26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Syamsul Kena Serangan Jantung

Dirawat di RS Jantung Harapan Kita

JAKARTA-Gubernur Sumut nonaktif, Syamsul Arifin, dirawat di Rumah Sakit (RS) Jantung Harapan Kita, Jakarta Barat. Serangan jantung mendadak pada Jumat (27/5) siang, memaksa Syamsul harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit terbesar khusus jantung itu. Hingga tadi malam, kondisi Syamsul masih dalam pantauan tim dokter dibawah kendali dr Sunarya Soerianata SpJP. Belum ada kesimpulan apakah perlu dilakukan tindakan medis berupa operasi atau tidak.

Dengan demikian, dipastikan sidang perkara dugaan korupsi APBD Langkat di pengadilan tipikor pada pagi hari ini, Senin (30/5), dengan agenda pemeriksaan Syamsul sebagai terdakwa, bakal ditunda.

Syamsul dirawat di kamar VIP 1355 lantai III RS Jantung Harapan Kita. Saat wartawan Sumut Pos  hendak mengunjungi ke kamar tersebut, petugas jaga RS melarang, dengan alasan sudah malam dan jam besuk sudah habis. Alasan lain, lantaran di depan kamar tempat Syamsul dirawat, sudah ada puluhan pembesuk dari pihak keluarga sehingga tempat sudah sesak. “Lagian percuma Pak, para keluarga juga tertentu saja yang boleh masuk karena beliau (Syamsul, Red) sedang tidur, tidak boleh diganggu,” terang seorang petugas.

Berdasar keterangan petugas pula, Syamsul masuk ke RS pada Jumat malam pukul 22.00 WIB. Anggota tim kuasa hukum Syamsul, Abdul Hakim Siagian, yang secara kebetulan bertemu Sumut Pos di RS tadi malam, menjelaskan bahwa Syamsul pada Jumat siang muntah-muntah di rutan Salemba. Hasil pemeriksaan dokter di rutan, ada gambaran bahwa Syamsul terkena serangan Jantung.

Lantas, mantan bupati Langkat itu dilarikan ke RS terdekat, yakni RS MH Thamrin, yang jaraknya sekitar 1,5 km dari rutan. Lantaran diperlukan alat pacu jantung dan dengan pertimbangan agar lebih fokus penanganannya, pihak RS Thamrin merekomendasikan Syamsul dirawat ke RS Jantung Harapan Kita.

Berdasarkan pengamatan Sumut Pos, kesehatan Syamsul sudah kelihatan bermasalah saat persidangan Senin (23/5) lalu. Bahkan, saat di ruang sidang, Syamsul sempat meminum obat. Hal itu diketahui Ketua Majelis Hakim, Tjokorda Rae Suamba. “Jaga kesehatan ya. Tadi saya melihat anda minum obat. Jaga kesehatan, karena agenda sidang minggu depan pemeriksaan terdakwa,” kata Tjokorda saat itu, sesaat sebelum menutup sidang.

Bahkan, sebelum Tjokorda mengetuk palu, anggota tim kuasa hukum Syamsul sempat mempertanyakan, apakah izin untuk berobat yang diajukan pekan sebelumnya sudah keluar atau belum. Tjokorda langsung menjawab ‘sudah’. Izin itu, rencananya dipergunakan Syamsul untuk melakukan cek kesehatan pada Sabtu (28/5). Namun, pada Jumat, kesehatan Syamsul sudah drop.

Abdul Hakim Siagian mengatakan, kedatangannya ke RS sekaligus untuk minta surat keterangan dari dokter yang menangani kliennya itu. Surat itu akan disampaikan ke hakim di persidangan hari ini.  “Sudah ada surat keterangan dari dokter,” ujarnya. Bagaimana persisnya surat keterangan dokter itu, Abdul Hakim belum mau menyebutkan dan baru akan disampaikan kepada wartawan pagi ini. “Saya juga belum buka,” kilahnya.

Dia mengatakan, dengan kondisi seperti sekarang ini, maka keinginan Syamsul agar proses persidangan bisa cepat selesai, menjadi terhalang. Dijelaskan, keinginan Syamsul agar proses persidangan cepat kelar, begitu kuat. Ini antara lain dibuktikan dengan tidak mengajukan eksepsi atas dakwaan JPU. Bahkan, juga tidak mengajukan saksi-saksi yang meringankan, kecuali saksi ahli yang sudah didengar keterangannya pada sidang Senin (23/5) lalu.

