JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari tengah menjadi buah bibir setelah mampu merebut emas di Asian Games 2014. Catatan itu sangat impresif karena Greysia/Nitya hanya dipatok merebut perunggu.
PP PBSI pun meminta para pebulutangkis menyontoh prestasi yang diukir Greysia/Nitya. Salah satu yang menjadi sindiran PP PBSI ialah tunggal putri yang gagal total di Asian Games 2014 lalu.
“Pencapaian di nomor ganda putri memberikan harapan baru bagi peta perbulutangkisan ganda putri dunia. Semoga apa yang dicapai Greysia/Nitya dapat menginspirasi pemain-pemain lain, terutama para junior,” kata Gita Wirjawan, Ketua Umum PP PBSI di laman resmi organisasi, Kamis (2/10).
Selama ini, Indonesia memang selalu bergantung pada ganda putra Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan dan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Namun, Owi/Butet, sapaan karib Tontowi/Liliyana hanya mampu merebut perak di Korea Selatan.
“Keberhasilan tim ganda putri untuk bangkit dan bersaing di kancah perbulutangkisan kelas dunia diharapkan mampu memotivasi tim tunggal putri,” tegas Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky. (jos/jpnn)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari tengah menjadi buah bibir setelah mampu merebut emas di Asian Games 2014. Catatan itu sangat impresif karena Greysia/Nitya hanya dipatok merebut perunggu.
PP PBSI pun meminta para pebulutangkis menyontoh prestasi yang diukir Greysia/Nitya. Salah satu yang menjadi sindiran PP PBSI ialah tunggal putri yang gagal total di Asian Games 2014 lalu.
“Pencapaian di nomor ganda putri memberikan harapan baru bagi peta perbulutangkisan ganda putri dunia. Semoga apa yang dicapai Greysia/Nitya dapat menginspirasi pemain-pemain lain, terutama para junior,” kata Gita Wirjawan, Ketua Umum PP PBSI di laman resmi organisasi, Kamis (2/10).
Selama ini, Indonesia memang selalu bergantung pada ganda putra Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan dan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Namun, Owi/Butet, sapaan karib Tontowi/Liliyana hanya mampu merebut perak di Korea Selatan.
“Keberhasilan tim ganda putri untuk bangkit dan bersaing di kancah perbulutangkisan kelas dunia diharapkan mampu memotivasi tim tunggal putri,” tegas Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky. (jos/jpnn)