27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Tim Polo Air Asahan Kecewa Tak Ada Medali di Kejurda Aquatik Sumut 2022

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tim polo air Kabupaten Asahan kecewa dengan Pengprov PRSI Sumatera Utara sebagai pelaksana Kejuaraan Daerah (Kejurda) Aquatik Sumut 2022 di Kolam Renang Salayang, Minggu (6/11). Pasalnya, panitia tidak menyediakan medali seperti janji sebelumnya.

Pada Kejurda tersebut, tim polo air Asahan keluar sebagai runner-up putra dan putri. Di kategori putri, mereka kalah dari Simalungun. Sedangkan di kategori putra, mereka dianggap WO atas Simalungun.

Saat final putra, Asahan sengaja tidak bertanding karena kecewa dengan keputusan PRSI Sumut. Sebab, para pemenang tidak diberikan medali seperti tertera pada undangan dan hasil teknical meeting.

“Dalam surat undangan disebutkan pemenang pertama, kedua, dan ketiga akan diberikan medali. Begitu juga saat teknical meeting, panitia menjanjikan medali. Tapi mereka semua ingkar,” ujar Manajer Tim Asahan, Rizky Nanda di Medan, Senin (7/11).

Diungkapkan, saat teknical meeting yang dipimpin Mumammad Zulfira, ditegaskan bahwa pemenang satu, dua, dan ketiga akan memperoleh medali. Namun, saat final medali tersebut tidak ada.

“Di sela-sela pertandingan perebutan tempat ketiga putra, saya sempat bertanya kepada Ketua PRSI Sumut Muchrid Nasution. Dia beralasan tidak sempat mencetak medali karena waktu sempit,” ungkap Rizky Nanda.

Tidak puas dengan alasan tersebut, Rizky Nanda menyebutkan bahwa di undangan dan teknical meeting ditegaskan ada medali. Bukannya mendapat jawaban memuaskan, Muchrid Nasution mempersilahkan tim Asahan keluar dan tidak perlu bermain melawan Simalungun di final.

Karena jawaban tersebut, tim Asahan memutuskan keluar dan tidak melakoni partai final. “Kita kecewa dengan jawaban tersebut. Sebagai Ketua PRSI Sumut seharusnya memberikan solusi, bukan mengusir tim,” tegasnya.

Rizky Nanda menegaskan, pihaknya ngotot dengan medali karena merupakan penghargaan kepada atlet. Sebab, mereka telah berjuang dengan skuat tenaga. Bahkan timnya sempat bermain empat kali dalam sehari.

“Kita hanya meminta medali, bukan uang, tapi tidak ada. Medali itu merupakan kebanggaan bagi atlet. Apalagi ini adalah Kejurda, bukan Selekda. Kalau selekda, kita juga maklum tidak ada medali,” tandasnya.

Sekretaris PRSI Sumut, Wildan ketika dikonformasi mengatakan pihaknya sudah meminta kepada KONI Sumut agar dianggarkan medali. Namun KONI Sumut mencoret anggaran untuk medali, sehingga Kejurda tersebut tanpa medali.

“Sebenarnya sudah kita ajukan ke KONI Sumut untuk anggaran pencetakkan medali. Namun anggaran tersebut dicoret KONI Sumut. Ya, terpaksa kejurda itu tanpa medali,” jelasnya singkat. (dek)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tim polo air Kabupaten Asahan kecewa dengan Pengprov PRSI Sumatera Utara sebagai pelaksana Kejuaraan Daerah (Kejurda) Aquatik Sumut 2022 di Kolam Renang Salayang, Minggu (6/11). Pasalnya, panitia tidak menyediakan medali seperti janji sebelumnya.

Pada Kejurda tersebut, tim polo air Asahan keluar sebagai runner-up putra dan putri. Di kategori putri, mereka kalah dari Simalungun. Sedangkan di kategori putra, mereka dianggap WO atas Simalungun.

Saat final putra, Asahan sengaja tidak bertanding karena kecewa dengan keputusan PRSI Sumut. Sebab, para pemenang tidak diberikan medali seperti tertera pada undangan dan hasil teknical meeting.

“Dalam surat undangan disebutkan pemenang pertama, kedua, dan ketiga akan diberikan medali. Begitu juga saat teknical meeting, panitia menjanjikan medali. Tapi mereka semua ingkar,” ujar Manajer Tim Asahan, Rizky Nanda di Medan, Senin (7/11).

Diungkapkan, saat teknical meeting yang dipimpin Mumammad Zulfira, ditegaskan bahwa pemenang satu, dua, dan ketiga akan memperoleh medali. Namun, saat final medali tersebut tidak ada.

“Di sela-sela pertandingan perebutan tempat ketiga putra, saya sempat bertanya kepada Ketua PRSI Sumut Muchrid Nasution. Dia beralasan tidak sempat mencetak medali karena waktu sempit,” ungkap Rizky Nanda.

Tidak puas dengan alasan tersebut, Rizky Nanda menyebutkan bahwa di undangan dan teknical meeting ditegaskan ada medali. Bukannya mendapat jawaban memuaskan, Muchrid Nasution mempersilahkan tim Asahan keluar dan tidak perlu bermain melawan Simalungun di final.

Karena jawaban tersebut, tim Asahan memutuskan keluar dan tidak melakoni partai final. “Kita kecewa dengan jawaban tersebut. Sebagai Ketua PRSI Sumut seharusnya memberikan solusi, bukan mengusir tim,” tegasnya.

Rizky Nanda menegaskan, pihaknya ngotot dengan medali karena merupakan penghargaan kepada atlet. Sebab, mereka telah berjuang dengan skuat tenaga. Bahkan timnya sempat bermain empat kali dalam sehari.

“Kita hanya meminta medali, bukan uang, tapi tidak ada. Medali itu merupakan kebanggaan bagi atlet. Apalagi ini adalah Kejurda, bukan Selekda. Kalau selekda, kita juga maklum tidak ada medali,” tandasnya.

Sekretaris PRSI Sumut, Wildan ketika dikonformasi mengatakan pihaknya sudah meminta kepada KONI Sumut agar dianggarkan medali. Namun KONI Sumut mencoret anggaran untuk medali, sehingga Kejurda tersebut tanpa medali.

“Sebenarnya sudah kita ajukan ke KONI Sumut untuk anggaran pencetakkan medali. Namun anggaran tersebut dicoret KONI Sumut. Ya, terpaksa kejurda itu tanpa medali,” jelasnya singkat. (dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/