25.1 C
Medan
Tuesday, June 18, 2024

Hari ini, Tepat 49 Tahun Lalu Juara Eropa Takluk di Teladan

Stadion Teladan yang saat ini sedang direvitalisasi mencatat banyak sejarah. Salah satunya, takluknya juara Eropa Ajax Amsterdam dari tim PSSI Wilayah I di stadion kebanggaan warga Kota Medan pada 7 Juni 1975 atau tepatnya 49 tahun silam.

Bagaimana kisah takluknya Ajax di Teladan? Berikut tulisan dari pemerhati sepak bola Sumatera Utara, Indra Effendi Rangkuti.

Pada Juni 1975 Ajax Amsterdam melakukan tur pramusim ke Indonesia. Ajax awalnya tampil dalam turnamen segitiga bersama Manchester United dan Timnas PSSI Tantama. Dalam turnamen ini Ajax menjadi juara setelah mengalahkan MU 3-2 pada 3 Juni dan PSSI Tamtama 4-1 pada 5 Juni.

Pada 7 Juni 1975 Ajax turut bertanding dengan PSSI Wilayah I yang bermaterikan 90 persen pemain PSMS Medan di Stadion Teladan Medan. PSSI Wilayah I sendiri bertanding dengan Ajax karena berstatus Juara Kejurnas Antar Regional/Wilayah yang diadakan pada 1974 dan mewakili Indonesia ke President Cup 1974 di Seoul l dengan hasil menjadi runner-up.

Ajax datang membawa skuad utamanya termasuk bintang- bintangnya saat meraih juara UEFA Champions Cup 3 kali berturut-turut pada 1971-1973 seperti kiper Heinz Stuy, Barry Hullshoff, Gerie Muhren, Arie Haan, Ruud Krol, Jhony Rep, Wim Suurbier, Ruud Gels, Horst Blankenburg, dan Jan Mulder.

Arie Haan, Ruud Krol, Jhony Rep, Ruud Gels, dan Wim Suurbier adalah skuad utama Timnas Belanda pada Piala Dunia 1974 di Jerman. Seperti diketahui Timnas Belanda tampil mempesona di Piala Dunia 1974 dengan pola permainan khas “Total Football” yang melekat pada Ajax. Selain itu Ajax juga membawa kiper Timnas Belanda yang menjadi pendamping kiper utama Jan Jongbloed di Piala Dunia 1974 yaitu Piet Schrijvers dan bintang asal Jerman Arno Steffenhagen. Skuad Ajax 1975 ini dilatih Bob Haarms.

Ajax sendiri menduduki peringkat 3 klasemen akhir Eredivisie/Liga Belanda pada musim 1974/1975 di bawah PSV Eindhoeven dan Feyenoord.

Sedangkan PSSI Wilayah I (PSMS Plus) diperkuat bintang-bintang PSMS antara lain Pariman (kiper), Yuswardi, Zulkarnaen Pasaribu, Nobon, Mariadi, Djohar Arifin, Suwarno, Sarman Panggabean, Ismail Ruslan, Parlin Siagian ditambah kiper muda asal PSKTS Tebingtinggi Taufik Lubis serta dua pemain PSS Simalungun Sunardi B dan Kampon.

Pertandingan ini dipimpin oleh wasit H.O Sihombing dan ditonton penuh oleh masyarakat hingga pinggir lapangan. Pertandingan berjalan cukup menarik karena ternyata PSSI Wilayah I (PSMS Plus) tidak gentar meladeni permainan menyerang Ajax yang dikenal dengan istilah Total Football yang memukau dunia pada era 70-an.

Ajax sendiri kaget dengan perlawanan ketat dari PSSI Wilayah I yang bermain agresif bahkan bisa membalas serangan dengan baik. Pada babak I ini bintang Ajax dan Timnas Belanda Jhony Rep tampil memukau dengan aksi-aksi gocekan bola yang yahud khas Total Football. Mereka mendapat aplaus meriah dari para penonton di Stadion Teladan Medan.

Walau demikian aksi gemilang Yuswardi, Nobon, Sarman Panggabean, Parlin Siagian, Suwarno, dan Sunardi B yang berulang kali mampu menerobos lini pertahanan Ajax. Namun aksi kiper Ajax Heinz Stuy yang beberapa kali mampu menggagalkan serangan – serangan pemain- pemain PSMS Plus.

