JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Peserta Konvensi Calon Presiden (Capres) Partai Demokrat, Dahlan Iskan menyatakan bahwa dirinya sudah sangat siap untuk menjadi Presiden RI selanjutnya. Meski demikian Dahlan juga mengaku siap jika nantinya kembali menjadi warga biasa.
“Saya kan sudah bilang, kalau saya siap jadi presiden, siap jadi calon wakil presiden, dan siap untuk tidak menjadi apa-apa,” ujar Dahlan di sela acara Debat Bernegara sebagai rangkaian Konvensi Capres PD di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Minggu (27/4).
Selama ini nama Dahlan unggul dalam survei di antara sebelas nama peserta konvensi capres di partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu. Meski begitu pria asal Magetan yang kini menjabat Menteri BUMN itu ini mengaku tak mau ngoyo mengincar kursi RI-1.
Dia yakin kalaupun Tuhan menakdirkan menjadi presiden 2014, pasti itu akan terjadi. “Kita lihat saja nanti hasil surveinya, enggak perlu ngoyo lah,” tukasnya.
Dahlan pun menyatakan tekadnya meningkatkan prestasi di dunia olahraga, khususnya sepakbola. Untuk itu, Dahlan meminta agar sekolah sepakbola mencetak bibit muda, sepertihalnya Evan Dimas. ”Anggaran pendidikan yang meningkat menjadi 35 T sudah sangat bagus. Namun anggaran pendidikan itu juga bisa dialokasikan ke sekolah sepakbola. Agar prestasi bisa mendunia. Seperti halnya Evan Dimas itu murid dari sekolah sepakbola saya,” katanya saat menjawab pertanyaan dari panel ahli yang mempertanyakan rencana gagasan atas layanan pendidikan dan kesehatan dalam mengatasi kemiskinan di lima tahun ke depan.
Selain itu, Dahlan menekankan agar para guru tidak lagi berbicara pada pemberian nilai angka. Namun bisa melakukan uraian dari karakter seorang murid.
“Ke depan tidak ada lagi guru yang hanya bicara memberikan nilai 6, 7, 8 hingga 10. Tetapi bagaimana guru bisa menguraikan karakter dari para murid dalam menghadapi tantangan zaman. Terutama dalam mempersiapkan kurikulum 2013,” tukasnya yang disambut dengan tepuk tangan para suporternya yang dinamakan Demi Indonesia.
Dahlan Iskan pun meminta agar masyarakat tidak hanya bisa memaki-maki pemerintah dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan. Menurutnya, rakyat dinilai bisa untuk tampil sebagai pengusaha baru.
Ia mencontoh salah satu mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip), bernama Mahmud yang mampu menciptakan temuan baru di bidang kimia. “Saya ambil contoh dari Mahmud, mahasiswa Undip, dimana ia menyampaikan temuannya soal Kimia Algae air tawar. Saat itu dia ingin menawarkan temuannya itu kepada pemerintah. Namun setelah saya liat bahwa temuannya ini sangat menarik, saya pun menyarankannya agar menjadi bisnis. Ternyata usahanya berkembang dan ia memiliki ribuan karyawan. Untuk itu hentikanlah mencacimaki dan menyalahkan pemerintah,” ucap Dahlan.
Di bagian sesi tanya jawab seputar pemberantasan pengangguran ini, Dahlan mengungkapkan jika dirinya menjadi presiden, maka dirinya akan meningkatkan jumlah wiraswasta muda. Salah satunya yang saat ini disanjung olehnya adalah adanya komunitas ‘Tangan di Atas’. “Entreprenuer muda harus terus ditingkatkan. Inilah sumber penyelasaian dalam pengurangan tenaga kerja,” pungkasnya yang kemudian disambut tepuk tangan ratusan suporternya.
