MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tim Bridge Sumatera Utara tetap menargetkan dua medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024. Target itu ditegaskan kembali oleh Sekretaris Umum Pengprov Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (Gabsi ) Sumut Perwira Sakti Lubis saat visitasi Tim Publikasi PON XXI Wilayah Sumatera Utara di lokasi latihan Abadi Coffe, Medan, Sabtu (2/12) sore.
Menurutnya, raihan target itu mengacu pada Kejurnas 28 Juli sampai 4 Agustus 2023 di Palembang. “Seperti yang saya katakan di Posko Publikasi lalu, kita tetap menargetkan dua emas dari nomor pasangan putri dan putra,” papar Perwira.
“Rujukannya Kejurnas di Palembang, kita meraih satu emas dari nomor Open U31 Junior dan satu perak dari beregu Open Team. Perunggu juga diraih dari pasangan wanita terbuka,” tambahnya.
Tim Visitasi Posko Publikasi PON XXI yang meninjau Pelatda Cabor Bridge di antaranya Johny Ramadhan Silalahi (Wasping KONI Sumut), Bahtar Panjaitan (Disporasu) dan M Yunan (Wartawan Posko).
Cabor Bridge pada PON 2024 mempertandingkan 5 nomor, yakni pasangan putra/i, beregu putra/i dan beregu campuran dengan kuata maksimal 18 atlet per provinsi yang lolos semua nomor.
“Saat ini atlet kita yang masuk Pelatda KONI Sumut ada delapan orang, empat putra dan empat putri. Tapi sebagai tuan rumah, kita ingin mengikuti kuota yang sudah ditentukan,” ujar Perwira.
“Di tim kita ada satu atlet putri nasional dan sudah sering ikut kejuaraan dunia. Sedangkan untuk porsi latihan kita latukan secara offline dan online,” katanya lagi.
Untuk memantapkan persiapan, pihaknya juga akan try-out rencananya ke Padang untuk mengikuti kejuaraan Agriculture Fak Universitas Andalas (AGBC Open) pada 9-10 Desember 2023. “Semua anggota tim ikut. Selain itu kita akan melakukan Selekda pada 16-17 Desember untuk memenuhi kuota 18 atlet 3 tim yang akan mengikuti semua nomor,” terangnya.
Perwira pun memastikan, Pelatda Cabor Bridge tidak ada kendala dengan dukungan Pemprovsu melalui KONI Sumut. “Yang penting komitmen, karena bridge ini cabang olahraga yang butuh konsentrasi dan harus fokus. Saat bermain jangan dipikirkan yang tidak perlu atau hal lain,” jelasnya.
Mengenai saingan terberat, Perwira menyebutkan selain DKI Jakarta ada juga Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sulawesi Utara. “Usia atlet bridge kita untuk putri 20-an tahun dan baru tamat kuliah. Sedangkan untuk putra usia 40-an tahun,” ungkapnya.
Diakuinya, bibit atlet bridge termasuk langka dan kurang berkembang karena permainannya butuh konsentrasi dan fokus. “Di Medan hanya ada tiga klub dan tim Sumut yang ikut PON berasal dari Medan, Langkat dan Siantar,” pungkasnya. (dek)