Kiper Pariman ditarik keluar pada menit ke 25 akibat cedera dan digantikan oleh Taufik Lubis. Ajax unggul terlebih dahulu pada menit ke-33 lewat tendangan bintang asal Jerman Arno Steffenhagen yang sukses memperdaya Taufik Lubis. Ketinggalan 1-0 membuat PSSI Wilayah I (PSMS Plus) tersentak dan mulai mencoba membalas serangan.

Dan akhirnya pada menit ke-36 bintang PSMS Sarman Panggabean berhasil menyamakan kedudukan setelah mencetak gol lewat sundulan memanfaatkan umpan dari Suwarno. Bola tak mampu dijangkau kiper Heinz Stuy.

Kedudukan imbang 1-1 ini membuat tensi pertandingan memanas.Tidak jarang terjadi tackling dan pelanggaran keras yang dilakukan oleh pemain kedua tim.

Pada menit ke-40 terjadi insiden ketika Kapten PSSI Wilayah I (PSMS Plus) Yuswardi tergeletak di lapangan akibat terkena pukulan pemain Ajax. Terjadi kericuhan yang nyaris memicu baku hantam ketika Suwarno dan Sarman Panggabean terlibat saling dorong dengan Ruud Krol, GerryMuehren, Willy Brokamp, dan Arno Steffenhagen.

Untung Ketua II PSSI yang juga penanggung jawab pertandingan Kamaruddin Panggabean (Ompung Kamrud) beserta aparat keamanan sigap turun ke lapangan melerai keributan antara kedua tim sehingga akhirnya pertandingan dapat dilanjutkan.

Menjelang akhir babak pertama Ajax mendapat hadiah tendangan penalti setelah bintang PSMS Nobon hands ball  di kotak penalti. Jhony Rep sukses mengeksekusi penalti sehingga membawa Ajax unggul 2-1 ketika turun minum.

Pada babak kedua Ajax melakukan beberapa pergantian pemain. Jhony Rep diganti oleh Wim Suurbier, Ruud Krol diganti oleh Barry Hulshoff dan Horst Blankenburg digantikan oleh Henk Van Zanten. Di kubu PSSI Wilayah I (PSMS Plus) tidak ada pergantian pemain.

Pada menit ke-59 bintang PSMS Parlin Siagian sukses menjebol gawang Ajax lewat gol indah tendangan pisang yang menjadi ciri khasnya, sehingga skor menjadi imbang 2-2.

Skor imbang ini membuat permainan Ajax menjadi kacau dan membuat PSSI Wilayah I semakin gencar meneror lini pertahanan Ajax. Pada menit ke-71 Sarman Panggabean membawa PSSI Wilayah I unggul 3-2.

Gol ini membuat PSSI Wilayah I (PSMS Plus) kian bersemangat dan akhirnya pada menit ke-78 bintang PSMS Zulkarnaen Pasaribu mencetak gol lewat tendangan keras menggledek yang menjadi ciri khasnya dan membawa PSSI Wilayah I (PSMS Plus) unggul 4-2 atas Ajax.

Ketinggalan 2 gol membuat Ajax tersentak dan mulai gencar melakukan serangan namun PSSI Wilayah I (PSMS Plus) juga tidak mau kalah dengan melakukan serangan balik yang tidak kalah gencarnya.

Di saat pertandingan tengah berjalan dengan sengit tiba- tiba wasit H.O Sihombing meniup peluit panjang tanpa memperhatikan bahwa pertandingan masih tersisa 10 menit.Manajer dan pelatih Ajax melakukan protes keras yang juga diikuti oleh ofisial PSSI Wilayah I (PSMS Plus) kepada Ketua II PSSI yang juga penanggung jawab pertandingan Kamaruddin Panggabean atas keputusan wasit tersebut.

Protes tersebut diterima oleh Ompung Kamrud yang langsung menegur keras sang wasit.Tapi begitu pemain – pemain PSSI Wilayah I masuk ke lapangan pemain – pemain Ajax yang sudah kadung masuk ke ruang ganti menolak untuk melanjutkan pertandingan dan mengakui keunggulan PSSI Wilayah I (PSMS Plus).

Bob Haarms Puji Bintang – Bintang PSMS Plus

Walau kecewa dengan kepemimpinan wasit, Pelatih Ajax Bob Haarms mengakui keunggulan anak-anak Medan. Apalagi anak- anak Medan memiliki semangat dan fanatisme yang tinggi dan tidak gentar dengan nama besar Ajax sebagai salah satu klub besar Eropa.

