25.1 C
Medan
Saturday, June 15, 2024

PT LIB Minus Rp30 Miliar, Janji Subsidi dari Iwan Bule Tak Terwujud

JANJI: Mochamad Iriawan alias Iwan Bule (kanan) duduk bersama caketum lainnnya, saat mengikuti Kongres PSSI pada 2 November 2019. Ketika masih caketum, dia pernah berjanji akan memberikan subsidi ke klub. CHANDRA SATWIKA/JAWA POS
JANJI: Mochamad Iriawan alias Iwan Bule (kanan) duduk bersama caketum lainnnya, saat mengikuti Kongres PSSI pada 2 November 2019. Ketika masih caketum, dia pernah berjanji akan memberikan subsidi ke klub.
CHANDRA SATWIKA/JAWA POS

Moch Iriawan sempat menebar janji menjelang pemilihan Ketum PSSI. Salah satu janjinya adalah memberikan subsidi kepada klub Liga 1 sebanyak Rp15 miliar setiap musim. Sayang, janji itu belum bisa dia wujudkan.

Sebab, kondisi keuangan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sedang minus. Hal itu disampaikan Direktur Utama LIB Cucu Somantri. Menurut dia, sangat tidak realistis jika subsidi Rp 15 miliar diterapkan pada Liga 1 2020. Sebab, LIB pada Liga 1 2019 mengalami kerugian. Cucu menjelaskan, kerugian LIB musim lalu cukup besar.

“Berkaca pada evaluasi tahun lalu, kami minus sampai Rp 30 miliar,” terangnya.

Artinya, yang dialami LIB musim lalu besar pasak daripada tiang. Lebih besar pengeluaran daripada pemasukan. Karena itu, pihaknya tak ingin memaksakan diri untuk merealisasikan janji kampanye dari Iwan Bule, sapaan Iriawan. Pria berusia 58 tahun itu lebih mengedepankan bagaimana LIB bisa membiayai kompetisi Liga 1 2020 tanpa merugi.

“Kami semua di sini berharap kejadian musim lalu tidak terulang. Minimal operasional cukup dulu,” ungkapnya.

Nah, kerugian yang dialami itu berdampak pada nilai subsidi yang diberikan kepada 18 klub Liga 1 2020. Jika musim lalu klub-klub mendapat dana subsidi Rp 5 miliar, musim ini sangat mungkin tidak akan ada kenaikan. Jikapun ada, jumlahnya tidak akan besar.

“Nanti kami hitung dulu semuanya, apakah bisa dinaikkan atau tidak. Minimal tidak turun dari angka tahun lalu,” paparnya.

Cucu berharap 18 klub Liga 1 menyadari kondisi LIB saat ini. Hadirnya orang-orang baru juga diharap bisa membuat keuangan LIB jadi stabil.

“Kami sedang berusaha bersama-sama di sini,” tegasnya.

Komisaris LIB Hasani Abdulgani menuturkan, janji kampanye Rp 15 miliar seharusnya disikapi dengan bijak. Artinya, janji itu memang belum terealisasi tahun ini.

“Kami sedang mencoba merealisasikan janji itu. Jadi tantangan kami. Tapi, tentu ada syaratnya agar terealisasi,” papar Hasani.

Syarat paling utama adalah kompetisi berjalan dengan baik. Artinya, tidak ada lagi penundaan pertandingan sampai keributan yang membuat nilai jual dari Liga 1 merosot di mata sponsor. Selain itu, waktu pertandingan jadi salah satu nilai jual lain agar sponsor bisa menggelontorkan dana lebih banyak lagi.

“Jika nilai jual naik, perlahan subsidi juga pasti akan naik tiap musim,” ujarnya.

Hasani menambahkan, untuk sponsor utama Liga 1 musim ini, sangat mungkin tidak akan ada perbedaan yang menonjol. Artinya, titel sponsor utama tetap sama dengan Liga 1 2019, yakni Shopee. (jpc/saz)

JANJI: Mochamad Iriawan alias Iwan Bule (kanan) duduk bersama caketum lainnnya, saat mengikuti Kongres PSSI pada 2 November 2019. Ketika masih caketum, dia pernah berjanji akan memberikan subsidi ke klub. CHANDRA SATWIKA/JAWA POS
JANJI: Mochamad Iriawan alias Iwan Bule (kanan) duduk bersama caketum lainnnya, saat mengikuti Kongres PSSI pada 2 November 2019. Ketika masih caketum, dia pernah berjanji akan memberikan subsidi ke klub.
CHANDRA SATWIKA/JAWA POS

Moch Iriawan sempat menebar janji menjelang pemilihan Ketum PSSI. Salah satu janjinya adalah memberikan subsidi kepada klub Liga 1 sebanyak Rp15 miliar setiap musim. Sayang, janji itu belum bisa dia wujudkan.

Sebab, kondisi keuangan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sedang minus. Hal itu disampaikan Direktur Utama LIB Cucu Somantri. Menurut dia, sangat tidak realistis jika subsidi Rp 15 miliar diterapkan pada Liga 1 2020. Sebab, LIB pada Liga 1 2019 mengalami kerugian. Cucu menjelaskan, kerugian LIB musim lalu cukup besar.

“Berkaca pada evaluasi tahun lalu, kami minus sampai Rp 30 miliar,” terangnya.

Artinya, yang dialami LIB musim lalu besar pasak daripada tiang. Lebih besar pengeluaran daripada pemasukan. Karena itu, pihaknya tak ingin memaksakan diri untuk merealisasikan janji kampanye dari Iwan Bule, sapaan Iriawan. Pria berusia 58 tahun itu lebih mengedepankan bagaimana LIB bisa membiayai kompetisi Liga 1 2020 tanpa merugi.

“Kami semua di sini berharap kejadian musim lalu tidak terulang. Minimal operasional cukup dulu,” ungkapnya.

Nah, kerugian yang dialami itu berdampak pada nilai subsidi yang diberikan kepada 18 klub Liga 1 2020. Jika musim lalu klub-klub mendapat dana subsidi Rp 5 miliar, musim ini sangat mungkin tidak akan ada kenaikan. Jikapun ada, jumlahnya tidak akan besar.

“Nanti kami hitung dulu semuanya, apakah bisa dinaikkan atau tidak. Minimal tidak turun dari angka tahun lalu,” paparnya.

Cucu berharap 18 klub Liga 1 menyadari kondisi LIB saat ini. Hadirnya orang-orang baru juga diharap bisa membuat keuangan LIB jadi stabil.

“Kami sedang berusaha bersama-sama di sini,” tegasnya.

Komisaris LIB Hasani Abdulgani menuturkan, janji kampanye Rp 15 miliar seharusnya disikapi dengan bijak. Artinya, janji itu memang belum terealisasi tahun ini.

“Kami sedang mencoba merealisasikan janji itu. Jadi tantangan kami. Tapi, tentu ada syaratnya agar terealisasi,” papar Hasani.

Syarat paling utama adalah kompetisi berjalan dengan baik. Artinya, tidak ada lagi penundaan pertandingan sampai keributan yang membuat nilai jual dari Liga 1 merosot di mata sponsor. Selain itu, waktu pertandingan jadi salah satu nilai jual lain agar sponsor bisa menggelontorkan dana lebih banyak lagi.

“Jika nilai jual naik, perlahan subsidi juga pasti akan naik tiap musim,” ujarnya.

Hasani menambahkan, untuk sponsor utama Liga 1 musim ini, sangat mungkin tidak akan ada perbedaan yang menonjol. Artinya, titel sponsor utama tetap sama dengan Liga 1 2019, yakni Shopee. (jpc/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/