31.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

40 Tahun Lalu Hanya Kampung Nelayan, Kini Jadi Kota Metropolitan

SUMUTPOS.CO – Berbagai pola dengan menyontek yang telah sukses, terus digali Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) agar visi pembangunan Nusantara sebagai kota hutan yang cerdas dan berkelanjutan, bukan sekadar angan-angan. Kota Shenzhen di Tiongkok, menjadi salah satu rujukan pembangunan IKN.

DALAM beberapa tahun terakhir, Shenzhen satu di antara sepuluh pusat keuangan global. Selain itu, merupakan salah satu kota cerdas terbaik di Tiongkok dan menjadi rujukan pengembangan kota-kota lain di dunia.

“Kota Shenzhen ini dipilih, karena kota yang disarankan oleh Presiden Tiongkok (Xi Jinping) sendiri kepada Presiden Bapak Joko Widodo. Sebagai mitra dan acuan untuk dua negara ini bisa bekerja sama. Karena memang Shenzhen terbukti punya sebuah pengalaman yang sangat mengagumkan, yang mungkin tidak ada paralelnya di dunia ini,” kata Deputi Pendanaan dan Investasi Agung Wicaksono Otorita IKN dalam keterangannya, Minggu (30/7).

Dia melanjutkan, Kepala Otorita IKN Bambang Susantono telah bertemu Wali Kota Shenzhen Qin Weizhong, pada Sabtu (29/7) lalu. Itu merupakan tindak lanjut dari pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam kunjungannya ke Tiongkok, pekan lalu. Otorita IKN, sambung Agung, sangat terbuka untuk saling tukar pengetahuan, sekaligus mendorong investasi antara Shenzhen dengan IKN.

Dalam pertemuan tersebut, Kepala Otorita IKN juga bertemu dengan Urban Planning and Design Institute of Shenzhen (UPDIS), sebagai institusi yang ikut dalam proses pengembangan Kota Shenzhen. Otorita IKN berkesempatan meninjau command center Kota Shenzhen, serta menyaksikan implementasi beberapa teknologi terkait smart city yang telah dikembangkan di Kota Shenzhen.

Dalam pertemuan dengan kepala Otorita IKN, Wali Kota Shenzhen membagikan pengalamannya membangun Kota Shenzhen, kota yang bertransformasi dari kota kecil menjadi metropolis dalam 40 tahun terakhir. Hingga kini, masih menjadi salah satu rujukan di bidang perencanaan kota.

“Shenzen ini 40 tahun lalu bukan hanya sebuah kota kecil, tapi merupakan sebuah kampung nelayan, kampung dengan hanya beberapa ribu penduduk. Saat ini, sudah menjadi sebuah kota besar, kota metropolitan dan merupakan kota terbesar ketiga di Tiongkok. Shenzhen juga pusat ekonomi yang sangat sentral. Bukan hanya bagi Tiongkok tapi juga seluruh dunia,” jelas Agung.

Kunjungan ke Shenzhen turut dihadiri Deputi Bidang Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin, serta pejabat Otorita IKN. Yakni Deputi Transformasi Hijau dan Digital Mohammed Ali Berawi, Staf Khusus Bidang Manajemen Pengetahuan Cahyadi Indrananto, termasuk Agung Wicaksono.

Karena itu, lanjut Agung, akan sangat bermanfaat bagi Otorita IKN untuk bisa bekerja sama dengan Shenzhen. Dalam hal berbagi pengetahuan dan pertukaran pengalaman untuk perencanaan pembangunan. Juga nantinya terkait kerja sama investasi untuk pembangunan ekonomi. “Kami ingin melihat bagaimana Shenzhen melakukan perencanaan yang berkesinambungan terhadap pembangunan kota ini. Maka perencanaan yang sangat penting dan tentunya kita dengan perencanaan yang baik akan bisa membangun dengan baik,” terangnya. Pembangunan IKN yang mengusung visi menjadi smart sustainability forest city, disebut Agung, punya kemiripan dengan pembangunan Kota Shenzhen.

“Aspek pengembangannya kita ingin dalami karena IKN ini punya sebuah visi untuk sebuah kota pintar, kota hutan yang berkelanjutan. Dan di Shenzen ini banyak pengalaman mereka sebagai sebuah smart city. Dan juga, sebagai sponge city, kota yang menyerap air, sehingga lebih ramah lingkungan. Konsep pembangunan yang hijau dalam lingkungan dan dilakukan Shenzhen ini menjadi bagian dari area perencanaan yang akan kita pelajari bersama,” jelasnya.

Sementara itu, dalam keterangan tertulisnya, Kepala Otorita IKN Bambang Susantono menyampaikan, untuk mewujudkan visi sebagai kota hutan yang cerdas dan berkelanjutan, IKN terus belajar dan menyerap pengetahuan dari berbagai kota maju di dunia. “Dengan Nusantara sebagai sebuah kota baru sedang dibangun pada fase awal, menjadi tepat untuk belajar dari pengalaman dalam perencanaan dan pembangunan Shenzhen sebagai kota baru dalam 40 tahun terakhir,” imbuhnya.

Untuk diketahui, penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama antara IKN dan Shenzhen ditandatangani pada Kamis (27/7) pekan lalu. Momen itu dilaksanakan di sela-sela pertemuan Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Kota Chengdu, Provinsi Sichuan. Perjanjian ini ditandatangani oleh Menko Marves Luhut B Pandjaitan bersama Bambang Susantono yang mewakili Pemerintah Indonesia, dengan National Development and Reform Commission (NDRC) Zheng Shanjie bersama Wali Kota Shenzhen Qin Weizhong mewakili Pemerintah Tiongkok. (riz/k16/jpg)

SUMUTPOS.CO – Berbagai pola dengan menyontek yang telah sukses, terus digali Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) agar visi pembangunan Nusantara sebagai kota hutan yang cerdas dan berkelanjutan, bukan sekadar angan-angan. Kota Shenzhen di Tiongkok, menjadi salah satu rujukan pembangunan IKN.