BobHaarms juga memuji penampilan 2 bintang PSMS yang sebelumnya memperkuat PSSI Tamtama ketika dikalahkan Ajax pada 5 Juni 1975 di Senayan yaitu sang kapten Yuswardi dan Nobon. Keduanya tampil jauh lebih baik dari sebelumnya dan terlihat lebih ngotot dalam bermain ketika membela panji PSMS Plus dalam pertandingan di Stadion Teladan tersebut.

Kehadiran Ajax sendiri ke Indonesia tidak lepas dari lobi Ketua II PSSI yang juga tokoh sepakbola Sumut Kamaruddin Panggabean. Seusai dari Medan Ajax berduel dengan Persija di Stadion Utama Senayan Jakarta pada 9 Juni 1975 dan berakhir imbang 1-1 lalu menutup turnya ke Indonesia dengan bermain melawan Persebaya di Stadion Tambaksari Surabaya pada 11 Juni 1975 dimana Ajax menang 3-2.

Seusai duel melawan Ajax ini akhirnya Sunardi B dan Taufik Lubis resmi bergabung dengan PSMS Medan.

Itulah salah satu momen emas dalam sejarah kejayaan PSMS Medan.Betapa PSMS Plus pernah Berjaya menaklukkan klub besar Eropa yang skuadnya juga skuad utama Timnas Belanda di Piala Dunia 1974 di Medan.

Meski saat itu Ajax sudah ditinggalkan oleh 2 bintang utamanya yaitu Johan Cruyff dan Johan Neeskens yang pindah ke Barcelona namun tidak menutupi fakta bahwa saat itu mereka adalah klub besar di Eropa dan dunia. Apalagi di Piala Eropa 1976 Ruud Krol, Jhony Rep, WimSuurbier, Piet Schrijvers dan Ruud Gels adalah andalan utama Timnas Belanda.

Bahkan di Piala Dunia 1978 Ruud Krol, Jhony Rep, Arie Haan, Piet Schrijvers, dan Wim Suurbier tetap menjadi pilar – pilar utama Timnas Belanda. Dengan demikian bisa dibayangkan hebatnya kekuatan Ajax yang hadir di Stadion Teladan pada 7 Juni 1975 tersebut dan betapa digdayanya PSMS Plus mampu menaklukkan Ajax yang dihuni bintang – bintang kelas dunia pada 7 Juni 1975 tersebut. (dek)

Stadion Teladan yang saat ini sedang direvitalisasi mencatat banyak sejarah. Salah satunya, takluknya juara Eropa Ajax Amsterdam dari tim PSSI Wilayah I di stadion kebanggaan warga Kota Medan pada 7 Juni 1975 atau tepatnya 49 tahun silam.

Bagaimana kisah takluknya Ajax di Teladan? Berikut tulisan dari pemerhati sepak bola Sumatera Utara, Indra Effendi Rangkuti.

Pada Juni 1975 Ajax Amsterdam melakukan tur pramusim ke Indonesia. Ajax awalnya tampil dalam turnamen segitiga bersama Manchester United dan Timnas PSSI Tantama. Dalam turnamen ini Ajax menjadi juara setelah mengalahkan MU 3-2 pada 3 Juni dan PSSI Tamtama 4-1 pada 5 Juni.

Pada 7 Juni 1975 Ajax turut bertanding dengan PSSI Wilayah I yang bermaterikan 90 persen pemain PSMS Medan di Stadion Teladan Medan. PSSI Wilayah I sendiri bertanding dengan Ajax karena berstatus Juara Kejurnas Antar Regional/Wilayah yang diadakan pada 1974 dan mewakili Indonesia ke President Cup 1974 di Seoul l dengan hasil menjadi runner-up.

Ajax datang membawa skuad utamanya termasuk bintang- bintangnya saat meraih juara UEFA Champions Cup 3 kali berturut-turut pada 1971-1973 seperti kiper Heinz Stuy, Barry Hullshoff, Gerie Muhren, Arie Haan, Ruud Krol, Jhony Rep, Wim Suurbier, Ruud Gels, Horst Blankenburg, dan Jan Mulder.

Arie Haan, Ruud Krol, Jhony Rep, Ruud Gels, dan Wim Suurbier adalah skuad utama Timnas Belanda pada Piala Dunia 1974 di Jerman. Seperti diketahui Timnas Belanda tampil mempesona di Piala Dunia 1974 dengan pola permainan khas “Total Football” yang melekat pada Ajax. Selain itu Ajax juga membawa kiper Timnas Belanda yang menjadi pendamping kiper utama Jan Jongbloed di Piala Dunia 1974 yaitu Piet Schrijvers dan bintang asal Jerman Arno Steffenhagen. Skuad Ajax 1975 ini dilatih Bob Haarms.

