JAKARTA- PON 2012 bisa jadi bakal menjadi even terakhir bagi para atlet yang pernah bertanding di SEA Games dan Olimpiade. Desakan untuk mengembalikan khitah PON sebagai ajang pembinaan, membuat KONI maupun Kemenpora tengah menggodok wacana serius. Yakni, melarang atlet yang pernah tampil di SEA Games dan olimpiade bertanding di multieven empat tahunan tersebut.
Menpora Andi Alifian Mallarangeng menyatakan, pihaknya menyambut antusias wacana tersebut. Menurutnya, rencana itu akan membuat dunia olahraga Indonesia bakal lebih berwarna.
“Itu merupakan ide yang menarik. Kami semua harus duduk bersama. Apalagi masing-masing PB memiliki pendapat yang berbeda-beda. Semuanya layak untuk dibicarakan bersama-sama,” terang Andi saat ditemui di kantor Kemenpora tadi malam (4/9).
Seperti diketahui, PON memang sudah melenceng dari tujuan asalnya sebagai ajang pembinaan pemain muda. Faktanya, banyak atlet senior tingkat dunia yang juga tampil di multieven olahraga tertinggi di Indonesia tersebut. Sebut saja lifter Eko Yuli Irawan maupun Triyatno. Atau, tunjuk saja sprinter Fernando Lumain yang juga pernah tampil di Olimpiade 2012.
“Ada bermacam-macam usulan. Tapi yang pasti, selain pembatasan umur, masalah transfer atlet juga harus tertib. Pembinaan harus betul-betul diperhatikan,” tambah mantan juru bicara presiden itu.
Ketua Umum (Ketum) KONI Tono Suratman juga setuju seandainya PON memberlakukan pembatasan seperti itu. Dengan begitu, atlet-atlet muda punya kesempatan unjuk gigi yang lebih besar lagi.
“Mulai 2016, atlet yang pernah berlaga di Olimpiade tidak boleh bertanding di PON,” tegas Tono.
Di sisi lain, Kemenpora terus meminta PB PON untuk merampungkan berbagai kekurangan yang ada. Terutama untuk venue menembak, futsal, sofbol dan bisbol.
“Dari 54 venue, kami terus menunggu laporan terakhirnya. Khusus menembak dan futsal, walaupun minimal tapi tetap fungsional dan tidak menganggu pertandingan. Kami harapkan venue-venue itu memenuhi standar internasional,” ujar Andi. (ru/jpnn)