30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

JK Akui Pemerintah Salah

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Warga menggunakan masker melihat kabut asap dari atas gedung di Jalan Diponegoro Medan, Jumat (23/10). Penyebab kabut asap di wilayah Medan, akibat kebakaran hutan di Riau serta meningkatnya jumlah titik panas sebanyak 771 titik yang tersebar di pulau Sumatera.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Warga menggunakan masker melihat kabut asap dari atas gedung di Jalan Diponegoro Medan, Jumat (23/10). Penyebab kabut asap di wilayah Medan, akibat kebakaran hutan di Riau serta meningkatnya jumlah titik panas sebanyak 771 titik yang tersebar di pulau Sumatera.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui bahwa pemerintahan yang berkuasa saat ini dan sebelumnya memberi andil atas bencana kebakaran hutan yang terjadi. Ini akibat pemerintah terlalu banyak mengeluarkan izin pengelolaan hutan.

“Pemerintah sekarang dan dulu punya kesalahan besar. Saya juga tanggung jawab kare­na ikut dalam pemerintah masa lalu,” kata JK di Kantor Wapres, kemarin.

Namun, dia menilai tak tepat jika semua pihak sal­ing menyalahkan. Sebaliknya, yang harus dilakukan adalah bersama-sama melakukan upaya jangka panjang seperti pemulihan atau restorasi hu­tan. Walaupun mengakui ber­tanggungjawab, JK tetap me­minta perusahaan pembakar lahan ditindak tegas.

“Mereka juga harus tanggung jawab, baik ongkos pemulihan maupun dendanya,’’ katanya.

Kemarin, Presiden Jokowi mendarat di Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang pukul 08.15 WIB dari Amerika Serikat. Setelah mendarat, Jokowi langsung menuju Kabupaten Ogan Komering Ilir dan berkantor di sana.

“Presiden langsung melanjutkan perjalanan melalui jalur darat menuju Kabupaten OKI, Sumatera Selatan. Di Kabupaten OKI, Presiden akan berkantor di kantor Bupati OKI selama beberapa hari,” kata anggota Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana, Kamis (29/10). Ari berujar, rencananya, Presiden berkantor di Kabupaten OKI hingga Sabtu mendatang.

Tujuan Presiden berkantor di kantor Bupati OKI, kata dia, selain mengerjakan tugas-tugas kenegaraan, adalah memastikan penanganan pemadaman kebakaran hutan dan lahan berjalan semakin efektif.

Jokowi juga ingin menjamin bahwa penanganan warga yang terdampak kabut asap, terutama pelayanan tanggap darurat di bidang kesehatan, pendidikan, dan bantuan sosial, berjalan dengan baik.

Presiden saat meninjau lokasi kebakaran juga ingin mengetahui langkah-langkah preventif yang telah dilakukan dalam mengatasi kebakaran hutan serta upaya penegakan hukum terhadap pembakar lahan dan hutan, termasuk perusahaan yang terlibat.

“Presiden memilih berkantor di OKI karena kebakaran hutan dan lahan, khususnya di Kabupaten OKI dan Musi Banyuasin, luas dan besar,” tutur Ari.

Menurut rencana, Jokowi akan meninjau sejumlah lokasi kebakaran hutan di Jambi dan Palangkaraya, Jumat (30/10) atau hari ini. “Rencananya kemungkinan lanjut ke Palangkaraya,” kata Ari.

Menurut Ari, rencananya Jokowi bertolak dari Palembang ke Jambi menggunakan pesawat kepresidenan. Tapi, jika cuaca tidak memungkinkan, presiden akan menggunakan helikopter. “Jika jarak pandang tidak memungkinkan, akan menggunakan helikopter,” katanya.

Ari mengatakan di Jambi dan Palangkaraya, Jokowi juga akan meninjau penanganan kesehatan bagi para warga yang terdampak kebakaran hutan.

Sejumlah menteri ikut mendampingi Jokowi dalam kunjungannya ke Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, yaitu Menko Polhukam Luhut Pandjaitan, Menko PMK Puan Maharani, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Pendidikan Anies Baswedan, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Gubernur Sumsel Alex Noerdin, dan Bupati OKI Iskandar.

Dari informasi terakhir, asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan memang masih pekat di sejumlah daer­ah. Badan Meteorologi, Klima­tologi dan Geofisika (BMKG), melaporkan pantauan tera­khir satelit Terra & Aqua pada 27 Oktober pukul 05.00 WIB terdapat 557 titik panas yang tersebar di Pulau Sumatera.

Titik panas ini yaitu 415 titik di Sumatera Selatan, 125 titik di Jambi, delapan titik di Riau, lima titik di Kepulauan Riau dan empat titik di Lampung.

Buruknya kabut asap di daerah juga digambarkan Ket­ua DPR RI, Setya Novanto, saat melakukan kunjungan kerja ke Jambi bersama bersama Men­teri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan, Kapolri Jendral Badrodin Haiti, Panglima TNI Jendral Gatot Nurmanto, Men­kes Nila F Moeloek, Menhut dan LHK Siti Nurbaya, Kepala BNPB Willem Rampangilei.

