Dalam masa penundaan, FT akan berusaha menggandeng investor untuk menutupi biaya pemberangkatan jamaah. Selain itu juga berupaya membentuk konsorsium dari beberapa travel agent sahabat untuk melakukan pemberangkatan. “Setelah setahun, jamaah bisa kami berangkatkan 5000 orang per bulan,” katanya.
Namun, Putra mengungkapkan bahwa semua tergantung pada jamaah sebagai kreditur. Untuk saat ini, pembayaran utang (refund) dengan jumlah sebesar itu sangat sulit bagi FT. Aset-aset FT kebanyakan tidak terlihat. “Kalaupun ada, seluruh aset belum tentu cukup untuk membayar, jadi perusahaan harus diberi kesempatan berjalan dulu,” katanya.
Sejak pagi, baik karyawan, jamaah, agen dan vendor first travel menyesaki ruang sidang. Juwairiyal berangkat pagi-pagi buta dari rumahnya di Palembang hanya untuk menghadiri sidang PKPU. Sejak awal, ia tak percaya sekalipun pada FT. “Nggak mau saya berangkat sama mereka, masih banyak travel agen yang lain,” katanya.
Juwairiyal rugi Rp. 112 juta. ia membayar dua kali secara kontan untuk memberangkatkan 9 orang anggota keluarganya. Dengan kondisi saat ini, ia tidak percaya pada proposal apapun yang diajukan FT. “Saya pesimis mereka punya uang untuk bayar,” ungkapnya.(glo/idr/tau/jpg/adz)