Soal energi, Dahlan menilai pemerintah telah salah melakukan perhitungan untuk menghemat anggaran negara. Alih-alih tak mau membangun kilang minyak lantaran pemerintah ogah mengeluarkan biaya Rp30 triliun untuk membangun kilang minyak, menurut Dahlan, pemerintah justru kehilangan Rp200 triliun setiap tahunnya.
“Indonesia mau menghemat anggaran Rp30 triliun, tapi malah kehilangan Rp200 triliun karena enggak mau membangun kilang minyak. Nah ini yang menjadi ciri khas kita, yang harus diberantas lima tahun mendatang,” ujar Dahlan disambut riuh tepuk tangan.
Selain itu, Dahlan juga akan konsen membangun PLN baru, yang nantinya berguna membantu mengatasi kekurangan listrik di Indonesia. Menurut dia, PLN yang ada saat ini tak akan mampu bila memenuhi kebutuhan pasokan listrik dari Sabang sampai Merauke.
“Untuk listrik saya mau buat PLN baru, karena PLN yang ada saat ini tidak akan mampu terus memenuhi kebutuhan listrik masyarakat yang akan terus bertambah. Terlalu besar tugas direksi PLN untuk mengerjakan itu sendirian,” ulasnya.
Di sesi terakhir debat, Dahlan diminta menjawab pertanyaan tentang strategi memberantas korupsi di Indonesia.
Sebelum menjawab pertanyaan itu, Dahlan mengaku salut terhadap kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Indonesia, yang menurutnya cekatan bergerak dalam mengendus kasus korupsi. “Kita masuk ke ranah yang sangat berat, karena KPK sudah demikian agresif geraknya, tapi korupsi terus terjadi, malah tambah banyak sepertinya. KPK juga tidak pernah menangani korupsi yang dicari-cari,” jawab Dahlan.
Meski terasa sulit untuk mewujudkan Indonesia bersih dari korupsi, bekas Dirut PLN itu meyakini bahwa KPK bisa mewujudkan hal itu. Dahlan lantas bercerita bagaimana keadaan di Hongkong, yang saat itu tingkat korupsinya lebih parah dibanding di Indonesia. Namun saat ini Hongkong bisa mewujudkan menjadi negara yang bersih.
“Hongkong pernah parah, sampai kalau ada kebakaran di sana, mereka enggak mau mengeluarkan alat ataupun air untuk memadamkan api, kalau enggak memberikan uang lebih dulu. Di rumah sakit juga begitu, kalau ada yang sakit dan harus diinfus, harus keluar dulu uangnya. Saya rasa di Indonesia tidak sampai separah itu kondisinya,” ulasnya.
Keberhasilan itu lanjut Dahlan, bisa terwujud karena Hongkong membentuk manajemen KPK dengan baik dan bersih. Karenanya Dahlan meminta KPK agar selalu optimistis dalam memberantas korupsi.
“Sekarang perekonomian di Hongkong sudah bagus. Kita tantang KPK ke depan untuk seperti itu. Kita enggak boleh pesimis,” seru pria yang kini menjabat sebagai Menteri BUMN itu.
Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku bangga dengan seluruh peserta Konvensi Capres Demokrat. SBY menilai kesebelas orang itu merupakan putra terbaik bangsa yang memiliki keinginan untuk mengubah sejarah Indonesia.
“Mereka juga memiliki ide, solusi dan kebijakan atas permasalahan yang dihadapi bangsanya,” ujarnya saat menutup acara debat.
SBY berkeyakinan kesebelasan Konvensi Capres Demokrat ini mampu menjalankan roda pemerintahan andai terpilih menjadi presiden Indonesia ketujuh. Maka dari itu, SBY berharap agar rakyat Indonesia memilih presiden mendatang dengan pemikiran yang matang.
Rakyat juga diharapkan bisa memilih figur pemimpin yang memiliki kebijakan dalam menyelesaikan permasalahan, mampu memajukan kehidupan bangsa, dan kesejahteraan masyarakat pada Pilpres 9 Juli mendatang.
