25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Listrik Byarpet Selesai Pertengahan November

JAKARTA-Masalah listrik masih menjadi persoalan yang belum juga belum dapat diselesaikan pemerintah. Padahal, pemerintah baru saja melaksanakan hari listrik nasional beberapa hari lalu.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji mengatakan PLN mulai membenahi krisis pemadaman listrik khususnya untuk wilayah Sumatera akan diupayakan pertengahan November 2013 mulai dirampungkan.

Menurutnya, saat ini berbagai langkah dan upaya melalui PT PLN terus dilakukan untuk mengantisipasi pemadaman-pemadaman listrik di Indonesia. “Pemadam bergilir ada di Sumatera Utara dan Riau, secara bertahap diselesaikan, pertengahan November ini akan selesai,” kata Nur Pamudji saat Coffee Morning di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (28/10).

Dia menjelaskan, Indonesia saat ini memiliki cadangan listrik hanya 30 persen, hal tersebut berbeda dengan Singapura yang memiliki cadangan listrik 100 persen. Dia menuturkan, pemadaman listrik saat ini terjadi lantaran adanya beberapa penyebab. “Kalau ingin listrik enggak ada gangguannya cadangan listrik itu harus banyak, seperti di Singapura 100 persen cadangan listriknya,” tambahnya.

Meski demikian, PLN juga tidak mungkin menambahkan cadangan listrik hingga 100 persen seperti di Singapura. Menurutnya, hal ini lantaran Indonesia memiliki banyak kepulauan, berbeda dengan Singapura yang kepulauannya kecil.

“Jadi sifatnya PLN melayani kebutuhan yang ada, ada dinamika, kegiatan listrik kan ada kegiatannya dengan ekonomi, kalau di Indonesia cuma 30 persen, 30 persen itu di Jawa, kita juga enggak akan buat cadangan 100 persen, karena Indonesia pulaunya banyak, kalau Singapura kan kecil,” tutupnya.

Tergiur Listrik Inalum

Di sisi lain, PLN secara terbuka mengaku tergiur dengan listrik yang dimiliki Inalum. Nur Pamudji, terang-terangan berharap, setelah Inalum diambilalih oleh Indonesia per 1 November 2013, PLN mendapat tambahan pasokan listrik dari pabrik peleburan aluminium itu.

Dijelaskan Nur, Inalum memiliki pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang terintegrasi, dengan total listrik yang dihasilkan mencapai 600 MW. Selama ini, lanjutnya, Inalum hanya memberikan 45 MW saja ke PLN. Nur berharap, ke depan pasokan listrik dari Inalum ke PLN bertambah menjadi 135 MW.

“Ini agar suplai listrik untuk Sumatera khususnya Sumatera Utara semakin bertambah. Saya berharap, PLN bisa mendapatkan sekitar 135 megawatt dan akan terus bertambah,” ujar Nur Pamudji di Jakarta, kemarin (28/10).

Nur yakin, jika nantinya mendapat pasokan dari Inalum, ditambah dari PLTU Pangkalansusu, Langkat, maka kebutuhan listrik Sumut bisa terpenuhi. Namun Nur mengakui, mengenai keinginan tambahan pasokan setrum dari Inalum itu belum dia sampaikan secara resmi ke pemerintah. Pasalnya, proses pengambilalihan belum tuntas.

Mengenai kapasitas listrik di Inalum sebelumnya juga pernah mendapat komentar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan. Menurut Dahlan, andai Inalum tidak memproduksi aluminium pun, cukup dengan jualan listrik sudah bisa mendapatkan keuntungan yang sangat besar.

“Kalau dijual ke PLN, misalnya 9 sen dolar (per KWh), untungnya sudah bertriliun-triliun,” ujar Dahlan beberapa hari lalu. (sam)

JAKARTA-Masalah listrik masih menjadi persoalan yang belum juga belum dapat diselesaikan pemerintah. Padahal, pemerintah baru saja melaksanakan hari listrik nasional beberapa hari lalu.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji mengatakan PLN mulai membenahi krisis pemadaman listrik khususnya untuk wilayah Sumatera akan diupayakan pertengahan November 2013 mulai dirampungkan.

Menurutnya, saat ini berbagai langkah dan upaya melalui PT PLN terus dilakukan untuk mengantisipasi pemadaman-pemadaman listrik di Indonesia. “Pemadam bergilir ada di Sumatera Utara dan Riau, secara bertahap diselesaikan, pertengahan November ini akan selesai,” kata Nur Pamudji saat Coffee Morning di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (28/10).

Dia menjelaskan, Indonesia saat ini memiliki cadangan listrik hanya 30 persen, hal tersebut berbeda dengan Singapura yang memiliki cadangan listrik 100 persen. Dia menuturkan, pemadaman listrik saat ini terjadi lantaran adanya beberapa penyebab. “Kalau ingin listrik enggak ada gangguannya cadangan listrik itu harus banyak, seperti di Singapura 100 persen cadangan listriknya,” tambahnya.

Meski demikian, PLN juga tidak mungkin menambahkan cadangan listrik hingga 100 persen seperti di Singapura. Menurutnya, hal ini lantaran Indonesia memiliki banyak kepulauan, berbeda dengan Singapura yang kepulauannya kecil.

“Jadi sifatnya PLN melayani kebutuhan yang ada, ada dinamika, kegiatan listrik kan ada kegiatannya dengan ekonomi, kalau di Indonesia cuma 30 persen, 30 persen itu di Jawa, kita juga enggak akan buat cadangan 100 persen, karena Indonesia pulaunya banyak, kalau Singapura kan kecil,” tutupnya.

Tergiur Listrik Inalum

Di sisi lain, PLN secara terbuka mengaku tergiur dengan listrik yang dimiliki Inalum. Nur Pamudji, terang-terangan berharap, setelah Inalum diambilalih oleh Indonesia per 1 November 2013, PLN mendapat tambahan pasokan listrik dari pabrik peleburan aluminium itu.

Dijelaskan Nur, Inalum memiliki pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang terintegrasi, dengan total listrik yang dihasilkan mencapai 600 MW. Selama ini, lanjutnya, Inalum hanya memberikan 45 MW saja ke PLN. Nur berharap, ke depan pasokan listrik dari Inalum ke PLN bertambah menjadi 135 MW.

“Ini agar suplai listrik untuk Sumatera khususnya Sumatera Utara semakin bertambah. Saya berharap, PLN bisa mendapatkan sekitar 135 megawatt dan akan terus bertambah,” ujar Nur Pamudji di Jakarta, kemarin (28/10).

Nur yakin, jika nantinya mendapat pasokan dari Inalum, ditambah dari PLTU Pangkalansusu, Langkat, maka kebutuhan listrik Sumut bisa terpenuhi. Namun Nur mengakui, mengenai keinginan tambahan pasokan setrum dari Inalum itu belum dia sampaikan secara resmi ke pemerintah. Pasalnya, proses pengambilalihan belum tuntas.

Mengenai kapasitas listrik di Inalum sebelumnya juga pernah mendapat komentar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan. Menurut Dahlan, andai Inalum tidak memproduksi aluminium pun, cukup dengan jualan listrik sudah bisa mendapatkan keuntungan yang sangat besar.

“Kalau dijual ke PLN, misalnya 9 sen dolar (per KWh), untungnya sudah bertriliun-triliun,” ujar Dahlan beberapa hari lalu. (sam)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/