30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ibadah Haji Sudah Dimulai di Makkah, Jamaah Dilarang Sentuh Kakbah

IBADAH HAJI: Suasana pelaksanaan ibadah haji dengan menerapkan social distancing di Masjidil Harram.
IBADAH HAJI: Suasana pelaksanaan ibadah haji dengan menerapkan social distancing di Masjidil Harram.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pelaksanaan ibadah haji 2020 mulai dilaksanakan di Makkah, Arab Saudi. Pelaksanaan rukun iman kelima umat Islam ini berlangsung ketat dan diikuti jumlah jamaah yang terbatas untuk mencegah penularan virus Corona (Covid-19).

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi telah menetapkan, jamaah yang diizinkan berhaji hanya seribu orang. Mereka berasal dari warga Saudi dan ekspatriatn

atau warga negara asing yang bekerja di negara itu.

Sesusai ketentuan syariat, haji dimulai pada 8 Zulhijjah atau bertepatan pada 29 Juli 2020. Ibadah ini akan memasuki puncak pada 9 Zulhijjah atau hari ini, 30 Juli 2020. Sementara itu, satu hari setelahnya, masyarakat Muslim akan merayakan Idul Adha yang diperingati tiap 10 Zulhijjah.

Gara-gara pandemi virus corona, pemerintah Arab Saudi memberlakukan penyelenggaraan haji tahun ini jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jamaah dilarang menyentuh atau mencium Kakbah, dan wajib menjaga jarak satu sama lain sejauh 1,5 meter.

Selain melarang jamaah dari luar negeri, jamaah dari dalam negeri pun dibatasi sangat ketat. Berdasarkan keterangan resmi pemerintah, kuota jamaah haji tahun ini hanya diberikan kepada 1.000 orang. Mereka yang mendapat jatah adalah petugas keamanan dan medis yang sudah sembuh dari infeksi virus corona, dan warga negara non-Saudi tapi tinggal di negara tersebut.

Namun, berdasarkan laporan media local, jumlah jamaah diperkirakan sekitar 10.000 orang. Jumlah tersebut jelas tak ada “apa-apanya” dibandingkan dengan jumlah peziarah setiap tahun yang mencapai 2,5 juta orang.

Untuk kali ini pula, pemerintah Arab Saudi tidak menyediakan pusat pers, yang setiap musim haji selalu dipenuhi oleh wartawan dari berbagai penjuru dunia. Arab Saudi terpaksa menjalankan pelaksanaan haji secara sangat ketat karena wabah corona ini masih kuat di negeri tersebut, maupun di negara-negara lain.

Sampai kemarin, jumlah kasus positif corona mencapai sekitar 270.000, dengan kematian sekitar 2.800 orang. Dengan pengetatan tersebut, Arab Saudi memang mengalami penurunan pendapatan yang cukup signifikan. Paling tidak dari penyelengaraan haji dan umrah, setiap tahun Arab Saudi mendapat pemasukan sekitar 12 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 174 triliun. (bbs)

IBADAH HAJI: Suasana pelaksanaan ibadah haji dengan menerapkan social distancing di Masjidil Harram.
IBADAH HAJI: Suasana pelaksanaan ibadah haji dengan menerapkan social distancing di Masjidil Harram.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pelaksanaan ibadah haji 2020 mulai dilaksanakan di Makkah, Arab Saudi. Pelaksanaan rukun iman kelima umat Islam ini berlangsung ketat dan diikuti jumlah jamaah yang terbatas untuk mencegah penularan virus Corona (Covid-19).

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi telah menetapkan, jamaah yang diizinkan berhaji hanya seribu orang. Mereka berasal dari warga Saudi dan ekspatriatn

atau warga negara asing yang bekerja di negara itu.

Sesusai ketentuan syariat, haji dimulai pada 8 Zulhijjah atau bertepatan pada 29 Juli 2020. Ibadah ini akan memasuki puncak pada 9 Zulhijjah atau hari ini, 30 Juli 2020. Sementara itu, satu hari setelahnya, masyarakat Muslim akan merayakan Idul Adha yang diperingati tiap 10 Zulhijjah.

Gara-gara pandemi virus corona, pemerintah Arab Saudi memberlakukan penyelenggaraan haji tahun ini jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jamaah dilarang menyentuh atau mencium Kakbah, dan wajib menjaga jarak satu sama lain sejauh 1,5 meter.

Selain melarang jamaah dari luar negeri, jamaah dari dalam negeri pun dibatasi sangat ketat. Berdasarkan keterangan resmi pemerintah, kuota jamaah haji tahun ini hanya diberikan kepada 1.000 orang. Mereka yang mendapat jatah adalah petugas keamanan dan medis yang sudah sembuh dari infeksi virus corona, dan warga negara non-Saudi tapi tinggal di negara tersebut.

Namun, berdasarkan laporan media local, jumlah jamaah diperkirakan sekitar 10.000 orang. Jumlah tersebut jelas tak ada “apa-apanya” dibandingkan dengan jumlah peziarah setiap tahun yang mencapai 2,5 juta orang.

Untuk kali ini pula, pemerintah Arab Saudi tidak menyediakan pusat pers, yang setiap musim haji selalu dipenuhi oleh wartawan dari berbagai penjuru dunia. Arab Saudi terpaksa menjalankan pelaksanaan haji secara sangat ketat karena wabah corona ini masih kuat di negeri tersebut, maupun di negara-negara lain.

Sampai kemarin, jumlah kasus positif corona mencapai sekitar 270.000, dengan kematian sekitar 2.800 orang. Dengan pengetatan tersebut, Arab Saudi memang mengalami penurunan pendapatan yang cukup signifikan. Paling tidak dari penyelengaraan haji dan umrah, setiap tahun Arab Saudi mendapat pemasukan sekitar 12 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 174 triliun. (bbs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/