26 C
Medan
Monday, July 1, 2024

AS Tersingkir, Gairah Sepak Bola AS Tetap Pemenang

Tim Howard menyelamatkan gawang AS menggelorakan semangat warga AS yang menonton.
Tim Howard menyelamatkan gawang AS menggelorakan semangat warga AS yang menonton.

SALVADOR, SUMUTPOS.CO – Emosi warga Amerika Serikat (AS) menggelora tiap kali Tim Howard mematahkan serangan Belgia. Sepanjang waktu normal atau 2×45 menit, Howard sudah mementahkan delapan kali tembakan on target pemain Belgia. Total, sepanjang laga tersebut, Howard melakukan 15 kali penyelamatan.

Sayang, penjaga gawang Everton itu tetap tak mampu mengantarkan timnya melaju ke perempat final. AS menyerah 1-2 pada Belgia. Gol-gol dari Kevin de Bruyne pada menit ke-93 dan Romelu Lukaku (105″) menghancurkan hati suporter AS. Meski, Julian Green sempat memperkecil ketertinggalan pada menit ke-107.

“Ini membuat patah hati. Benar-benar sakit,” tutur Howard.

Statistik menunjukkan laga yang timpang. Belgia lebih mengendalikan laga. Tapi, dengan Howard di mistar gawang, semuanya terasa berimbang. Bahkan, media-media AS mengesampingkan banyaknya peluang Belgia, yang mencapai 39 tembakan. Mereka lebih suka menunjukkan bahwa The Yanks (julukan AS) lebih layak menang sebelum waktu berakhir.

Acuannya, dua peluang emas yang diperoleh Chris Wondolowski dan kapten tim Clint Dempsey jelang waktu normal berakhir. Jika setidaknya satu di antara peluang itu berbuah gol, dipastikan gol De Bruyne dan Lukaku tak akan terjadi, karena extra time tak akan terjadi.

Pelatih Juergen Klinsmann menegaskan, para pemainnya seharusnya keluar lapangan dengan kepala tegak. Fans The Yank yang menyaksikan langsung di Arena Fonte Nova, Salvador, menunjukkan respek luar biasa pada para pemainnya. Begitu pula jutaan fans AS di berbagai penjuru AS.

Presiden AS Barrack Obama pun memberikan perhatian besar pada tim nasionalnya. Sudah beberapa kali dia menyempatkan diri untuk menyaksikan secara langsung perjuangan perwakilan negaranya di sepak bola dunia tersebut meski hanya melalui layar televisi. Tak peduli di pesawat kepresidenan atau Airforce one saat AS menghadapi jerman, juga nonton bersama staf Gedung Putih di South Court Auditorium of the Eisenhower Executive Building di sebelah Gedung Putih.

Sebelum Piala Dunia berlangsung, FIFA sudah mengumumkan persebaran tiket. Hasilnya, sedikit di luar dugaan, karena warga AS disebut menjadi pembeli terbesar kedua. Mereka hanya kalah dari fans tuan rumah Brasil.

Sedikit di luar dugaan karena sepak bola bukanlah olahraga dengan penggemar terbesar di AS. Kalah dari sepak bola (?) ala Amerika, bola basket, juga baseball.

“Anak-anak muda tumbuh akrab dengan sepak bola, apakah Premier League (Inggris) atau Major League Soccer (Liga sepak bola AS). Negara ini telah berubah, ini Amerika yang baru,” ungkap Don Garber, Commissioner MLS, seperti dikutip New York Times.

Faktanya, gairah pada sepak bola di AS melonjak luar biasa sepanjang perhelatan Piala Dunia. Televisi-televisi yang menyiarkan pertandingan Piala Dunia mendapatkan rating yang tinggi. Channel Univision dan ESPN mencapai 25 juta penonton ketika AS berlaga melawan Portugal pada laga kedua Piala Dunia.

Jumlah tersebut jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan rataan penonton final NBA 2014 yang hanya mencapai 15,5 juta penonton. Jumlah penonton sepak bola juga lebih banyak ketimbang penonton Kejuaraan Dunia Bisbol tahun lalu, yang hanya disaksikan 14,9 juta orang. Hanya NFL yang secara konsisten selalu memiliki rating tertinggi melebihi rating sepakbola.

Jumlah penonton televisi tersebut terbilang cukup mencolok. Mengingat biasanya, berdasar data ESPN, pertandingan MLS memiliki rataan penonton 174 ribu. Jauh dibandingkan dengan rataan penonton NBA yang mencapai 2 juta penonton per game dan penonton NFL 17,9 juta. Final MLS pun paling banyak hanya disaksikan 505.000 penonton. (ady)

Tim Howard menyelamatkan gawang AS menggelorakan semangat warga AS yang menonton.
Tim Howard menyelamatkan gawang AS menggelorakan semangat warga AS yang menonton.

