22.8 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Kloter Pertama Berangkat Besok

Foto: Cecep Mulyana/Batam Pos/jpnn Para calon jemaah haji turun dari bus saat tiba di Embarkasi  Batam, beberapa waktu lalu.
Foto: Cecep Mulyana/Batam Pos/jpnn
Para calon jemaah haji turun dari bus saat tiba di Embarkasi
Batam, beberapa waktu lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO- Jamaah Haji Indonesia akan mulai diberangkatkan menuju tanah suci besok (1/9). Scara keseluruhan, persiapan penyelenggaraan ibadah haji 1435H/2014 diklaim rampung oleh Kementerian Agama (Kemenag). Meski, hingga kini negosiasi hotel transito untuk Jamaah di Jeddah masih berlangsung.

Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin menuturkan, kendati saat ini negosiasi masih berlangsung, hal itu tidak akan mempengaruhi jadwal penyelenggaraan haji. Sebab, hotel transito tersebut hanya digunakan saat kepulangan jamaah haji indonesia ke tanah air. Para jamaah sendiri akan diberangkatkan mulai tanggal 1 September 2014, dengan masa tinggal selama 39 hari. Dengan masa waktu lebih dari sebulan itu, ia optimis proses negosiasi akan selesai sebelum kepulangan jamaah. “Persiapan sudah 95 persen, tinggal hotel transito saja yang di Jeddah. Memang ini belum, tapi itu kan untuk kepulangan nanti. Jadi semuanya masih on schedule,” jelasnya.

Lukman menjelaskan, negosiasi tersebut terkait harga untuk hotel. Meski demikian, ia meyakinkan, bahwa seluruh akomodasi di Mekkah dan Madinah telah rampung. Sehingga jamaah haji indonesia tidak perlu khawatir akan terganggu dalam menjalankan ibadah.

Sementara itu, pada pemberangakatan pertama besok, akan diberangkatkan sepuluh kloter jamaah haji Indonesia. Satu kloter terdiri dari kurang lebih 400 orang jamaah haji. Mereka diberangkatkan melalui sembilan embarkasi, yakni embarkasi Medan, Batam, Padang, Jakarta Pondok Gede, Jakarta bekasi, Solo, Surabaya, Makassar, dan Lombok. Lokasi kedatangan mereka akan dibagi menjadi dua, lima kloter akan mendarat di Madinah dan lima kloter lainnya di Jeddah.

“Tahun ini, jamaah kita akan diterbangkan dengan menggunakan Garuda dan Saudi airlines. Pesawatnya lebih lebar sehingga daya tampungnya juga lebih besar,” tutur politisi asal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.

Hal ini, lanjut dia, yang menyebabkan kloter haji tahun ini lebih sedikit dari tahun lalu, dari 385 kloter menjadi 371 kloter. “Sehingga juga akan mempengarui masa tinggal, dari 41 hari menjadi 39 hari. karena masa penerbangan mereka pun jadi lebih cepat,” lanjutnya.

Menag menambahkan, untuk kloter terakhir jamaah haji Indonesia akan diberangkatkan dari tanah air pada tanggal 28 Spetember nanti. Sementara, untuk jadwal wukuf di Arofah dijadwalkan akan jatuh pada hari Jumat, tanggal 3 Oktober 2014. Sedangkan untuk jadwal pemulangan, kloter pertama akan dijadwalkan pulang pada 9 Oktober 2014. “Sehingga tanggal 10 Oktober sudah ditanah air. Sedangkan, kloter terakhir akan meninggalkan Arab Saudi pada 5 November 2014,” urainya.

Di sisi lain, pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan himbaun pada jamaah haji indonesia yang akan berangkat besok pagi. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama menuturkan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh jamaah haji indonesia selama di sana. Pertama, tingginya suhu udara di saudi. Kondisi tersebut, dikatakannya, dapat memicu kondisi mengancam jiwa dimana suhu tubuh mencapai lebih dari 40″C atau lebih (heat stroke), dehidrasi, dan Severe fatique (kelelahan berat). “Suhu di sana bisa sampai 40 derajat, otomatis kelembapan rendah. Jamaah harus banyak minum air putih, makan buah, bawa handuk basah, dan yang utama makan bergizi dan cukup istirahat,” pungkasnya.

