26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bukan Kabinet Kerja tapi Kabinet Saudagar!

KABINET: Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) kemarin saat mengumumkan postur kabinetnya di Rumah Transisi, Jakarta Pusat.
KABINET: Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) saat mengumumkan postur kabinetnya di Rumah Transisi, Jakarta Pusat.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ekonom senior, Kwik Kian Gie, menilai kabinet pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sesungguhnya tidak layak disebut Kabinet Kerja. Namun, lebih tepat disebut Kabinet Saudagar.

Karena faktanya, menurut Kwik, dalam mengelola kebutuhan hajat hidup orang banyak, pemerintah selalu saja mencari untung.

“Sekarang pemerintah ambil untung dari transaksi impor bahan bakar minyak dan LPG. Setelah itu menyusul impor pangan dan pemerintah juga cari untung dengan cara manarik pajak impor. Itu kan Kabinet Saudagar namanya,” kata Kwik Kian Gie, di press room DPR, Senayan Jakarta, Selasa (31/3).

Terjebaknya pemerintahan Jokowi jadi Kabinet saudagar menurut mantan Kepala Litbang DPP PDIP ini, disebabkan karena di belakang Jokowi-Jusuf Kalla ada sekelompok pengusaha yang dari awal memback-up Jokowi-JK saat kampanye pilpres 2014 lalu.

“Jauh sebelum Jokowi-JK jadi presiden dan wapres, masa-masa kampanye pasangan ini jelas-jelas didukung oleh sembilan Taipan. Informasi tersebut tersebar demikian luasnya,” ungkap Kwik.

Targetnya lanjut Kwik, jika Jokowi-JK menang, maka presiden bisa didikte oleh sembilan Taipan tadi.

“Karena itu, saya menantang PDIP agar membantah informasi sembilan Taipan yang memback-up Jokowi-JK itu dengan sekuat-kuatnya,” saran Kwik.

Kalau tudingan tersebut tidak dibantah, lanjutnya, berarti PDIP membiarkan Jokowi melanggar konstitusi. (fas/jpnn)

KABINET: Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) kemarin saat mengumumkan postur kabinetnya di Rumah Transisi, Jakarta Pusat.
KABINET: Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) saat mengumumkan postur kabinetnya di Rumah Transisi, Jakarta Pusat.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ekonom senior, Kwik Kian Gie, menilai kabinet pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sesungguhnya tidak layak disebut Kabinet Kerja. Namun, lebih tepat disebut Kabinet Saudagar.

Karena faktanya, menurut Kwik, dalam mengelola kebutuhan hajat hidup orang banyak, pemerintah selalu saja mencari untung.

“Sekarang pemerintah ambil untung dari transaksi impor bahan bakar minyak dan LPG. Setelah itu menyusul impor pangan dan pemerintah juga cari untung dengan cara manarik pajak impor. Itu kan Kabinet Saudagar namanya,” kata Kwik Kian Gie, di press room DPR, Senayan Jakarta, Selasa (31/3).

Terjebaknya pemerintahan Jokowi jadi Kabinet saudagar menurut mantan Kepala Litbang DPP PDIP ini, disebabkan karena di belakang Jokowi-Jusuf Kalla ada sekelompok pengusaha yang dari awal memback-up Jokowi-JK saat kampanye pilpres 2014 lalu.

“Jauh sebelum Jokowi-JK jadi presiden dan wapres, masa-masa kampanye pasangan ini jelas-jelas didukung oleh sembilan Taipan. Informasi tersebut tersebar demikian luasnya,” ungkap Kwik.

Targetnya lanjut Kwik, jika Jokowi-JK menang, maka presiden bisa didikte oleh sembilan Taipan tadi.

“Karena itu, saya menantang PDIP agar membantah informasi sembilan Taipan yang memback-up Jokowi-JK itu dengan sekuat-kuatnya,” saran Kwik.

Kalau tudingan tersebut tidak dibantah, lanjutnya, berarti PDIP membiarkan Jokowi melanggar konstitusi. (fas/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/