25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Liga 3 Harus Back to Basic

PRESTASI sepak bola Indonesia terus mengalami penurunan. Jangankan Asia, untuk tingkat Asia Tenggara, kita sudah tertinggal dari para pesaing. Prestasi tersebut berbanding terbalik dengan beberapa dekade silam.

Jangga Siregar SH.

Kondisi ini mendapat perhatian dari Pemerhati Sepak Bola asal Sumatera Utara, Jangga Siregar SH. Menurutnya, PSSI harus mengembalikan sistem pembinaan seperti beberapa dekade lalu, khususnya untuk Liga 3. “Sistem kompetisi Liga 3 harus Back to Basic. Pasalnya, format Liga 3 yang berputar selama ini telah mematikan pembinaan di kabupaten/kota,” ujar Jangga Siregar, melalui rilis yang diterima Sumut Pos, Minggu (7/2).

Dia menyelaskan, saat ini sebuah klub baru bisa langsung tampil di Liga 3 zona provinsi. Hal itu tentu mematikan kompetisi di kabupaten/kota. Akibatnya, Askab atau Askot PSSI tidak menggelar kompetisi lagi, karena klub bisa langsung tampil di tingkat provinsi.

“Beda, saat PSSI di eranya Kardono dan Agum Gumelar. Klub yang menjadi kontestan Liga 3 harus melewati zona kabupaten/kota. Nah, hal ini membuat PSSI di kabupaten/kota terpaksa menggelar kompetisi sehingga pemain pontensial bermunculan,” jelasnya.

“Nah, PSSI harus kembali menggunakan sistem seperti ini. Dengan begitu, kompetisi akan akan semakin di kabupaten/kota,” tambahnya.

Mantan Anggota DPRD Medan ini menilai sepak bola Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang pesat. Pasalnya, Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Persepakbolaan Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional pada akhir Januari 2019. Inpres tersebut instruksi kerja sama berbagai kementerian dan lembaga untuk memajukan sepak bola Indonesia.

“Sekarang tinggal kita sebagai masyarakat sepak bola harus bisa menyikapi dan menggunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya. Perhatian pemerintah khususnya Presiden kepada sepak bola luar biasa. Selalu semangat untuk pengurus PSSI dari tingkat pusat sampai kabupaten dan kota,” tuturnya.

Dia melihat dukungan pemerintah untuk bergulirnya kembali kompetisi sepak bola nasional menjadi sinyal positif kala pandemi Covid-19. Idealnya, semua bisa satu suara, satu visi, dan satu semangat untuk perkembangan sepak bola secara keseluruhan.(bbs/dek)

PRESTASI sepak bola Indonesia terus mengalami penurunan. Jangankan Asia, untuk tingkat Asia Tenggara, kita sudah tertinggal dari para pesaing. Prestasi tersebut berbanding terbalik dengan beberapa dekade silam.

Jangga Siregar SH.

Kondisi ini mendapat perhatian dari Pemerhati Sepak Bola asal Sumatera Utara, Jangga Siregar SH. Menurutnya, PSSI harus mengembalikan sistem pembinaan seperti beberapa dekade lalu, khususnya untuk Liga 3. “Sistem kompetisi Liga 3 harus Back to Basic. Pasalnya, format Liga 3 yang berputar selama ini telah mematikan pembinaan di kabupaten/kota,” ujar Jangga Siregar, melalui rilis yang diterima Sumut Pos, Minggu (7/2).

Dia menyelaskan, saat ini sebuah klub baru bisa langsung tampil di Liga 3 zona provinsi. Hal itu tentu mematikan kompetisi di kabupaten/kota. Akibatnya, Askab atau Askot PSSI tidak menggelar kompetisi lagi, karena klub bisa langsung tampil di tingkat provinsi.

“Beda, saat PSSI di eranya Kardono dan Agum Gumelar. Klub yang menjadi kontestan Liga 3 harus melewati zona kabupaten/kota. Nah, hal ini membuat PSSI di kabupaten/kota terpaksa menggelar kompetisi sehingga pemain pontensial bermunculan,” jelasnya.

“Nah, PSSI harus kembali menggunakan sistem seperti ini. Dengan begitu, kompetisi akan akan semakin di kabupaten/kota,” tambahnya.

Mantan Anggota DPRD Medan ini menilai sepak bola Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang pesat. Pasalnya, Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Persepakbolaan Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional pada akhir Januari 2019. Inpres tersebut instruksi kerja sama berbagai kementerian dan lembaga untuk memajukan sepak bola Indonesia.

“Sekarang tinggal kita sebagai masyarakat sepak bola harus bisa menyikapi dan menggunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya. Perhatian pemerintah khususnya Presiden kepada sepak bola luar biasa. Selalu semangat untuk pengurus PSSI dari tingkat pusat sampai kabupaten dan kota,” tuturnya.

Dia melihat dukungan pemerintah untuk bergulirnya kembali kompetisi sepak bola nasional menjadi sinyal positif kala pandemi Covid-19. Idealnya, semua bisa satu suara, satu visi, dan satu semangat untuk perkembangan sepak bola secara keseluruhan.(bbs/dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/