Sementara, terkait dua penyakit yang saat ini tengah merisaukan dunia kesehatan, MERS CoV dan Ebola, mantan Dirjen P2PL itu meminta terus berhati-hati. Meski, untuk ebola, kemungkinannya relatif kecil pada saat ibadah haji. Alasannya, Saudi tidak memberikan visa untuk negara-negara Afrika Barat yang endemik ebola. Selain itu, penularannya cukup seulit karena harus melalui kontak langsung.

Sedangkan untuk MERS CoV, Tjandra menghimbau agar jamaah yang memiliki penyakit kronik untuk memeriksakan diri ke dokter masing-masing. gunanya agar penyakit mereka dapat terkontrol. Upaya ini dilakukan mengingat 60-70 persen pasien MERS CoV sebelumnya memiliki riwayat penyakit kronik. “kemudian saat berada di sana dan mengalami sesak nafas atau ganggguan pernafasan, langsung periksa ke dokter,” tegasnya.

Jatah Wasdal Rawan Diselewengkan
Tiap tahun, pemerintah Arab Saudi memberikan kuota khusus yang cukup banyak pada Kementerian Agama (Kemenag). Sebagaian dimanfaatkan untuk bagian pengawasan dan pengendalian (Wasdal) dengan alokasi mencapai 150 orang. Meski tidak terlalu banyak, rombongan wasdal rentan disusupi pihak-pihak yang tidak memiliki kaitan apapun.

Irjen Kemenag M. Yasin mengatakan saat ini pihaknya sedang menjaga kuota khusus itu agar tidak diberikan ke orang yang tak berhak. Kuota khusus di luar wasdal, disebut mantan pimpinan KPK itu harus diserahkan kepada masyarakat, bukan pejabat. Tujuannya, untuk mengurangi jumlah antrian calon jamaah haji. “Dialokasikan untuk yang mendaftar sesuai urut kacang di Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat),” ujarnya di KPK. Usulan pembentengan itu langsung diterima oleh Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU).  Pejabat, lanjutnya, boleh memakai kuota khusus asal masuk tim pengawasan dan pengendalian.

Pejabat menurut Jasin bisa mencontoh KPK. Meski sudah diberikan alokasi untuk 10 orang tiap tahunnya, tetapi ditolak. Pimpinan maupun anggota KPK tidak berebut untuk memanfaatkan kuota haji tersebut. “KPK harusnya dapat, tapi tidak mau menggunakannya. Untuk 10 orang yang bertugas melakukan pemantauan,” jelasnya.

Sikap KPK disebutnya sangat kuat. Meski sudah dijelaskan bukan dari kuota jamaah, lembaga antirasuah tetap menolak. Lantaran menolak, berarti ada sisa kuota untuk 10 orang. Saat ini, Jasin memastikan sisa seperti itu tidak boleh digunakan untuk pejabat. Tetapi, dikembalikan kepada kuota masyarakat.

“Untuk memperpendek antrian haji yang bertahun-tahun. Kalau kita konsisten memberikan kuota sesuai aturan, antrian haji bisa lebih pendek. Antrian itu bisa diperpendek, kok,” ucapnya optimistis.

Anggota parlemen diharapkan tidak mencari-cari kuota kosong untuk memotong antrian. Kuota hanya disediakan 150 orang dan itu hanya untuk pengawasan. Termasuk Irjen di berbagai kementerian seperti perhubungan, kesehatan, hingga Kemenag sendiri.

Mencegah adanya kebocoran kuota merupakan salah satu sektor yang diperbaiki oleh inspektorat Kemenag. Seperti diketahui, saat ini KPK sedang menangani kasus korupsi haji dengan tersangka mantan Menag Suryhadarma Ali.

