SUMUTPOS.CO – Indonesia sejatinya sudah nyaris berpesta ketika Bobby Setiabudi, yang tampil pada partai ketiga, mengamankan championship point.
Bobby sudah di ambang kemenangan ketika dia sudah unggul 20-16 dari tunggal Tiongkok berusia 16 tahun Liu Liang. Namun, ternyata, final Kejuaraan Dunia Junior (World Junior Championship/WJC) 2019 tadi malam di Kazan, Rusia (5/10), memang belum jadi milik dia.
Liu tampil dengan mentalitas sangat luar biasa, menolak menyerah kepada nasib, dan mencetak enam angka beruntun untuk memenangkan pertandingan dengan skor 22-20!
Sebelumnya, Liu menang pada game pertama dalam kedudukan 21-17. Sedangkan Bobby membalas pada game kedua lewat skor identik 21-17.
Indonesia harus menanti sampai pasangan ganda putri dadakan, Febriana Dwipuji Kusuma/Putri Syaikah, turun tangan.
Tidak ada kata-kata yang pantas menggambarkan perjuangan mereka di lapangan tadi malam. Bukan pasangan permanen, tiba-tiba dipasangkan, lalu harus melawan ganda putri peringkat tiga junior Li Yijing/Tan Ning.
Febri/Putri tampil sangat sangat hebat. Kuat, taktis, dan yang paling penting pantang menyerah. Mereka menang dengan skor 16-21, 25-23, 21-13. Penampilan ajaib ganda putri Indonesia pada game kedua, adalah kunci utama.
Kemenangan mereka atas pasangan Li/Tan memastikan Indonesia merebut gelar juara dunia junior untuk kali pertama dalam sejarah!
Ya, Merah Putih mengunci titel setelah mengalahkan Tiongkok 3-1. Sebelumnya, kita unggul lewat ganda campuran Daniel Marthin/Indah Cahya Sari Jamil dan tunggal putri Putri Kusuma Wardani.
Bobby, sementara itu, kalah setelah berjuang dalam rubber game ketat. Dan ganda putri -yang selalu dikhawatirkan menjadi kartu mati- malah jadi penentu kemenangan.
Satu catatan besar lagi, sebelum kemenangan Febri/Putri tadi malam, ganda putri Tiongkok tidak pernah sekalipun terkalahkan dalam event beregu kejuaraan dunia junior sepanjang sejarah!
Putri tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. ”Alhamdulillah bisa menjadi penentu dan bawa Indonesia juara. Kalau sebelumnya saya jadi penentu (partai ketiga semifinal, Red), tapi hasilnya belum maksimal,” jelas dia seusai penyerahan piala.
Selama ini, Indonesia tidak berjodoh dengan Piala Suhandinata, sebutan kejuaraan dunia junior beregu campuran. Sejak kategori itu digelar pada 2000, Merah Putih belum pernah membawa pulang piala tersebut. (jpc/saz)