SALVADOR, SUMUTPOS.CO – Emosi warga Amerika Serikat (AS) menggelora tiap kali Tim Howard mematahkan serangan Belgia. Sepanjang waktu normal atau 2×45 menit, Howard sudah mementahkan delapan kali tembakan on target pemain Belgia. Total, sepanjang laga tersebut, Howard melakukan 15 kali penyelamatan.

Sayang, penjaga gawang Everton itu tetap tak mampu mengantarkan timnya melaju ke perempat final. AS menyerah 1-2 pada Belgia. Gol-gol dari Kevin de Bruyne pada menit ke-93 dan Romelu Lukaku (105″) menghancurkan hati suporter AS. Meski, Julian Green sempat memperkecil ketertinggalan pada menit ke-107.

“Ini membuat patah hati. Benar-benar sakit,” tutur Howard.

Statistik menunjukkan laga yang timpang. Belgia lebih mengendalikan laga. Tapi, dengan Howard di mistar gawang, semuanya terasa berimbang. Bahkan, media-media AS mengesampingkan banyaknya peluang Belgia, yang mencapai 39 tembakan. Mereka lebih suka menunjukkan bahwa The Yanks (julukan AS) lebih layak menang sebelum waktu berakhir.

Acuannya, dua peluang emas yang diperoleh Chris Wondolowski dan kapten tim Clint Dempsey jelang waktu normal berakhir. Jika setidaknya satu di antara peluang itu berbuah gol, dipastikan gol De Bruyne dan Lukaku tak akan terjadi, karena extra time tak akan terjadi.

Pelatih Juergen Klinsmann menegaskan, para pemainnya seharusnya keluar lapangan dengan kepala tegak. Fans The Yank yang menyaksikan langsung di Arena Fonte Nova, Salvador, menunjukkan respek luar biasa pada para pemainnya. Begitu pula jutaan fans AS di berbagai penjuru AS.

Presiden AS Barrack Obama pun memberikan perhatian besar pada tim nasionalnya. Sudah beberapa kali dia menyempatkan diri untuk menyaksikan secara langsung perjuangan perwakilan negaranya di sepak bola dunia tersebut meski hanya melalui layar televisi. Tak peduli di pesawat kepresidenan atau Airforce one saat AS menghadapi jerman, juga nonton bersama staf Gedung Putih di South Court Auditorium of the Eisenhower Executive Building di sebelah Gedung Putih.

Sebelum Piala Dunia berlangsung, FIFA sudah mengumumkan persebaran tiket. Hasilnya, sedikit di luar dugaan, karena warga AS disebut menjadi pembeli terbesar kedua. Mereka hanya kalah dari fans tuan rumah Brasil.

Sedikit di luar dugaan karena sepak bola bukanlah olahraga dengan penggemar terbesar di AS. Kalah dari sepak bola (?) ala Amerika, bola basket, juga baseball.

“Anak-anak muda tumbuh akrab dengan sepak bola, apakah Premier League (Inggris) atau Major League Soccer (Liga sepak bola AS). Negara ini telah berubah, ini Amerika yang baru,” ungkap Don Garber, Commissioner MLS, seperti dikutip New York Times.

Faktanya, gairah pada sepak bola di AS melonjak luar biasa sepanjang perhelatan Piala Dunia. Televisi-televisi yang menyiarkan pertandingan Piala Dunia mendapatkan rating yang tinggi. Channel Univision dan ESPN mencapai 25 juta penonton ketika AS berlaga melawan Portugal pada laga kedua Piala Dunia.

Jumlah tersebut jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan rataan penonton final NBA 2014 yang hanya mencapai 15,5 juta penonton. Jumlah penonton sepak bola juga lebih banyak ketimbang penonton Kejuaraan Dunia Bisbol tahun lalu, yang hanya disaksikan 14,9 juta orang. Hanya NFL yang secara konsisten selalu memiliki rating tertinggi melebihi rating sepakbola.

Jumlah penonton televisi tersebut terbilang cukup mencolok. Mengingat biasanya, berdasar data ESPN, pertandingan MLS memiliki rataan penonton 174 ribu. Jauh dibandingkan dengan rataan penonton NBA yang mencapai 2 juta penonton per game dan penonton NFL 17,9 juta. Final MLS pun paling banyak hanya disaksikan 505.000 penonton. (ady)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/