Ajax sendiri menduduki peringkat 3 klasemen akhir Eredivisie/Liga Belanda pada musim 1974/1975 di bawah PSV Eindhoeven dan Feyenoord.

Sedangkan PSSI Wilayah I (PSMS Plus) diperkuat bintang-bintang PSMS antara lain Pariman (kiper), Yuswardi, Zulkarnaen Pasaribu, Nobon, Mariadi, Djohar Arifin, Suwarno, Sarman Panggabean, Ismail Ruslan, Parlin Siagian ditambah kiper muda asal PSKTS Tebingtinggi Taufik Lubis serta dua pemain PSS Simalungun Sunardi B dan Kampon.

Pertandingan ini dipimpin oleh wasit H.O Sihombing dan ditonton penuh oleh masyarakat hingga pinggir lapangan. Pertandingan berjalan cukup menarik karena ternyata PSSI Wilayah I (PSMS Plus) tidak gentar meladeni permainan menyerang Ajax yang dikenal dengan istilah Total Football yang memukau dunia pada era 70-an.

Ajax sendiri kaget dengan perlawanan ketat dari PSSI Wilayah I yang bermain agresif bahkan bisa membalas serangan dengan baik. Pada babak I ini bintang Ajax dan Timnas Belanda Jhony Rep tampil memukau dengan aksi-aksi gocekan bola yang yahud khas Total Football. Mereka mendapat aplaus meriah dari para penonton di Stadion Teladan Medan.

Walau demikian aksi gemilang Yuswardi, Nobon, Sarman Panggabean, Parlin Siagian, Suwarno, dan Sunardi B yang berulang kali mampu menerobos lini pertahanan Ajax. Namun aksi kiper Ajax Heinz Stuy yang beberapa kali mampu menggagalkan serangan – serangan pemain- pemain PSMS Plus.

Kiper Pariman ditarik keluar pada menit ke 25 akibat cedera dan digantikan oleh Taufik Lubis. Ajax unggul terlebih dahulu pada menit ke-33 lewat tendangan bintang asal Jerman Arno Steffenhagen yang sukses memperdaya Taufik Lubis. Ketinggalan 1-0 membuat PSSI Wilayah I (PSMS Plus) tersentak dan mulai mencoba membalas serangan.

Dan akhirnya pada menit ke-36 bintang PSMS Sarman Panggabean berhasil menyamakan kedudukan setelah mencetak gol lewat sundulan memanfaatkan umpan dari Suwarno. Bola tak mampu dijangkau kiper Heinz Stuy.

Kedudukan imbang 1-1 ini membuat tensi pertandingan memanas.Tidak jarang terjadi tackling dan pelanggaran keras yang dilakukan oleh pemain kedua tim.

Pada menit ke-40 terjadi insiden ketika Kapten PSSI Wilayah I (PSMS Plus) Yuswardi tergeletak di lapangan akibat terkena pukulan pemain Ajax. Terjadi kericuhan yang nyaris memicu baku hantam ketika Suwarno dan Sarman Panggabean terlibat saling dorong dengan Ruud Krol, GerryMuehren, Willy Brokamp, dan Arno Steffenhagen.

Untung Ketua II PSSI yang juga penanggung jawab pertandingan Kamaruddin Panggabean (Ompung Kamrud) beserta aparat keamanan sigap turun ke lapangan melerai keributan antara kedua tim sehingga akhirnya pertandingan dapat dilanjutkan.

Menjelang akhir babak pertama Ajax mendapat hadiah tendangan penalti setelah bintang PSMS Nobon hands ball  di kotak penalti. Jhony Rep sukses mengeksekusi penalti sehingga membawa Ajax unggul 2-1 ketika turun minum.

Pada babak kedua Ajax melakukan beberapa pergantian pemain. Jhony Rep diganti oleh Wim Suurbier, Ruud Krol diganti oleh Barry Hulshoff dan Horst Blankenburg digantikan oleh Henk Van Zanten. Di kubu PSSI Wilayah I (PSMS Plus) tidak ada pergantian pemain.

Pada menit ke-59 bintang PSMS Parlin Siagian sukses menjebol gawang Ajax lewat gol indah tendangan pisang yang menjadi ciri khasnya, sehingga skor menjadi imbang 2-2.