Penyidikan itu salah satunya berawal dari temuan inspektorat saat melakukan kajian sistem. Disebutkan Jasin, ada 48 temuan yang berindikasi korupsi. Termasuk penyediaan barang dan jasa, akomodasi, transportasi, hingga katering. Jasin yang mantan pimpinan KPK membawa kajian lembaga antirasuah untuk langsung diterapkan di Kemenag. “Baru 2014 ini kami lakukan perbaikan berdasarkan rekomendasi-rekomendasi yang ada,” tegasnya. (mia/dim/ije/jpnn)

Foto: Cecep Mulyana/Batam Pos/jpnn Para calon jemaah haji turun dari bus saat tiba di Embarkasi  Batam, beberapa waktu lalu.
Foto: Cecep Mulyana/Batam Pos/jpnn
Para calon jemaah haji turun dari bus saat tiba di Embarkasi
Batam, beberapa waktu lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO- Jamaah Haji Indonesia akan mulai diberangkatkan menuju tanah suci besok (1/9). Scara keseluruhan, persiapan penyelenggaraan ibadah haji 1435H/2014 diklaim rampung oleh Kementerian Agama (Kemenag). Meski, hingga kini negosiasi hotel transito untuk Jamaah di Jeddah masih berlangsung.

Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin menuturkan, kendati saat ini negosiasi masih berlangsung, hal itu tidak akan mempengaruhi jadwal penyelenggaraan haji. Sebab, hotel transito tersebut hanya digunakan saat kepulangan jamaah haji indonesia ke tanah air. Para jamaah sendiri akan diberangkatkan mulai tanggal 1 September 2014, dengan masa tinggal selama 39 hari. Dengan masa waktu lebih dari sebulan itu, ia optimis proses negosiasi akan selesai sebelum kepulangan jamaah. “Persiapan sudah 95 persen, tinggal hotel transito saja yang di Jeddah. Memang ini belum, tapi itu kan untuk kepulangan nanti. Jadi semuanya masih on schedule,” jelasnya.

Lukman menjelaskan, negosiasi tersebut terkait harga untuk hotel. Meski demikian, ia meyakinkan, bahwa seluruh akomodasi di Mekkah dan Madinah telah rampung. Sehingga jamaah haji indonesia tidak perlu khawatir akan terganggu dalam menjalankan ibadah.

Sementara itu, pada pemberangakatan pertama besok, akan diberangkatkan sepuluh kloter jamaah haji Indonesia. Satu kloter terdiri dari kurang lebih 400 orang jamaah haji. Mereka diberangkatkan melalui sembilan embarkasi, yakni embarkasi Medan, Batam, Padang, Jakarta Pondok Gede, Jakarta bekasi, Solo, Surabaya, Makassar, dan Lombok. Lokasi kedatangan mereka akan dibagi menjadi dua, lima kloter akan mendarat di Madinah dan lima kloter lainnya di Jeddah.

“Tahun ini, jamaah kita akan diterbangkan dengan menggunakan Garuda dan Saudi airlines. Pesawatnya lebih lebar sehingga daya tampungnya juga lebih besar,” tutur politisi asal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.

Hal ini, lanjut dia, yang menyebabkan kloter haji tahun ini lebih sedikit dari tahun lalu, dari 385 kloter menjadi 371 kloter. “Sehingga juga akan mempengarui masa tinggal, dari 41 hari menjadi 39 hari. karena masa penerbangan mereka pun jadi lebih cepat,” lanjutnya.

Menag menambahkan, untuk kloter terakhir jamaah haji Indonesia akan diberangkatkan dari tanah air pada tanggal 28 Spetember nanti. Sementara, untuk jadwal wukuf di Arofah dijadwalkan akan jatuh pada hari Jumat, tanggal 3 Oktober 2014. Sedangkan untuk jadwal pemulangan, kloter pertama akan dijadwalkan pulang pada 9 Oktober 2014. “Sehingga tanggal 10 Oktober sudah ditanah air. Sedangkan, kloter terakhir akan meninggalkan Arab Saudi pada 5 November 2014,” urainya.

Di sisi lain, pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan himbaun pada jamaah haji indonesia yang akan berangkat besok pagi. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama menuturkan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh jamaah haji indonesia selama di sana. Pertama, tingginya suhu udara di saudi. Kondisi tersebut, dikatakannya, dapat memicu kondisi mengancam jiwa dimana suhu tubuh mencapai lebih dari 40″C atau lebih (heat stroke), dehidrasi, dan Severe fatique (kelelahan berat). “Suhu di sana bisa sampai 40 derajat, otomatis kelembapan rendah. Jamaah harus banyak minum air putih, makan buah, bawa handuk basah, dan yang utama makan bergizi dan cukup istirahat,” pungkasnya.

