LONDON, SUMUTPOS.CO – Memang tidak sampai diakhiri melalui adu penalti. Namun tampaknya, hasil imbang 3-3 yang terjadi dalam duel pekan ke-37 EPL antara Cystal Palace kontra Liverpool di Selhurst Park, Selasa (6/5) dinihari WIB kurang lebih mirip dengan drama final Liga Champions 2005 antara Liverpool melawan AC Milan di Stadion Olympic Ataturk, Istanbul, Turki.
Bedanya, saat itu Liverpool mampu mengejar defisit 0-3 dari AC Milan hanya dalam tempo enam menit dan keluar sebagai kampiun setelah menang 3-2 dalam drama adu penalti. Sedang kemarin, giliran gawang The Reds yang dijebol tiga kali dalam tempo 12 menit oleh Cyrstal Palace kala unggul lebih dulu 3-0 dan menyebabkan kans tim besutan Brendan Rodgers itu jadi juara EPL musim ini jadi menyusut.
Liverpool pun membuang keunggulan tiga gol dan akhirnya hanya meraih satu poin di markas The Eagles -julukan Crystal Palace. The Reds sekarang memang masih berada di puncak klasemen EPL dengan 81 poin hasil dari 37 kali main. Tapi mereka hanya unggul satu poin dari Manchester City yang mengintai dari posisi kedua dengan 80 poin hasil dari 36 laga.
Man. City pun hanya butuh tambahan empat angka lagi dari dua laga tersisa mereka guna melewati Liverpool dan jadi juara EPL musim ini. ”Ini jelas bikin frustrasi. Selama 75 menit kami luar biasa (mencetak tiga gol). Lalu kami kebobolan tiga gol dalam 12 menit menjelang laga habis. Seharusnya kami bisa menyelesaikan laga ini dengan cara lebih baik,” ulas Rodgers seperti dilansir Daily Mail.
Nasib Liverpool kini akan sangat bergantung hasil yang diperoleh Man. City pada dua laga tersisa. Kalau rivalnya itu bisa mengalahkan Aston Villa dan West Ham United, maka mereka dipastikan jadi kampiun. Terlepas hasil yang diperoleh The Reds kala menjamu Newcastle United pada pekan pamungkas.
”Tak diragukan lagi. Man. City akan terus melaju dan juara. Kami harus menang untuk terus member tekanan sampai laga terakhir. Anda harus punya kedewasaan untuk melaluinya dan kami tak punya itu. Ini pahit dan mengecewakan. Selamat untuk Crystal Palace. Mereka menunjukkan perjuangan yang hebat dan menghukum kesalahan-kesalahan kami,,” imbuh pelatih asal Irlandia Utara tersebut.
Adapun yang agak bisa menghibur adalah tiga gol tambahan ke gawang Palace mengantar Liverpool jadi tim yang paling agresif menjebol gawang lawan di sepanjang sejarah EPL (49 gol) dan melampaui rekor Manchester United (47 gol tandang) di sepanjang musim 2001/2002. Tapi lini belakang mereka juga rapuh karena dalam delapan laga terakhir hanya menorehkan sekali clean sheets. Untuk 19 laga tandang musim ini, gawang Si Merah kebobolan 32 kali atau rata-rata kemasukan 1,6 gol. (sbn)
CRYSTAL PALACE 3 V 3 LIVERPOOL
Gol: D. Delaney 79’ D. Gayle 81’ 88’/J. Allen 18’ D. Sturridge 53’ L. Suarez 55’
Stadion: Selhurst Park
Penonton: 25.261
Wasit: Mark Clattenburg
SUSUNAN PEMAIN
Crystal Palace: Speroni (g); Mariappa, Dann, Delaney, Ward, Dikgacoi (Ince 85′), Jedinak, Ledley, Bolasie, Puncheon (Gayle 65′), Chamakh (Murray 71′)
Liverpool: Mignolet (g), Johnson, Flanagan, Skrtel, Sakho, Gerrard, Allen, Lucas, Sterling (Coutinho 78′), Sturridge (Moses 86′), Suarez
STATISTIK PERTANDINGAN
Crystal Palace 3 v 3 Liverpool
10 (6)*Tembakan (ke gawang)*26 (9)
7*Pelanggaran*12
7*Tenda ngan sudut*7
0*Offside*3
35%*Peng uasaan bola*65%
2*Kartu kuning*3
0*Kartu merah*0
6*Penyelamatan*3