada calon tersangka, dia menjawab belum tahu pasti karena masih dilakukan penyelidikan.
“Fungsi penyelidikan untuk menemukan ada tidaknya tindak pidana korupsi,” tuturnya.
Menurut informasi yang beredar, KPK curiga dengan pengadaan perabotan karena sudah dilakukan jauh sebelum bangunan jadi. Hal itu tidak sesuai dengan rencana strategis yang diterapkan. KPK sendiri mulai mengusut proyek Hambalang sejak 2011. Hingga kini, belum ada satu tersangka yang berkasnya sudah tuntas dibawa ke pengadilan.
Selain Andi Mallarangeng dan Anas Urbaningrum, KPK sudah menetapkan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora Deddy Kusdinar, serta petinggi PT Adhi Karya Teuku Bagus Muhammad Noer sebagai tersangka. (dim/oki/jpnn)