“Saat menuju Jambi dengan menggunakan helikopter, saya perkirakan jarak pandang ke depan saat di udara 0 meter dan jarak pandang ke bawah hanya 200 meter sehingga se­jauh mata memandang. Yang terlihat hanya hamparan asap putih dengan bau asap yang menyengat,” kata Setnov. (bbs/val)

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Warga menggunakan masker melihat kabut asap dari atas gedung di Jalan Diponegoro Medan, Jumat (23/10). Penyebab kabut asap di wilayah Medan, akibat kebakaran hutan di Riau serta meningkatnya jumlah titik panas sebanyak 771 titik yang tersebar di pulau Sumatera.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Warga menggunakan masker melihat kabut asap dari atas gedung di Jalan Diponegoro Medan, Jumat (23/10). Penyebab kabut asap di wilayah Medan, akibat kebakaran hutan di Riau serta meningkatnya jumlah titik panas sebanyak 771 titik yang tersebar di pulau Sumatera.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui bahwa pemerintahan yang berkuasa saat ini dan sebelumnya memberi andil atas bencana kebakaran hutan yang terjadi. Ini akibat pemerintah terlalu banyak mengeluarkan izin pengelolaan hutan.

“Pemerintah sekarang dan dulu punya kesalahan besar. Saya juga tanggung jawab kare­na ikut dalam pemerintah masa lalu,” kata JK di Kantor Wapres, kemarin.

Namun, dia menilai tak tepat jika semua pihak sal­ing menyalahkan. Sebaliknya, yang harus dilakukan adalah bersama-sama melakukan upaya jangka panjang seperti pemulihan atau restorasi hu­tan. Walaupun mengakui ber­tanggungjawab, JK tetap me­minta perusahaan pembakar lahan ditindak tegas.

“Mereka juga harus tanggung jawab, baik ongkos pemulihan maupun dendanya,’’ katanya.

Kemarin, Presiden Jokowi mendarat di Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang pukul 08.15 WIB dari Amerika Serikat. Setelah mendarat, Jokowi langsung menuju Kabupaten Ogan Komering Ilir dan berkantor di sana.

“Presiden langsung melanjutkan perjalanan melalui jalur darat menuju Kabupaten OKI, Sumatera Selatan. Di Kabupaten OKI, Presiden akan berkantor di kantor Bupati OKI selama beberapa hari,” kata anggota Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana, Kamis (29/10). Ari berujar, rencananya, Presiden berkantor di Kabupaten OKI hingga Sabtu mendatang.

Tujuan Presiden berkantor di kantor Bupati OKI, kata dia, selain mengerjakan tugas-tugas kenegaraan, adalah memastikan penanganan pemadaman kebakaran hutan dan lahan berjalan semakin efektif.

Jokowi juga ingin menjamin bahwa penanganan warga yang terdampak kabut asap, terutama pelayanan tanggap darurat di bidang kesehatan, pendidikan, dan bantuan sosial, berjalan dengan baik.

Presiden saat meninjau lokasi kebakaran juga ingin mengetahui langkah-langkah preventif yang telah dilakukan dalam mengatasi kebakaran hutan serta upaya penegakan hukum terhadap pembakar lahan dan hutan, termasuk perusahaan yang terlibat.

“Presiden memilih berkantor di OKI karena kebakaran hutan dan lahan, khususnya di Kabupaten OKI dan Musi Banyuasin, luas dan besar,” tutur Ari.

Menurut rencana, Jokowi akan meninjau sejumlah lokasi kebakaran hutan di Jambi dan Palangkaraya, Jumat (30/10) atau hari ini. “Rencananya kemungkinan lanjut ke Palangkaraya,” kata Ari.

Menurut Ari, rencananya Jokowi bertolak dari Palembang ke Jambi menggunakan pesawat kepresidenan. Tapi, jika cuaca tidak memungkinkan, presiden akan menggunakan helikopter. “Jika jarak pandang tidak memungkinkan, akan menggunakan helikopter,” katanya.

Ari mengatakan di Jambi dan Palangkaraya, Jokowi juga akan meninjau penanganan kesehatan bagi para warga yang terdampak kebakaran hutan.

Sejumlah menteri ikut mendampingi Jokowi dalam kunjungannya ke Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, yaitu Menko Polhukam Luhut Pandjaitan, Menko PMK Puan Maharani, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Pendidikan Anies Baswedan, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Gubernur Sumsel Alex Noerdin, dan Bupati OKI Iskandar.

Dari informasi terakhir, asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan memang masih pekat di sejumlah daer­ah. Badan Meteorologi, Klima­tologi dan Geofisika (BMKG), melaporkan pantauan tera­khir satelit Terra & Aqua pada 27 Oktober pukul 05.00 WIB terdapat 557 titik panas yang tersebar di Pulau Sumatera.

Titik panas ini yaitu 415 titik di Sumatera Selatan, 125 titik di Jambi, delapan titik di Riau, lima titik di Kepulauan Riau dan empat titik di Lampung.

Buruknya kabut asap di daerah juga digambarkan Ket­ua DPR RI, Setya Novanto, saat melakukan kunjungan kerja ke Jambi bersama bersama Men­teri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan, Kapolri Jendral Badrodin Haiti, Panglima TNI Jendral Gatot Nurmanto, Men­kes Nila F Moeloek, Menhut dan LHK Siti Nurbaya, Kepala BNPB Willem Rampangilei.

“Saat menuju Jambi dengan menggunakan helikopter, saya perkirakan jarak pandang ke depan saat di udara 0 meter dan jarak pandang ke bawah hanya 200 meter sehingga se­jauh mata memandang. Yang terlihat hanya hamparan asap putih dengan bau asap yang menyengat,” kata Setnov. (bbs/val)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/