Skor imbang ini membuat permainan Ajax menjadi kacau dan membuat PSSI Wilayah I semakin gencar meneror lini pertahanan Ajax. Pada menit ke-71 Sarman Panggabean membawa PSSI Wilayah I unggul 3-2.

Gol ini membuat PSSI Wilayah I (PSMS Plus) kian bersemangat dan akhirnya pada menit ke-78 bintang PSMS Zulkarnaen Pasaribu mencetak gol lewat tendangan keras menggledek yang menjadi ciri khasnya dan membawa PSSI Wilayah I (PSMS Plus) unggul 4-2 atas Ajax.

Ketinggalan 2 gol membuat Ajax tersentak dan mulai gencar melakukan serangan namun PSSI Wilayah I (PSMS Plus) juga tidak mau kalah dengan melakukan serangan balik yang tidak kalah gencarnya.

Di saat pertandingan tengah berjalan dengan sengit tiba- tiba wasit H.O Sihombing meniup peluit panjang tanpa memperhatikan bahwa pertandingan masih tersisa 10 menit.Manajer dan pelatih Ajax melakukan protes keras yang juga diikuti oleh ofisial PSSI Wilayah I (PSMS Plus) kepada Ketua II PSSI yang juga penanggung jawab pertandingan Kamaruddin Panggabean atas keputusan wasit tersebut.

Protes tersebut diterima oleh Ompung Kamrud yang langsung menegur keras sang wasit.Tapi begitu pemain – pemain PSSI Wilayah I masuk ke lapangan pemain – pemain Ajax yang sudah kadung masuk ke ruang ganti menolak untuk melanjutkan pertandingan dan mengakui keunggulan PSSI Wilayah I (PSMS Plus).

Bob Haarms Puji Bintang – Bintang PSMS Plus

Walau kecewa dengan kepemimpinan wasit, Pelatih Ajax Bob Haarms mengakui keunggulan anak-anak Medan. Apalagi anak- anak Medan memiliki semangat dan fanatisme yang tinggi dan tidak gentar dengan nama besar Ajax sebagai salah satu klub besar Eropa.

BobHaarms juga memuji penampilan 2 bintang PSMS yang sebelumnya memperkuat PSSI Tamtama ketika dikalahkan Ajax pada 5 Juni 1975 di Senayan yaitu sang kapten Yuswardi dan Nobon. Keduanya tampil jauh lebih baik dari sebelumnya dan terlihat lebih ngotot dalam bermain ketika membela panji PSMS Plus dalam pertandingan di Stadion Teladan tersebut.

Kehadiran Ajax sendiri ke Indonesia tidak lepas dari lobi Ketua II PSSI yang juga tokoh sepakbola Sumut Kamaruddin Panggabean. Seusai dari Medan Ajax berduel dengan Persija di Stadion Utama Senayan Jakarta pada 9 Juni 1975 dan berakhir imbang 1-1 lalu menutup turnya ke Indonesia dengan bermain melawan Persebaya di Stadion Tambaksari Surabaya pada 11 Juni 1975 dimana Ajax menang 3-2.

Seusai duel melawan Ajax ini akhirnya Sunardi B dan Taufik Lubis resmi bergabung dengan PSMS Medan.

Itulah salah satu momen emas dalam sejarah kejayaan PSMS Medan.Betapa PSMS Plus pernah Berjaya menaklukkan klub besar Eropa yang skuadnya juga skuad utama Timnas Belanda di Piala Dunia 1974 di Medan.

Meski saat itu Ajax sudah ditinggalkan oleh 2 bintang utamanya yaitu Johan Cruyff dan Johan Neeskens yang pindah ke Barcelona namun tidak menutupi fakta bahwa saat itu mereka adalah klub besar di Eropa dan dunia. Apalagi di Piala Eropa 1976 Ruud Krol, Jhony Rep, WimSuurbier, Piet Schrijvers dan Ruud Gels adalah andalan utama Timnas Belanda.

Bahkan di Piala Dunia 1978 Ruud Krol, Jhony Rep, Arie Haan, Piet Schrijvers, dan Wim Suurbier tetap menjadi pilar – pilar utama Timnas Belanda. Dengan demikian bisa dibayangkan hebatnya kekuatan Ajax yang hadir di Stadion Teladan pada 7 Juni 1975 tersebut dan betapa digdayanya PSMS Plus mampu menaklukkan Ajax yang dihuni bintang – bintang kelas dunia pada 7 Juni 1975 tersebut. (dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/