25 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Indonesia Gagal Tuan Rumah Asian Games 2019

SURABAYA- Indonesia akhirnya gagal memenangi bidding tuan rumah Asian Games 2019 (AG 2019). Itu sekaligus membuyarkan sederet rencana persiapan venue yang dilakukan di tiga kota, Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo. Meski gagal, pembangunan venue-venue tersebut dapat dipastikan tidak akan terhenti.

Dari tiga kota di Jatim tersebut, Gresik menjadi yang terbanyak ditempati venue untuk Asian Games. Setidaknya ada 4 venue yang hendak dibangun di Gresik dan 3 venue lagi sudah siap pakai. Itu di luar kawasan Gresik selatan yang bakal dibangun sebagai kampung atlet.

Surabaya mendapat jatah 7 venue. Enam di antaranya sudah siap pakai dan satu lainnya masih akan dibangun, yaitu venue tinju dan kriket di kompleks Suramadu. Di Sidoarjo, venue Asian Games lebih banyak dipusatkan di kompleks Kahuripan Nirwana Village (KNV) dan Gelora Delta Sidoarjo.

Sebagai kota terbanyak ditempati venue, pembangunan 2 dari 4 venue baru sudah mulai berjalan. Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Gresik Hermanto TH Sianturi menyatakan, pihaknya tetap melanjutkan pembangunan. “Hanya, kami ubah konsepnya bukan hanya untuk olahraga, tapi juga untuk bisnis rekreasi,” ujar Sianturi.

Bukan hanya konsep, anggaran yang akan digunakan juga ikut berubah. Awalnya, untuk pembangunan venue-venue di Gresik lebih mengharapkan sokongan dana lebih besar dari Kemenpora. Nah, lanjut Sianturi, untuk pembangunan venue sekarang akan memakai APBD Gresik sepenuhnya.
Untuk pembangunan Stadion Bukit Lengis, anggaran multi years sebesar Rp 250 Miliar per tahun tetap berjalan. Itu menghabiskan APBD selama 4 tahun ke depan. Bulan ini saja sudah mulai membangun konstruksinya. Lalu untuk pembangunan Gresik Aquatic, sejauh ini APBD sudah tersedot untuk biaya pembebasan lahan sebesar Rp 11 Miliar.

Wakil sekretaris panitia bidding Surabaya di AG 2019 Dudi Harjanto menuturkan, hasil dalam bidding kali ini tidak boleh membuat Indonesia malah lemas. Menurutnya, ini yang harus jadi cambuk supaya lebih baik lagi. “Dari sini kita bisa tahu, hubungan Indonesia dengan level regional Asia perlu diperbaiki. Artinya, lobi Indonesia harus lebih ditingkatkan,” tutur Dudi.

Dia pun sependapat dengan sikap ketiga daerah yang sudah menyiapkan venue untuk AG tersebut. Meski kalah, pembangunan sarana prasarana jangan terputus. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan ketiga pemeda tersebut agar infrastruktur tetap berjalan. (ren/dik/ovi/dra/jpnn)

SURABAYA- Indonesia akhirnya gagal memenangi bidding tuan rumah Asian Games 2019 (AG 2019). Itu sekaligus membuyarkan sederet rencana persiapan venue yang dilakukan di tiga kota, Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo. Meski gagal, pembangunan venue-venue tersebut dapat dipastikan tidak akan terhenti.

Dari tiga kota di Jatim tersebut, Gresik menjadi yang terbanyak ditempati venue untuk Asian Games. Setidaknya ada 4 venue yang hendak dibangun di Gresik dan 3 venue lagi sudah siap pakai. Itu di luar kawasan Gresik selatan yang bakal dibangun sebagai kampung atlet.

Surabaya mendapat jatah 7 venue. Enam di antaranya sudah siap pakai dan satu lainnya masih akan dibangun, yaitu venue tinju dan kriket di kompleks Suramadu. Di Sidoarjo, venue Asian Games lebih banyak dipusatkan di kompleks Kahuripan Nirwana Village (KNV) dan Gelora Delta Sidoarjo.

Sebagai kota terbanyak ditempati venue, pembangunan 2 dari 4 venue baru sudah mulai berjalan. Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Gresik Hermanto TH Sianturi menyatakan, pihaknya tetap melanjutkan pembangunan. “Hanya, kami ubah konsepnya bukan hanya untuk olahraga, tapi juga untuk bisnis rekreasi,” ujar Sianturi.

Bukan hanya konsep, anggaran yang akan digunakan juga ikut berubah. Awalnya, untuk pembangunan venue-venue di Gresik lebih mengharapkan sokongan dana lebih besar dari Kemenpora. Nah, lanjut Sianturi, untuk pembangunan venue sekarang akan memakai APBD Gresik sepenuhnya.
Untuk pembangunan Stadion Bukit Lengis, anggaran multi years sebesar Rp 250 Miliar per tahun tetap berjalan. Itu menghabiskan APBD selama 4 tahun ke depan. Bulan ini saja sudah mulai membangun konstruksinya. Lalu untuk pembangunan Gresik Aquatic, sejauh ini APBD sudah tersedot untuk biaya pembebasan lahan sebesar Rp 11 Miliar.

Wakil sekretaris panitia bidding Surabaya di AG 2019 Dudi Harjanto menuturkan, hasil dalam bidding kali ini tidak boleh membuat Indonesia malah lemas. Menurutnya, ini yang harus jadi cambuk supaya lebih baik lagi. “Dari sini kita bisa tahu, hubungan Indonesia dengan level regional Asia perlu diperbaiki. Artinya, lobi Indonesia harus lebih ditingkatkan,” tutur Dudi.

Dia pun sependapat dengan sikap ketiga daerah yang sudah menyiapkan venue untuk AG tersebut. Meski kalah, pembangunan sarana prasarana jangan terputus. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan ketiga pemeda tersebut agar infrastruktur tetap berjalan. (ren/dik/ovi/dra/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/