DALAM beberapa tahun terakhir, Shenzhen satu di antara sepuluh pusat keuangan global. Selain itu, merupakan salah satu kota cerdas terbaik di Tiongkok dan menjadi rujukan pengembangan kota-kota lain di dunia.

“Kota Shenzhen ini dipilih, karena kota yang disarankan oleh Presiden Tiongkok (Xi Jinping) sendiri kepada Presiden Bapak Joko Widodo. Sebagai mitra dan acuan untuk dua negara ini bisa bekerja sama. Karena memang Shenzhen terbukti punya sebuah pengalaman yang sangat mengagumkan, yang mungkin tidak ada paralelnya di dunia ini,” kata Deputi Pendanaan dan Investasi Agung Wicaksono Otorita IKN dalam keterangannya, Minggu (30/7).

Dia melanjutkan, Kepala Otorita IKN Bambang Susantono telah bertemu Wali Kota Shenzhen Qin Weizhong, pada Sabtu (29/7) lalu. Itu merupakan tindak lanjut dari pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam kunjungannya ke Tiongkok, pekan lalu. Otorita IKN, sambung Agung, sangat terbuka untuk saling tukar pengetahuan, sekaligus mendorong investasi antara Shenzhen dengan IKN.

Dalam pertemuan tersebut, Kepala Otorita IKN juga bertemu dengan Urban Planning and Design Institute of Shenzhen (UPDIS), sebagai institusi yang ikut dalam proses pengembangan Kota Shenzhen. Otorita IKN berkesempatan meninjau command center Kota Shenzhen, serta menyaksikan implementasi beberapa teknologi terkait smart city yang telah dikembangkan di Kota Shenzhen.

Dalam pertemuan dengan kepala Otorita IKN, Wali Kota Shenzhen membagikan pengalamannya membangun Kota Shenzhen, kota yang bertransformasi dari kota kecil menjadi metropolis dalam 40 tahun terakhir. Hingga kini, masih menjadi salah satu rujukan di bidang perencanaan kota.

“Shenzen ini 40 tahun lalu bukan hanya sebuah kota kecil, tapi merupakan sebuah kampung nelayan, kampung dengan hanya beberapa ribu penduduk. Saat ini, sudah menjadi sebuah kota besar, kota metropolitan dan merupakan kota terbesar ketiga di Tiongkok. Shenzhen juga pusat ekonomi yang sangat sentral. Bukan hanya bagi Tiongkok tapi juga seluruh dunia,” jelas Agung.

Kunjungan ke Shenzhen turut dihadiri Deputi Bidang Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin, serta pejabat Otorita IKN. Yakni Deputi Transformasi Hijau dan Digital Mohammed Ali Berawi, Staf Khusus Bidang Manajemen Pengetahuan Cahyadi Indrananto, termasuk Agung Wicaksono.

Karena itu, lanjut Agung, akan sangat bermanfaat bagi Otorita IKN untuk bisa bekerja sama dengan Shenzhen. Dalam hal berbagi pengetahuan dan pertukaran pengalaman untuk perencanaan pembangunan. Juga nantinya terkait kerja sama investasi untuk pembangunan ekonomi. “Kami ingin melihat bagaimana Shenzhen melakukan perencanaan yang berkesinambungan terhadap pembangunan kota ini. Maka perencanaan yang sangat penting dan tentunya kita dengan perencanaan yang baik akan bisa membangun dengan baik,” terangnya. Pembangunan IKN yang mengusung visi menjadi smart sustainability forest city, disebut Agung, punya kemiripan dengan pembangunan Kota Shenzhen.

“Aspek pengembangannya kita ingin dalami karena IKN ini punya sebuah visi untuk sebuah kota pintar, kota hutan yang berkelanjutan. Dan di Shenzen ini banyak pengalaman mereka sebagai sebuah smart city. Dan juga, sebagai sponge city, kota yang menyerap air, sehingga lebih ramah lingkungan. Konsep pembangunan yang hijau dalam lingkungan dan dilakukan Shenzhen ini menjadi bagian dari area perencanaan yang akan kita pelajari bersama,” jelasnya.

Sementara itu, dalam keterangan tertulisnya, Kepala Otorita IKN Bambang Susantono menyampaikan, untuk mewujudkan visi sebagai kota hutan yang cerdas dan berkelanjutan, IKN terus belajar dan menyerap pengetahuan dari berbagai kota maju di dunia. “Dengan Nusantara sebagai sebuah kota baru sedang dibangun pada fase awal, menjadi tepat untuk belajar dari pengalaman dalam perencanaan dan pembangunan Shenzhen sebagai kota baru dalam 40 tahun terakhir,” imbuhnya.

Untuk diketahui, penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama antara IKN dan Shenzhen ditandatangani pada Kamis (27/7) pekan lalu. Momen itu dilaksanakan di sela-sela pertemuan Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Kota Chengdu, Provinsi Sichuan. Perjanjian ini ditandatangani oleh Menko Marves Luhut B Pandjaitan bersama Bambang Susantono yang mewakili Pemerintah Indonesia, dengan National Development and Reform Commission (NDRC) Zheng Shanjie bersama Wali Kota Shenzhen Qin Weizhong mewakili Pemerintah Tiongkok. (riz/k16/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/