LONDON, SUMUTPOS.CO-Marin Cilic sukses menggondol gelar juara Grand Slam Amerika Serikat Terbuka tahun ini. Setahun lalu, petenis Kroasia itu hanya jadi penonton lewat tayangan televisi. Cilic masih saja tak percaya dirinya berhasil mengangkat trofi Grand Slam Amerika Terbuka. Situasi berubah. Cilic mendadak menjadi seleb.
Dia menjadi bidikan utama forografer dan kameramen. Cilic juga dimintai wawancara dengan banyak wartawan. Situasi itu bertolak belakang saat dia pertama datang. Di babak pertama, Cilic tak diminati wartawan. Dia memang bukan petenis unggulan dan kebetulan, dilaporkan AFP, tak ada wartawan Kroasia yang hadir meliput turnamen itu.
Sedikit perubahan terjadi ketika Cilic menumbangkan unggulan keenam Tomas Berdych di perempatfinal. Perhatian kian besar ketika Cilic disebut mengajari pemilik 17 juara turnamen mayor Roger Federer untuk bermain tenis. Cilic menumbangkan petenis Swiss itu dengan skor 6-3, 6-4 dan 6-4 di semifinal.
“Dari sisi manapun ini adalah sebuah keajaiban. Rasanya tak eprcaya, dikenal sebagai juara Grand Slam,” ucap petenis 25 tahun itu.
Ya, Cilis memang tak masuk hitungan menjadi juara AS Terbuka 2014. Dia hanyalah unggulan ke-14. ESPN mencatat petenis yang di Medugorje, salah satu kota di Bosnia dan Herzegovina itu sebagai petenis unggulan terendah ketiga yang berhasil menjadi juara di ajang tersebut.
Gelar itu didapatkan Cilic dengan mengalahkan petenis Jepang Kei Nishikori 6-3, 6-3 dan 6-3 di partai final. Apalagi, Cilic hanya bisa menonton tenis AS Terbuka tahun lalu. Bukan di tribun penonton dan menyaksikan secara live tapi Cilic harus puas mengikuti setiap pertandingan lewat layar kaca di rumahnya, di Monte Carlo.
Cilic tak bisa tampil di lapangan sejak Munich Terbuka Mei tahun lalu. Dia harus menjalani larangan tampil karena tersandung masalah doping.
Beruntung hukumannya dipotong hanya empat bulan dari yang seharusnya sembilan bulan. Cilic membela diri kalau doping itu tak sengaja dikonsumsi. Keringanan hukuman itu tetap tak bisa membuat Cilic tampil di AS Terbuka 2013.
“Saya menonton banyak pertandingan. Tentu saja selain untuk menyaksikan penampilan si petenis, juga untuk menyimak taktik yang dipertontonkan. Saya rasa Rafael Nadal memainkan tenis dengan hebat saat menghadapi Novak Djokovic (di final) dan itu turnamen yang sangat oke,” ucap dia.
Latihan tetap digeber Cilic setiap hari. Dia benar-benar menyimpan tekad besar untuk kembali tampil dalam turnamen. Sebelum tampil di AS Terbuka ini, dia sudah menjalani trunamen selama 11 bulan.”Saya sudah terlanjur basah di tenis. Saya berlatih setiap hari, fisik dan teknik .Saya sendiri tak pernah melepaskan tenis dari pikiran saya karena saya berharap bisa kembali suatu hari nanti. Saya hanya ingin untuk kembali dalam tur dan menjalani hal yang paling saya senangi dalam hidup saya ini,” ucap dia.
Keinginan itu terkabul. Kerja keras sudah membawa Cilic menjadi petenis Kroasia pertama yang menjadi juara tenis Grand Slam. Tidak salah ayahnya, Zdenko Cilic, mendidik dia dan kedua kakak dia, Vinko dan Goran, sebagai petenis sejak masih bocah. Ketiga kakak beradik itu tercatat sebagai bocah-bocah yang memanfaatkan lapangan tenis di kota tersebut sejak pertama kali dibangun pada 1991.
“Saya rasa hal yang paling utama dalam membantu saya bangkit adalah mental yang kuat, menjadi lebih kuat dan saya sendiri memaksa untuk lebih keras kepada diri sendiri di lapangan tenis. baik ketika saya latihan ataupun saat pertandingan,” kata Cilic yang kini ditangani Goran Ivanisevic.(bbs/btr)