25 C
Medan
Saturday, September 21, 2024

Hercules Nahas di Medan Diakui Sudah Uzur

Foto: dok/JPNN Tubagus Hasanuddin.
Foto: dok/JPNN
Tubagus Hasanuddin.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pesawat Hercules nahas yang jatuh di permukiman warga di Medan, Sumatera Utara diakui merupakan pesawat tua. Hal itu disampaikan Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin.

Menurut mantan Sesmil era Presiden Megawati Soekarnoputri ini, Hercules C-130 itu merupakan pesawat yang diproduksi tahun 1954 di Amerika Serikat dan tiba di Indonesia tahun 1959-1960.

Bahkan, pesawat tipe short ini menurutnya sudah dua kali ganti mesin di Singapura. “Jadi seperti apapun, misalnya dioverhold tapi framenya bisa crag. Ini bisa diselidiki seperti apa, tapi memang sudah uzur, sudah waktunya diganti,” katanya di gedung DPR Jakarta, Selasa (30/6).

Insiden ini menurut politikus yang akrab disapa Kang TB itu, menunjukkan bahwa peralatan Angkatan Udara (AU) harus direnovasi dengan menggantinya pakai produk baru meski hanya dalam jumlah sedikit.

“Harus beli jangan ada lagi hibah yang lebih mahal. Beli meski jumlahnya sedikit tapi kondisi baru dan ada TOT sehingga ada nilai tambah untuk PT DI (Dirgantara Indonesia),” jelasnya. (fat/jpnn)

Foto: dok/JPNN Tubagus Hasanuddin.
Foto: dok/JPNN
Tubagus Hasanuddin.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pesawat Hercules nahas yang jatuh di permukiman warga di Medan, Sumatera Utara diakui merupakan pesawat tua. Hal itu disampaikan Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin.

Menurut mantan Sesmil era Presiden Megawati Soekarnoputri ini, Hercules C-130 itu merupakan pesawat yang diproduksi tahun 1954 di Amerika Serikat dan tiba di Indonesia tahun 1959-1960.

Bahkan, pesawat tipe short ini menurutnya sudah dua kali ganti mesin di Singapura. “Jadi seperti apapun, misalnya dioverhold tapi framenya bisa crag. Ini bisa diselidiki seperti apa, tapi memang sudah uzur, sudah waktunya diganti,” katanya di gedung DPR Jakarta, Selasa (30/6).

Insiden ini menurut politikus yang akrab disapa Kang TB itu, menunjukkan bahwa peralatan Angkatan Udara (AU) harus direnovasi dengan menggantinya pakai produk baru meski hanya dalam jumlah sedikit.

“Harus beli jangan ada lagi hibah yang lebih mahal. Beli meski jumlahnya sedikit tapi kondisi baru dan ada TOT sehingga ada nilai tambah untuk PT DI (Dirgantara Indonesia),” jelasnya. (fat/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/