25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Soft Tennis, Primadona Baru Penyumbang Emas

ANTARA/Basrul Haq/NZ/11. EMAS BEREGU PUTERI: Atlet soft tenis beregu puteri Indonesia  seusai menerima medali pada SEA Games XXVI di  di Arena Tenis Jakabaring sport Center Palembang.
ANTARA/Basrul Haq/NZ/11.
EMAS BEREGU PUTERI: Atlet soft tenis beregu puteri Indonesia seusai menerima medali pada SEA Games XXVI di di Arena Tenis Jakabaring sport Center Palembang.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO- Soft tennis menjadi primadona baru sebagai penyumbang medali emas bagi Indonesia di Asian Games XVII/2014 Incheon, Korea Selatan. Kebangkitan ditandai emas di SEA Games 2011 meski organisasi vakum.

Para atlet putra digadang-gadang bisa menyumbangkan medali emas nantinya. Menilik jejak rekam di level Asia, soft tennis belum benar-benar mempunyai bukti. ‘Merah Putih’ tampil terakhir kali di Asian Games pada 1994 di Hiroshima, Jepang. Kala itu tak sekeping medali dibawa pulang.

Sejak itu, soft tennis mati suri. Organisasi (PESTI) vakum. Pembinaan ikut berhenti. Tahu-tahu cabang itu dilombakan di SEA Games 2011, saat Jakarta menjadi tuan rumah. Urusan administrasi melebur ke PELTI. Hasil yang dibukukan Prima Simpatiaji dkk. cukup bagus. Mereka menyapu bersih medali emas yang diperebutkan.

Torehan positif itu dianggap sebagai penanda kebangkitan soft tenis Indonesia di kancah Internasional. Pengurus Pusat Persatuan Soft Tenis Indonesia (PESTI) bangun dari tidur panjangnya.

Fakta itu tak mengurangi optimisme PESTI untuk menyumbangkan medali emas di Asian Games nanti. Meski, PESTI belum mempunyai atlet yang sepenuhnya fokus di cabang olahraga itu. Setelah ada kepastian soft tennis dilaksanakan di Asian Games Incheon, latihan pun ‘mendadak’ digeber. Skuat sedikit terbantu dengan diisi para veteran petenis.

“Sebelum tahu ada soft tennis di Asian Games, paling hanya seminggu sekali kita latihan. Nah, setelah tahu ternyata ada cabang olahraga ini, barulah kami mulai latihan rutin,” beber pelatih nasional soft tenis Ferly Montolalu.

“Target emas jadi penyemangat buat tim. Kami setengah nekat untuk bisa memenuhi itu,” tambah dia.Jika berpatokan kepada regulasi yang disusun Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), soft tennis harusnya out dari Asian Games. Soft tennis tak punya prestasi di Asian Games 2010, tak dapat medali apapun di SEA Games 2013 karena memang tak dimainkan, juga tak ada medali dari kejuaraan Asia 2013.

tapi, Satlak prima mempunyai pertimbangan lain. Ada potensi medali emas yang dijanjikan menilik prestasi soft tennis belakangan. Saat menjalani ujiocba pertama di Kejuaraan Asia Soft Tennis di Horoshima pada Maret lalu, Indonesia terhenti di babak delapan besar. Di ajang itu, Korea Selatan, Taiwan, dan Jepang masih mendominasi.

Dalam prosesnya, medali bisa diraih, meski bukan emas. Saat tampil di Thailand Terbuka pada April, tim soft tennis Indonesia berhasil merebut lima emas (tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, ganda campuran). Di Indonesia Terbuka yang digelar bulan Juli di Bali, tim ‘Merah Putih’ meraih dua perak (ganda putra dan tunggal putra) dan tiga perunggu (tunggal putri, ganda putri, ganda campuran).

Terbaru, Korea Cup yang digelar bulan Agustus di Korea, tim soft tennis Indonesia juga meraih hasil lumayan dengan memboyong tiga perak (ganda putra, tunggal putra, tunggal putri) dan tiga perunggu (ganda putri, ganda campuran).

“Dari hasil-hasil ini sebenarnya bisa dilihat kalau grafik soft tennis sebenarnya naik terus. Dari mulai yang hanya delapan besar, kemudian meningkat menjadi lima emas, dan di uji coba lain juga,” jelas Ferly.

