25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Kuatkan Mental Tim Uber

JAKARTA – Kurang dari sepekan lagi tim Indonesia memberangkatkan pebulu tangkisnya pada ajang Piala Thomas dan Uber 2014. Bukan waktu yang panjang lagi untuk tim Piala Uber dalam memantapkan persiapannya. Sisa waktu yang ada ini digunakan untuk memaksimalkan sisi-sisi di luar teknisnya.

Sisi nonteknis di sini adalah dari mental para penggawanya. Faktor ini kerap menjadi penentu di luar teknik dan skill. Inkonsistensi penampilan pebulu tangkis di sektor tunggal putri sepanjang tahun ini bisa menjadi buktinya. Tugas itulah yang kini diemban tim pelatih untuk menguatkan mental pemainnya.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh pelatih tunggal putri, Marlev Mainaky kepada Jawa Pos (Induk JPNN.com), tadi malam. Menurutnya, dari sisi ini banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendongkrak mental Adriyanti Firdasari dkk. Baik dari sisi program pelatih, ataupun kemampuan dari atletnya sendiri.

“Karena pembenahan kami sebelum berangkat ini lebih ke individu atletnya. Untuk ini, mental pemain menjadi salah satu yang harus kami kuatkan lagi. Baik saya sendiri ataupun Sarwendah (salah satu pelatih di tim Piala Uber, Red) juga membantu menguatkan mental anak-anak dengan share pengalaman,” ujarnya.

Sekalipun dalam beberapa ajang sebelumnya sering mengalami turun naik, Marlev masih yakin anak asuhnya tetap punya mental tangguh. Bahkan, dia tidak mau perjuangan anak asuhnya kali ini terbebani dengan target PP PBSI yang menginginkan tim Piala Uber menjadi juara Grup B di Piala Thomas-Uber 2014 ini.

Marlev menganggap inkonsistensi permainan bukan hanya karena faktor mental semata. Lebih dari itu, faktor fisik juga bisa menjadi alasan. “Kalau fisiknya tetap terjaga, secara mental pasti akan lebih membantu mereka. Sebaliknya, kalau fisiknya drop, mentalnya juga bisa ikut-ikutan drop,” terangnya.

Dari ketiga calon lawannya, mungkin di atas kertas Australia dan Singapura bisa ditundukkan. Pertandingan melawan Korsel di penyisihan grup terakhir bisa menguras mental pebulu tangkis di sektor putri. “Sepanjang mereka bisa maksimal dan kompak, saya yakin tidak ada yang tidak mungkin,” imbuhnya.

Mantan pebulu tangkis putri terbaik Indonesia, Susi Susanti menambahkan, harusnya Indonesia bisa tampil tanpa beban di Piala Uber. Dengan status sebagai underdog di India nanti, hasil apik diharapkan bisa muncul. Susi menyebut demikian dengan didasarkan dari pengalaman selama ini.

Saat merengkuh gelar juara Piala Uber pada tahun 1994 dan menjadi finalis pada tahun 2008 Indonesia selalu ditempatkan sebagai underdog. “Dan untuk tahun ini pun saya yakin hasilnya pasti bisa maksimal jika itu (semangat underdog, Red) bisa dikoarkan kembali. Setidaknya ini masih bisa dicoba,” tegasnya. (ren)adriyanti_firdasari_thumb

JAKARTA – Kurang dari sepekan lagi tim Indonesia memberangkatkan pebulu tangkisnya pada ajang Piala Thomas dan Uber 2014. Bukan waktu yang panjang lagi untuk tim Piala Uber dalam memantapkan persiapannya. Sisa waktu yang ada ini digunakan untuk memaksimalkan sisi-sisi di luar teknisnya.

Sisi nonteknis di sini adalah dari mental para penggawanya. Faktor ini kerap menjadi penentu di luar teknik dan skill. Inkonsistensi penampilan pebulu tangkis di sektor tunggal putri sepanjang tahun ini bisa menjadi buktinya. Tugas itulah yang kini diemban tim pelatih untuk menguatkan mental pemainnya.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh pelatih tunggal putri, Marlev Mainaky kepada Jawa Pos (Induk JPNN.com), tadi malam. Menurutnya, dari sisi ini banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendongkrak mental Adriyanti Firdasari dkk. Baik dari sisi program pelatih, ataupun kemampuan dari atletnya sendiri.

“Karena pembenahan kami sebelum berangkat ini lebih ke individu atletnya. Untuk ini, mental pemain menjadi salah satu yang harus kami kuatkan lagi. Baik saya sendiri ataupun Sarwendah (salah satu pelatih di tim Piala Uber, Red) juga membantu menguatkan mental anak-anak dengan share pengalaman,” ujarnya.

Sekalipun dalam beberapa ajang sebelumnya sering mengalami turun naik, Marlev masih yakin anak asuhnya tetap punya mental tangguh. Bahkan, dia tidak mau perjuangan anak asuhnya kali ini terbebani dengan target PP PBSI yang menginginkan tim Piala Uber menjadi juara Grup B di Piala Thomas-Uber 2014 ini.

Marlev menganggap inkonsistensi permainan bukan hanya karena faktor mental semata. Lebih dari itu, faktor fisik juga bisa menjadi alasan. “Kalau fisiknya tetap terjaga, secara mental pasti akan lebih membantu mereka. Sebaliknya, kalau fisiknya drop, mentalnya juga bisa ikut-ikutan drop,” terangnya.

Dari ketiga calon lawannya, mungkin di atas kertas Australia dan Singapura bisa ditundukkan. Pertandingan melawan Korsel di penyisihan grup terakhir bisa menguras mental pebulu tangkis di sektor putri. “Sepanjang mereka bisa maksimal dan kompak, saya yakin tidak ada yang tidak mungkin,” imbuhnya.

Mantan pebulu tangkis putri terbaik Indonesia, Susi Susanti menambahkan, harusnya Indonesia bisa tampil tanpa beban di Piala Uber. Dengan status sebagai underdog di India nanti, hasil apik diharapkan bisa muncul. Susi menyebut demikian dengan didasarkan dari pengalaman selama ini.

Saat merengkuh gelar juara Piala Uber pada tahun 1994 dan menjadi finalis pada tahun 2008 Indonesia selalu ditempatkan sebagai underdog. “Dan untuk tahun ini pun saya yakin hasilnya pasti bisa maksimal jika itu (semangat underdog, Red) bisa dikoarkan kembali. Setidaknya ini masih bisa dicoba,” tegasnya. (ren)adriyanti_firdasari_thumb

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/