Sementara, terkait dua penyakit yang saat ini tengah merisaukan dunia kesehatan, MERS CoV dan Ebola, mantan Dirjen P2PL itu meminta terus berhati-hati. Meski, untuk ebola, kemungkinannya relatif kecil pada saat ibadah haji. Alasannya, Saudi tidak memberikan visa untuk negara-negara Afrika Barat yang endemik ebola. Selain itu, penularannya cukup seulit karena harus melalui kontak langsung.

Sedangkan untuk MERS CoV, Tjandra menghimbau agar jamaah yang memiliki penyakit kronik untuk memeriksakan diri ke dokter masing-masing. gunanya agar penyakit mereka dapat terkontrol. Upaya ini dilakukan mengingat 60-70 persen pasien MERS CoV sebelumnya memiliki riwayat penyakit kronik. “kemudian saat berada di sana dan mengalami sesak nafas atau ganggguan pernafasan, langsung periksa ke dokter,” tegasnya.

Jatah Wasdal Rawan Diselewengkan
Tiap tahun, pemerintah Arab Saudi memberikan kuota khusus yang cukup banyak pada Kementerian Agama (Kemenag). Sebagaian dimanfaatkan untuk bagian pengawasan dan pengendalian (Wasdal) dengan alokasi mencapai 150 orang. Meski tidak terlalu banyak, rombongan wasdal rentan disusupi pihak-pihak yang tidak memiliki kaitan apapun.

Irjen Kemenag M. Yasin mengatakan saat ini pihaknya sedang menjaga kuota khusus itu agar tidak diberikan ke orang yang tak berhak. Kuota khusus di luar wasdal, disebut mantan pimpinan KPK itu harus diserahkan kepada masyarakat, bukan pejabat. Tujuannya, untuk mengurangi jumlah antrian calon jamaah haji. “Dialokasikan untuk yang mendaftar sesuai urut kacang di Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat),” ujarnya di KPK. Usulan pembentengan itu langsung diterima oleh Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU).  Pejabat, lanjutnya, boleh memakai kuota khusus asal masuk tim pengawasan dan pengendalian.

Pejabat menurut Jasin bisa mencontoh KPK. Meski sudah diberikan alokasi untuk 10 orang tiap tahunnya, tetapi ditolak. Pimpinan maupun anggota KPK tidak berebut untuk memanfaatkan kuota haji tersebut. “KPK harusnya dapat, tapi tidak mau menggunakannya. Untuk 10 orang yang bertugas melakukan pemantauan,” jelasnya.

Sikap KPK disebutnya sangat kuat. Meski sudah dijelaskan bukan dari kuota jamaah, lembaga antirasuah tetap menolak. Lantaran menolak, berarti ada sisa kuota untuk 10 orang. Saat ini, Jasin memastikan sisa seperti itu tidak boleh digunakan untuk pejabat. Tetapi, dikembalikan kepada kuota masyarakat.

“Untuk memperpendek antrian haji yang bertahun-tahun. Kalau kita konsisten memberikan kuota sesuai aturan, antrian haji bisa lebih pendek. Antrian itu bisa diperpendek, kok,” ucapnya optimistis.

Anggota parlemen diharapkan tidak mencari-cari kuota kosong untuk memotong antrian. Kuota hanya disediakan 150 orang dan itu hanya untuk pengawasan. Termasuk Irjen di berbagai kementerian seperti perhubungan, kesehatan, hingga Kemenag sendiri.

Mencegah adanya kebocoran kuota merupakan salah satu sektor yang diperbaiki oleh inspektorat Kemenag. Seperti diketahui, saat ini KPK sedang menangani kasus korupsi haji dengan tersangka mantan Menag Suryhadarma Ali.

Penyidikan itu salah satunya berawal dari temuan inspektorat saat melakukan kajian sistem. Disebutkan Jasin, ada 48 temuan yang berindikasi korupsi. Termasuk penyediaan barang dan jasa, akomodasi, transportasi, hingga katering. Jasin yang mantan pimpinan KPK membawa kajian lembaga antirasuah untuk langsung diterapkan di Kemenag. “Baru 2014 ini kami lakukan perbaikan berdasarkan rekomendasi-rekomendasi yang ada,” tegasnya. (mia/dim/ije/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/