“Makanya sebenarnya secara level kita sama-sama kuat dan pernah saling mengalahkan, kira-kira perbandingannya 45:55. Jadi kalau masalah keyakinan kita bisalah,” ucap Ferly mencoba meyakinkan.(bbs/btr)

ANTARA/Basrul Haq/NZ/11. EMAS BEREGU PUTERI: Atlet soft tenis beregu puteri Indonesia  seusai menerima medali pada SEA Games XXVI di  di Arena Tenis Jakabaring sport Center Palembang.
ANTARA/Basrul Haq/NZ/11.
EMAS BEREGU PUTERI: Atlet soft tenis beregu puteri Indonesia seusai menerima medali pada SEA Games XXVI di di Arena Tenis Jakabaring sport Center Palembang.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO- Soft tennis menjadi primadona baru sebagai penyumbang medali emas bagi Indonesia di Asian Games XVII/2014 Incheon, Korea Selatan. Kebangkitan ditandai emas di SEA Games 2011 meski organisasi vakum.

Para atlet putra digadang-gadang bisa menyumbangkan medali emas nantinya. Menilik jejak rekam di level Asia, soft tennis belum benar-benar mempunyai bukti. ‘Merah Putih’ tampil terakhir kali di Asian Games pada 1994 di Hiroshima, Jepang. Kala itu tak sekeping medali dibawa pulang.

Sejak itu, soft tennis mati suri. Organisasi (PESTI) vakum. Pembinaan ikut berhenti. Tahu-tahu cabang itu dilombakan di SEA Games 2011, saat Jakarta menjadi tuan rumah. Urusan administrasi melebur ke PELTI. Hasil yang dibukukan Prima Simpatiaji dkk. cukup bagus. Mereka menyapu bersih medali emas yang diperebutkan.

Torehan positif itu dianggap sebagai penanda kebangkitan soft tenis Indonesia di kancah Internasional. Pengurus Pusat Persatuan Soft Tenis Indonesia (PESTI) bangun dari tidur panjangnya.

Fakta itu tak mengurangi optimisme PESTI untuk menyumbangkan medali emas di Asian Games nanti. Meski, PESTI belum mempunyai atlet yang sepenuhnya fokus di cabang olahraga itu. Setelah ada kepastian soft tennis dilaksanakan di Asian Games Incheon, latihan pun ‘mendadak’ digeber. Skuat sedikit terbantu dengan diisi para veteran petenis.

“Sebelum tahu ada soft tennis di Asian Games, paling hanya seminggu sekali kita latihan. Nah, setelah tahu ternyata ada cabang olahraga ini, barulah kami mulai latihan rutin,” beber pelatih nasional soft tenis Ferly Montolalu.

“Target emas jadi penyemangat buat tim. Kami setengah nekat untuk bisa memenuhi itu,” tambah dia.Jika berpatokan kepada regulasi yang disusun Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), soft tennis harusnya out dari Asian Games. Soft tennis tak punya prestasi di Asian Games 2010, tak dapat medali apapun di SEA Games 2013 karena memang tak dimainkan, juga tak ada medali dari kejuaraan Asia 2013.

tapi, Satlak prima mempunyai pertimbangan lain. Ada potensi medali emas yang dijanjikan menilik prestasi soft tennis belakangan. Saat menjalani ujiocba pertama di Kejuaraan Asia Soft Tennis di Horoshima pada Maret lalu, Indonesia terhenti di babak delapan besar. Di ajang itu, Korea Selatan, Taiwan, dan Jepang masih mendominasi.

Dalam prosesnya, medali bisa diraih, meski bukan emas. Saat tampil di Thailand Terbuka pada April, tim soft tennis Indonesia berhasil merebut lima emas (tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, ganda campuran). Di Indonesia Terbuka yang digelar bulan Juli di Bali, tim ‘Merah Putih’ meraih dua perak (ganda putra dan tunggal putra) dan tiga perunggu (tunggal putri, ganda putri, ganda campuran).

Terbaru, Korea Cup yang digelar bulan Agustus di Korea, tim soft tennis Indonesia juga meraih hasil lumayan dengan memboyong tiga perak (ganda putra, tunggal putra, tunggal putri) dan tiga perunggu (ganda putri, ganda campuran).

“Dari hasil-hasil ini sebenarnya bisa dilihat kalau grafik soft tennis sebenarnya naik terus. Dari mulai yang hanya delapan besar, kemudian meningkat menjadi lima emas, dan di uji coba lain juga,” jelas Ferly.

“Makanya sebenarnya secara level kita sama-sama kuat dan pernah saling mengalahkan, kira-kira perbandingannya 45:55. Jadi kalau masalah keyakinan kita bisalah,” ucap Ferly mencoba meyakinkan.(bbs/btr)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/