30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tugas Berat

SUMUTPOS.CO – Pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu menjadi harapan satu-satunya Indonesia untuk meraih medali emas cabang bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020. Pada pertai final, wakil Merah Putih ini bakal menghadapi pasangan Tiongkok, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan di Musashino Forest Plaza, Senin (2/8) siang ini.

HARAPAN: Greysia Polii dan Apriyani Rahayu menjadi harapan Indonesia untuk meraih mendali emas cabang Bulutangkis Olimpiyade Tokyo 2020.

Greysia / Apriyani melangkah ke final usai mengalahkan wakil Korea Selatan, Lee So-hee/Shin Seung-chan dengan skor 21-19, 21-17. Sedangkan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan lolos ke final juga mengalahkan pasangan Korea Selatan, Kim So-yeong/Kong Hee-yong dengan skor cukup telak, 15-21, 11-21.

Pertandingan final ini bakal berjalan seru. Agar bisa meraih medali emas, Greysia/Apriyani harus berjuang keras. Sebab, lawan yang dihadapi tidaklah mudah. Chen Qing Chen/Jia Yi Fan saat ini berada di urutan ketiga terbaik dunia.

Berkaca dari head to head, Greysia/Apriyani juga kalah. Dari sembilan laga melawan Chen/Jia, Greysia/Apriyani hanya menang sebanyak tiga kali. Sisanya enam kali mengalami kekalahan.

Meski begitu, kesempatan Greysia/Apriyani untuk memenangkan final tetap terbuka lebar. Apalagi pada Olimpiade Tokyo 2020 ini, banyak kejutan terjadi. Misalnya tersingkirnya ganda putra peringkat satu dunia, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon.

Greysia/Apriyani sendiri optimis meraih kemenangan. Untuk itu, dia berharap dukungan yang diberikan rakyat tanah air untuk bisa meraih emas pertama bagi Indonesia di Olimpiade 2020 ini.

“Masih ada tugas yang kami harus selesaikan. Saya belum banyak yang bisa disampaikan tapi kami memohon doa restu dan dukungan seluruh rakyat Indonesia untuk kami di final. Semoga kami bisa memberikan yang terbaik,” kata Greysia, dilansir badmintonindonesia.org.

Pelatih ganda putrid, Eng Hian juga meminta masyarakat Indonesia bisa meredam ekspetasi berlebihan kepada anak asuhnya. Dia meminta masyarakat membiarkan Greysia/Apriyani menemukan caranya sendiri di babak final.

“Sebenarnya masalah nonteknis saat pemain tidak bisa mengontrol ekspetasi. Olimpiade ini banyak unggulan tumbang karena bermain berbeda dengan standar karena beban berat. Mohon pemberitaan jangan terlalu berlebihan. Mohon doanya saja,” kata Didi, sapaan karib Eng Hian.

Didi mengakui, Greysia Polii / Apriyani Rahayu tertinggal secara head-to-head dari Chen / Jia dengan agregat 3-6. “Kami sudah mendekati fase terpenting. Secara teknis sudah disiapkan, tetapi apakah strategi berjalan apa tidak tergantung di lapangan nanti,” harap Didi. (bbs)

SUMUTPOS.CO – Pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu menjadi harapan satu-satunya Indonesia untuk meraih medali emas cabang bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020. Pada pertai final, wakil Merah Putih ini bakal menghadapi pasangan Tiongkok, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan di Musashino Forest Plaza, Senin (2/8) siang ini.

HARAPAN: Greysia Polii dan Apriyani Rahayu menjadi harapan Indonesia untuk meraih mendali emas cabang Bulutangkis Olimpiyade Tokyo 2020.

Greysia / Apriyani melangkah ke final usai mengalahkan wakil Korea Selatan, Lee So-hee/Shin Seung-chan dengan skor 21-19, 21-17. Sedangkan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan lolos ke final juga mengalahkan pasangan Korea Selatan, Kim So-yeong/Kong Hee-yong dengan skor cukup telak, 15-21, 11-21.

Pertandingan final ini bakal berjalan seru. Agar bisa meraih medali emas, Greysia/Apriyani harus berjuang keras. Sebab, lawan yang dihadapi tidaklah mudah. Chen Qing Chen/Jia Yi Fan saat ini berada di urutan ketiga terbaik dunia.

Berkaca dari head to head, Greysia/Apriyani juga kalah. Dari sembilan laga melawan Chen/Jia, Greysia/Apriyani hanya menang sebanyak tiga kali. Sisanya enam kali mengalami kekalahan.

Meski begitu, kesempatan Greysia/Apriyani untuk memenangkan final tetap terbuka lebar. Apalagi pada Olimpiade Tokyo 2020 ini, banyak kejutan terjadi. Misalnya tersingkirnya ganda putra peringkat satu dunia, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon.

Greysia/Apriyani sendiri optimis meraih kemenangan. Untuk itu, dia berharap dukungan yang diberikan rakyat tanah air untuk bisa meraih emas pertama bagi Indonesia di Olimpiade 2020 ini.

“Masih ada tugas yang kami harus selesaikan. Saya belum banyak yang bisa disampaikan tapi kami memohon doa restu dan dukungan seluruh rakyat Indonesia untuk kami di final. Semoga kami bisa memberikan yang terbaik,” kata Greysia, dilansir badmintonindonesia.org.

Pelatih ganda putrid, Eng Hian juga meminta masyarakat Indonesia bisa meredam ekspetasi berlebihan kepada anak asuhnya. Dia meminta masyarakat membiarkan Greysia/Apriyani menemukan caranya sendiri di babak final.

“Sebenarnya masalah nonteknis saat pemain tidak bisa mengontrol ekspetasi. Olimpiade ini banyak unggulan tumbang karena bermain berbeda dengan standar karena beban berat. Mohon pemberitaan jangan terlalu berlebihan. Mohon doanya saja,” kata Didi, sapaan karib Eng Hian.

Didi mengakui, Greysia Polii / Apriyani Rahayu tertinggal secara head-to-head dari Chen / Jia dengan agregat 3-6. “Kami sudah mendekati fase terpenting. Secara teknis sudah disiapkan, tetapi apakah strategi berjalan apa tidak tergantung di lapangan nanti,” harap Didi. (bbs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/