MEDAN-PSMS harus menelan pil pahit saat dipermalukan Persitara Jakarta Utara 1-2 dalam lanjutan Divisi Utama PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) di Stadion Teladan Medan, Minggu (2/6). Hasil ini memupus rekor tanpa terkalahkan PSMS dari tujuh laga yang telah dijalani.
Dua gol Firman di menit 35 dan 91 menghadirkan mimpi buruk kekalahan pertama di kandang. Gol Juanda Mahyadi di penghujung laga tak cukup untuk menghibur tuan rumah.
Pelatih PSMS Edy Syahputra, mengatakan, dari evaluasi di laga-laga sebelumnya masalah konsentrasi kerap menjadi kekhawatiran. Dan benar saja, hal itu berdampak buruk pada kekalahan skuadnya.
“Anak-anak lagi-lagi kurang konsentrasi dalam mengawal lawan. Dua gol yang terjadi akibat lengah. Secara umum Persitara bermain bagus. Serangan dari sayap mereka sangat baik dan kami ketinggalan jauh. Mereka menyerang dari kiri dengan baik,” tegasnya.
Sebenarnya PSMS bukannya tanpa peluang. Namun buruknya penyelesaian akhir menjadi masalah yang menganggu. Mengandalkan duet Saktiawan Sinaga dan Safri Koto, PSMS mampu menghadirkan ancaman-ancaman di jantung pertahanan lawan. Di menit 15, PSMS nyaris unggul lewat tendangan Safri Koto. Sedikitnya tiga kali, eks striker PON Sumut itu mendapatkan ruang tembak. Hanya saja tendangannya belum tepat sasaran.
Persitara justru mampu bermain efektif memanfaatkan setiap peluang. Firman membuat seisi Teladan tertegun lewat golnya di menit 35. Tak ada gol tambahan yang tercipta hingga turun minum.Upaya untuk mengejar ketetinggalan terus dilancarkan Saktiawan Sinaga dkk.
Namun belum juga mereka mampu menembus pertahanan Pepito dkk. Peluang terbaik didapatkan Safri Koto di menit 85 yang gagal menuntaskan operan Sakti di depan gawang.
Bukannya mencetak gol, PSMS kembali kecolongan. Kerja sama Irfan dan Firman berujung gol kedua sore itu bagi ‘Si Pitung’, julukan Persitara. Gol telat Juanda Mahyadi di masa injury time tak mampu menyelamatkan muka PSMS.
Laga ini juga dinodai dengan ulah suporter PSMS yang kerap melancarkan provokasi dan lemparan botol air mineral ke arah lapangan dan kubu Persitara.
Dampaknya laga beberapa kali sempat dihentikan. Kiper Persitara Kuswanto mengambil bukti pecahan batu yang mendarat di daerah gawangnya ke wasit yang memimpin pertandingan.
Selain, batu yang melayang ke daerah kiper, letusan petasan yang nyaring mengganggu berkali-kali.
Bahkan pelatih Edy dan kapten tim, Saktiawan Sinaga juga mendatangi tribun Utara untuk menenangkan penonton.
Aroma dendam saat PSMS bertandang ke markas Persi-tara dua tahun silam menjadi alasan. Hal ini pun disesalkan Edy. (don)
Dihajar si Pitung
MEDAN-PSMS harus menelan pil pahit saat dipermalukan Persitara Jakarta Utara 1-2 dalam lanjutan Divisi Utama PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) di Stadion Teladan Medan, Minggu (2/6). Hasil ini memupus rekor tanpa terkalahkan PSMS dari tujuh laga yang telah dijalani.
Dua gol Firman di menit 35 dan 91 menghadirkan mimpi buruk kekalahan pertama di kandang. Gol Juanda Mahyadi di penghujung laga tak cukup untuk menghibur tuan rumah.
Pelatih PSMS Edy Syahputra, mengatakan, dari evaluasi di laga-laga sebelumnya masalah konsentrasi kerap menjadi kekhawatiran. Dan benar saja, hal itu berdampak buruk pada kekalahan skuadnya.
“Anak-anak lagi-lagi kurang konsentrasi dalam mengawal lawan. Dua gol yang terjadi akibat lengah. Secara umum Persitara bermain bagus. Serangan dari sayap mereka sangat baik dan kami ketinggalan jauh. Mereka menyerang dari kiri dengan baik,” tegasnya.
Sebenarnya PSMS bukannya tanpa peluang. Namun buruknya penyelesaian akhir menjadi masalah yang menganggu. Mengandalkan duet Saktiawan Sinaga dan Safri Koto, PSMS mampu menghadirkan ancaman-ancaman di jantung pertahanan lawan. Di menit 15, PSMS nyaris unggul lewat tendangan Safri Koto. Sedikitnya tiga kali, eks striker PON Sumut itu mendapatkan ruang tembak. Hanya saja tendangannya belum tepat sasaran.
Persitara justru mampu bermain efektif memanfaatkan setiap peluang. Firman membuat seisi Teladan tertegun lewat golnya di menit 35. Tak ada gol tambahan yang tercipta hingga turun minum.Upaya untuk mengejar ketetinggalan terus dilancarkan Saktiawan Sinaga dkk.
Namun belum juga mereka mampu menembus pertahanan Pepito dkk. Peluang terbaik didapatkan Safri Koto di menit 85 yang gagal menuntaskan operan Sakti di depan gawang.
Bukannya mencetak gol, PSMS kembali kecolongan. Kerja sama Irfan dan Firman berujung gol kedua sore itu bagi ‘Si Pitung’, julukan Persitara. Gol telat Juanda Mahyadi di masa injury time tak mampu menyelamatkan muka PSMS.
Laga ini juga dinodai dengan ulah suporter PSMS yang kerap melancarkan provokasi dan lemparan botol air mineral ke arah lapangan dan kubu Persitara.
Dampaknya laga beberapa kali sempat dihentikan. Kiper Persitara Kuswanto mengambil bukti pecahan batu yang mendarat di daerah gawangnya ke wasit yang memimpin pertandingan.
Selain, batu yang melayang ke daerah kiper, letusan petasan yang nyaring mengganggu berkali-kali.
Bahkan pelatih Edy dan kapten tim, Saktiawan Sinaga juga mendatangi tribun Utara untuk menenangkan penonton.
Aroma dendam saat PSMS bertandang ke markas Persi-tara dua tahun silam menjadi alasan. Hal ini pun disesalkan Edy. (don)