SBY juga menyebutkan, pelaksanaan acara debat terakhir konvensi itu bertujuan agar rakyat tidak memilih pemimpin tanpa memiliki pengetahuan mendalam tentang sosok yang dipilih, seperti memilih kucing dalam karung.
“Kita pikir besar, ternyata kecil. Kita pikir putih, ternyata hitam. Kita pikir kuat, ternyata lemah,” jelas SBY yang juga menjabat sebagai ketua Dewan Pembina Demokrat.
Melalui konvensi, masyarakat bisa memahami apa tujuan, program dan jalan pikiran para peserta konvensi jika nantinya menjadi presiden. Sehingga, rakyat Indonesia tidak salah dalam memilih pemimpin Indonesia mendatang.
Selanjutnya, mereka akan dinilai oleh rakyat dalam penjajakan suara yang akan dilakukan mulai hari ini, Senin (28/4). “Saya menyerahkan segalanya kepada rakyat Indonesia,” ujarnya.
Survei itu bertujuan untuk melihat kepada siapa dukungan rakyat paling banyak diberikan dan siapa yang dipercaya sebagai capres Demokrat dalam Pilpres 9 Juli mendatang.
SBY lalu menjelaskan, salah satu tujuan dari penyelenggaraan konvensi supaya rakyat mengetahui dengan jelas visi dan misi calon pemimpin Indonesia selanjutnya. Namun keputusan pemenang konvensi berada sepenuhnya di tangan rakyat.
“Yang memilih bukan SBY, bukan Demokrat tapi yang memilih adalah rakyat,” tegasnya. (ian/wid/rmol/flo/jpnn/tom)
Usai konvensi, SBY kembali menegaskan bahwa saat ini partainya belum memutuskan rencana koalisi dengan parpol lain.
“Pada tingkatan sekarang belum tentukan posisi dan pilihan misal apakah Partai Demokrat akan bergabung dan berkoalisi dengan partai lain. Banyak spekulasi, tapi itu belum,” kata SBY.
Ia menyatakan Majelis Tinggi Partai Demokrat saat ini masih fokus pada hasil konvensi sebelum bicara koalisi.
Meski demikian, dia tak menampik bahwa komunikasi politik sudah mulai dibuka dengan sejumlah parpol. Peluang pun, ujarnya, bisa terbuka dengan partai apa saja selama sejalan dengan visi misi Demokrat.
“Sebelum batas akhir pendaftaran kami akan terus matangkan proses internal. Kami jalin komunikasi dengan semua pihak termasuk parpol di luar dan pihak manapun agar putusan dan pilihan Demokrat tepat,” kata SBY.
Ketua Komite Konvensi Partai Demokrat, Maftuh Basyuni menyampaikan, setelah Debat Konvensi tahap akhir kemarin, pihaknya akan memulai survei dari masyarakat untuk menentukan capres terpilih.
“Mulai besok pagi, kami serahkan sepenuhnya 3 tim survei yang bekerja sama untuk cari tahu capres yang patut dijadikan capres dari Partai Demokrat,” ujar Maftuh kemarin.
Menurutnya, cukup sulit menentukan capres terpilih karena 11 peserta konvensi memiliki keunggulan masing-masing. Namun, kata Maftuh, pihaknya menyerahkan seluruh hasil melalui survei. Rencananya hasil konvensi diumumkan pada 15 Mei 2014.
Sebelum pendaftaran capres secara resmi ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 20 Mei 2014. Maftuh meyakini capres yang terpilih nanti akan membawa kemenangan pada Demokrat di Pilpres nanti.
“Pada hari pendaftaran capres parpol berbagai kemungkinan bisa terjadi. Tidak tahu akhir pergumulan politik ini jangan buru-buru klaim sebagai pemenang. Tidak boleh mendahului Tuhan. Semoga 2004 berulang lagi,” tukas Maftuh. (ian/wid/rmol/flo/jpnn/tom)