29 C
Medan
Friday, January 31, 2025

3 Belgia v Jepang 2: Super Comeback

Ia tidak peduli kubunya harus kebobolan dua gol lebih dulu melawan Jepang. Bagi Martinez yang paling penting adalah terus melaju. “Pada Piala Dunia, anda ingin sempurna, tapi ini tentang keberhasilan, ini tentang kemenangan,” ujar eks arsitek Everton itu.

Sementara Pelatih Jepang, Akira Nishino menyesali kegagalan timnya. Apalagi membuang keunggulan dua gol. “Tim kami adalah tim yang kuat. Sebetulnya kami bisa menang tadi. Sayang, kami kalah karena banyak gol-gol tidak terduga yang tercipta,” kata Nishino seperti dikutip fifa.com.

Memimpin dua gol lebih dulu, Nishino mengaku sangat terkejut saat Belgia membalap perolehan gol Samurai Biru. Gol terakhir yang disarangkan Nacer Chadli diakui Nishino sama sekali tidak disangka. “Kami pikir pertandingan akan lanjut ke babak extra time. Tapi ternyata Belgia melancarkan serangan balik super yang tidak bisa kami antisipasi,” ujar Nishino.

Nishino pun membenarkan bahwa saat memimpin 2-0 lewat gol Genki Haraguchi dan Takashi Inui, ia memberi komando kepada anak-anak asuhnya untuk terus menekan Belgia. Namun, strategi pelatih Belgia Roberto Martinez rupanya sukses menjadi penangkal pola permainan Jepang.

“Saat memimpin, saya betul-betul ingin pemain saya membuat gol lagi, dan kami punya kesempatan itu. Kami sudah menguasai permainan. Ternyata Belgia bisa meningkatkan tempo permainan mereka di saat yang tepat,” sesal Nishino. (kar/jpc/don)

Ia tidak peduli kubunya harus kebobolan dua gol lebih dulu melawan Jepang. Bagi Martinez yang paling penting adalah terus melaju. “Pada Piala Dunia, anda ingin sempurna, tapi ini tentang keberhasilan, ini tentang kemenangan,” ujar eks arsitek Everton itu.

Sementara Pelatih Jepang, Akira Nishino menyesali kegagalan timnya. Apalagi membuang keunggulan dua gol. “Tim kami adalah tim yang kuat. Sebetulnya kami bisa menang tadi. Sayang, kami kalah karena banyak gol-gol tidak terduga yang tercipta,” kata Nishino seperti dikutip fifa.com.

Memimpin dua gol lebih dulu, Nishino mengaku sangat terkejut saat Belgia membalap perolehan gol Samurai Biru. Gol terakhir yang disarangkan Nacer Chadli diakui Nishino sama sekali tidak disangka. “Kami pikir pertandingan akan lanjut ke babak extra time. Tapi ternyata Belgia melancarkan serangan balik super yang tidak bisa kami antisipasi,” ujar Nishino.

Nishino pun membenarkan bahwa saat memimpin 2-0 lewat gol Genki Haraguchi dan Takashi Inui, ia memberi komando kepada anak-anak asuhnya untuk terus menekan Belgia. Namun, strategi pelatih Belgia Roberto Martinez rupanya sukses menjadi penangkal pola permainan Jepang.

“Saat memimpin, saya betul-betul ingin pemain saya membuat gol lagi, dan kami punya kesempatan itu. Kami sudah menguasai permainan. Ternyata Belgia bisa meningkatkan tempo permainan mereka di saat yang tepat,” sesal Nishino. (kar/jpc/don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/