Abdul Hakim menjelaskan, mengenai kapan Syamsul akan siap lagi mengikuti persidangan, sepenuhnya menunggu rekomendasi dari dokter. “Kalau dokter sudah memutuskan sehat, ya jalan lagi sidangnya. Karena beliau sendiri inginnya cepat. Jadi, ini bukan karena pertimbangan subyektif dari tim kuasa hukum atau dari Pak Syamsul, tapi pertimbangan obyektif dari tim medis,” jelasnya.

Rudy Alfonso, yang juga kuasa hukum Syamsul, juga menjelaskan bahwa pada hari ini, pihaknya akan menyampaikan surat keterangan dokter ke hakim pengadilan tipikor. “Sudah pasti Pak Syamsul tidak bisa hadir karena dirawat di rumah sakit,” terangnya.

Pantauan Sumut Pos, sejumlah kerabat dekat Syamsul, yang wajah-wajahnya tidak asing lantaran kerap terlihat mengikuti persidangan Syamsul di pengadilan tipikor, keluar-masuk kamar 1355. Salah satunya adik Syamsul, yakni Syah Afandin alias Ondin.

Menurut Abdul Hakim, pada Minggu (29/5) kemarin, yang sudah datang ke RS antara lain Ketua PPP Sumut Fadli, Sultan Langkat, sejumlah tokoh Delisedang, juga dari Majelis Adat Budaya Melayu.

Menurut pihak keluarga di Medan, Syamsul Arifin memang memiliki sejarah penyakit jantung. Hanya saja, sebelum-sebelumnya tidak begitu berat. Nah, mungkin sejak berada di rutan, penyakit jantungnya memburuk. “Kalau yang banyak orang tahu, yang parah waktu itu adalah penyakit prostatnya,” bebernya pihak keluarga yang minta namanya tidak dibeber.

Kondisi memburuknya Syamsul Arifin tersebut diperkirakan sejak dua pekan lalu. Hal itu ditandai dari mulai menurunnya berat badan Syamsul Arifin. “Dua pekan lalu sudah nampak lemah. Badannya pun sudah mulai kurus, nggak terlalu gemuk seperti dulu,” kisahnya.(sam/ari)

Dirawat di RS Jantung Harapan Kita

JAKARTA-Gubernur Sumut nonaktif, Syamsul Arifin, dirawat di Rumah Sakit (RS) Jantung Harapan Kita, Jakarta Barat. Serangan jantung mendadak pada Jumat (27/5) siang, memaksa Syamsul harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit terbesar khusus jantung itu. Hingga tadi malam, kondisi Syamsul masih dalam pantauan tim dokter dibawah kendali dr Sunarya Soerianata SpJP. Belum ada kesimpulan apakah perlu dilakukan tindakan medis berupa operasi atau tidak.

Dengan demikian, dipastikan sidang perkara dugaan korupsi APBD Langkat di pengadilan tipikor pada pagi hari ini, Senin (30/5), dengan agenda pemeriksaan Syamsul sebagai terdakwa, bakal ditunda.

Syamsul dirawat di kamar VIP 1355 lantai III RS Jantung Harapan Kita. Saat wartawan Sumut Pos  hendak mengunjungi ke kamar tersebut, petugas jaga RS melarang, dengan alasan sudah malam dan jam besuk sudah habis. Alasan lain, lantaran di depan kamar tempat Syamsul dirawat, sudah ada puluhan pembesuk dari pihak keluarga sehingga tempat sudah sesak. “Lagian percuma Pak, para keluarga juga tertentu saja yang boleh masuk karena beliau (Syamsul, Red) sedang tidur, tidak boleh diganggu,” terang seorang petugas.

Berdasar keterangan petugas pula, Syamsul masuk ke RS pada Jumat malam pukul 22.00 WIB. Anggota tim kuasa hukum Syamsul, Abdul Hakim Siagian, yang secara kebetulan bertemu Sumut Pos di RS tadi malam, menjelaskan bahwa Syamsul pada Jumat siang muntah-muntah di rutan Salemba. Hasil pemeriksaan dokter di rutan, ada gambaran bahwa Syamsul terkena serangan Jantung.

Lantas, mantan bupati Langkat itu dilarikan ke RS terdekat, yakni RS MH Thamrin, yang jaraknya sekitar 1,5 km dari rutan. Lantaran diperlukan alat pacu jantung dan dengan pertimbangan agar lebih fokus penanganannya, pihak RS Thamrin merekomendasikan Syamsul dirawat ke RS Jantung Harapan Kita.

Berdasarkan pengamatan Sumut Pos, kesehatan Syamsul sudah kelihatan bermasalah saat persidangan Senin (23/5) lalu. Bahkan, saat di ruang sidang, Syamsul sempat meminum obat. Hal itu diketahui Ketua Majelis Hakim, Tjokorda Rae Suamba. “Jaga kesehatan ya. Tadi saya melihat anda minum obat. Jaga kesehatan, karena agenda sidang minggu depan pemeriksaan terdakwa,” kata Tjokorda saat itu, sesaat sebelum menutup sidang.

Bahkan, sebelum Tjokorda mengetuk palu, anggota tim kuasa hukum Syamsul sempat mempertanyakan, apakah izin untuk berobat yang diajukan pekan sebelumnya sudah keluar atau belum. Tjokorda langsung menjawab ‘sudah’. Izin itu, rencananya dipergunakan Syamsul untuk melakukan cek kesehatan pada Sabtu (28/5). Namun, pada Jumat, kesehatan Syamsul sudah drop.

Abdul Hakim Siagian mengatakan, kedatangannya ke RS sekaligus untuk minta surat keterangan dari dokter yang menangani kliennya itu. Surat itu akan disampaikan ke hakim di persidangan hari ini.  “Sudah ada surat keterangan dari dokter,” ujarnya. Bagaimana persisnya surat keterangan dokter itu, Abdul Hakim belum mau menyebutkan dan baru akan disampaikan kepada wartawan pagi ini. “Saya juga belum buka,” kilahnya.

Dia mengatakan, dengan kondisi seperti sekarang ini, maka keinginan Syamsul agar proses persidangan bisa cepat selesai, menjadi terhalang. Dijelaskan, keinginan Syamsul agar proses persidangan cepat kelar, begitu kuat. Ini antara lain dibuktikan dengan tidak mengajukan eksepsi atas dakwaan JPU. Bahkan, juga tidak mengajukan saksi-saksi yang meringankan, kecuali saksi ahli yang sudah didengar keterangannya pada sidang Senin (23/5) lalu.

Abdul Hakim menjelaskan, mengenai kapan Syamsul akan siap lagi mengikuti persidangan, sepenuhnya menunggu rekomendasi dari dokter. “Kalau dokter sudah memutuskan sehat, ya jalan lagi sidangnya. Karena beliau sendiri inginnya cepat. Jadi, ini bukan karena pertimbangan subyektif dari tim kuasa hukum atau dari Pak Syamsul, tapi pertimbangan obyektif dari tim medis,” jelasnya.

Rudy Alfonso, yang juga kuasa hukum Syamsul, juga menjelaskan bahwa pada hari ini, pihaknya akan menyampaikan surat keterangan dokter ke hakim pengadilan tipikor. “Sudah pasti Pak Syamsul tidak bisa hadir karena dirawat di rumah sakit,” terangnya.

Pantauan Sumut Pos, sejumlah kerabat dekat Syamsul, yang wajah-wajahnya tidak asing lantaran kerap terlihat mengikuti persidangan Syamsul di pengadilan tipikor, keluar-masuk kamar 1355. Salah satunya adik Syamsul, yakni Syah Afandin alias Ondin.

Menurut Abdul Hakim, pada Minggu (29/5) kemarin, yang sudah datang ke RS antara lain Ketua PPP Sumut Fadli, Sultan Langkat, sejumlah tokoh Delisedang, juga dari Majelis Adat Budaya Melayu.

Menurut pihak keluarga di Medan, Syamsul Arifin memang memiliki sejarah penyakit jantung. Hanya saja, sebelum-sebelumnya tidak begitu berat. Nah, mungkin sejak berada di rutan, penyakit jantungnya memburuk. “Kalau yang banyak orang tahu, yang parah waktu itu adalah penyakit prostatnya,” bebernya pihak keluarga yang minta namanya tidak dibeber.

Kondisi memburuknya Syamsul Arifin tersebut diperkirakan sejak dua pekan lalu. Hal itu ditandai dari mulai menurunnya berat badan Syamsul Arifin. “Dua pekan lalu sudah nampak lemah. Badannya pun sudah mulai kurus, nggak terlalu gemuk seperti dulu,” kisahnya.(sam/ari)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/