32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Bolt di Ambang Legenda

Usain Bolt meraih medali emas kedua Olimpiade London, setelah menjadi pelari tercepat di nomor lari 200 meter, Kamis malam (9/8) atau  Jumat dini hari WIB.

Di babak final di Stadion Olimpiade, Bolt membukukan waktu 19,32  detik. Medali perak diraih mitra latihannya, Yohan Blake, dengan waktu 19,44 detik dan perunggu diraih atlet Jamaika lainnya, Warren Weir dengan  19,84 detik.

“Saya benar-benar puas. Inilah yang saya harapkan dan saya bisa mewujudkannya. Saya harus berterima kasih kepada pelatih. Ia tentu sangat
bergembira kami menyapu bersih medali,” kata Bolt usai berlomba dan merayakan kemenangan dengan berlari mengitari stadion.
Bagi Bolt emas di London sekaligus konfirmasi keberhasilannya mempertahankan emas yang ia raih di Olimpiade Beijing empat tahun silam, prestasi yang juga catat di lari 100 meter.

Empat medali emas di nomor lari 100 dan 200 meter di dua Olimpiade membuat Bolt menjadi atlet terbaik sepanjang masa.
Begitu menginjak garis finish di nomor 200 meter, Bolt meletakkan  jari telunjuk ke mulutnya, yang diartikan sebagai jawaban terhadap para pengkritik yang sebelumnya meragukan kemampuan Bolt mempertahankan emas di Olimpiade London.

Ya, meski menang di nomor 200 meter, namun Bolt tak mampu mempertajam rekor seperi yang dilakukannya pada nomor 100 meter. Kondisi fisik yang tidak fit disebut Bolt menjadipenghambat dia tampil maksimal.

“Saya pikir itu bisa saja (menuliskan rekor baru)… tapi saya pikir saya tidak cukup fit. Saya cepat, tapi tidak cukup fit,” sahut Bolt usai lomba.
“Saat saya memasuki tikungan, saya merasakan nyeri pada punggung saya jadi saya mencoba menjaga performa saya, tapi saya berhenti berlari karena saya tahu itu tidak akan menjadi rekor dunia. Saat saya melewati tikungan saya bisa merasakannya, lanjut dia seperti diberitakan BBC.

Bolt tidak berlari dengan kecepatan penuh di sepanjang balapan. Setelah dalam posisi unggul mendekati garis finis, dia terlihat menurunkan kecepatan dan bahkan menoleh ke sisi kiri. Sebuah selebrasi kecil juga dia lakukan saat kakinya melintas garis finis, yakni dengan menempelkan jari di bibir.
“Itu sungguh sulit. Saya mendedikasikan diri saya sendiri untuk  terus bekerja, saya tahu apa makna London untuk saya. Saya datang ke sini untuk memberikan segalanya dan saya bangga dengan diri saya sendiri. Saya tidak memecahkan rekor 200 meter – saya sungguh-sungguh ingin melakukannya di 200 meter – tapi saya gembira,” tuntas Bolt.

Spearmon  Akui Kehebatan Bolt

Di seantero bumi, bisa jadi Usain Bolt masih jadi manusia tercepat. Bahkan rival Bolt ada yang menyebut sprinter Jamaika itu bukan berasal dari bumi, melainkan planet lain.

Ya, jika di sepakbola ada Lionel Messi atau Barcelona yang kerap disebut berasal dari dunia, galaksi atau planet lain, di arena sprint terpampang nama Usain St. Leo Bolt. Terakhir, Bolt kembali menyumbangkan emas bagi negara kawasan Karibia itu dari nomor 200 meter sprint.

Bolt menjadi yang terdepan menyentuh finis dengan torehan rekor lainnya, yakni 19,90 detik. Di tempat kedua dan ketiga alias perak dan perunggu juga dikuasai pelari Jamaika, Yohan Blake (19,44) dan Warren Weir (19,84).

Saking cepatnya Bolt berlari, bahkan membuat kontestan dari negara lain frustrasi. Wallace Spearmon contohnya. Sprinter Amerika Serikat itu mengakui, Bolt seperti bukan manusia bumi.

“Dia (Bolt) sepertinya berasal dari planet lain saat ini. Saya ingin segera pulang dan berlatih lebih keras lagi. Saya minta maaf telah mengecewakan,” papar Spearmon kepada CBSNews, Jumat (10/8).

Spearmon sendiri hanya finis di urutan keempat, gagal sekeping pun menyumbangkan medali bagi negeri Paman Sam. Walau mengakui Bolt berasal dari ‘alam’ lain, tapi Spearmon enggan memujinya lebih jauh.

“Ada hari baik dan hari-hari buruk. Pertandingan tadi bukanlah hari terbaik saya. Apakah Bolt pelari terbaik sepanjang masa? Saya tak bisa menjawabnya sekarang,” tuntas Spearmon. (bbs/jpnn)

Usain Bolt meraih medali emas kedua Olimpiade London, setelah menjadi pelari tercepat di nomor lari 200 meter, Kamis malam (9/8) atau  Jumat dini hari WIB.

Di babak final di Stadion Olimpiade, Bolt membukukan waktu 19,32  detik. Medali perak diraih mitra latihannya, Yohan Blake, dengan waktu 19,44 detik dan perunggu diraih atlet Jamaika lainnya, Warren Weir dengan  19,84 detik.

“Saya benar-benar puas. Inilah yang saya harapkan dan saya bisa mewujudkannya. Saya harus berterima kasih kepada pelatih. Ia tentu sangat
bergembira kami menyapu bersih medali,” kata Bolt usai berlomba dan merayakan kemenangan dengan berlari mengitari stadion.
Bagi Bolt emas di London sekaligus konfirmasi keberhasilannya mempertahankan emas yang ia raih di Olimpiade Beijing empat tahun silam, prestasi yang juga catat di lari 100 meter.

Empat medali emas di nomor lari 100 dan 200 meter di dua Olimpiade membuat Bolt menjadi atlet terbaik sepanjang masa.
Begitu menginjak garis finish di nomor 200 meter, Bolt meletakkan  jari telunjuk ke mulutnya, yang diartikan sebagai jawaban terhadap para pengkritik yang sebelumnya meragukan kemampuan Bolt mempertahankan emas di Olimpiade London.

Ya, meski menang di nomor 200 meter, namun Bolt tak mampu mempertajam rekor seperi yang dilakukannya pada nomor 100 meter. Kondisi fisik yang tidak fit disebut Bolt menjadipenghambat dia tampil maksimal.

“Saya pikir itu bisa saja (menuliskan rekor baru)… tapi saya pikir saya tidak cukup fit. Saya cepat, tapi tidak cukup fit,” sahut Bolt usai lomba.
“Saat saya memasuki tikungan, saya merasakan nyeri pada punggung saya jadi saya mencoba menjaga performa saya, tapi saya berhenti berlari karena saya tahu itu tidak akan menjadi rekor dunia. Saat saya melewati tikungan saya bisa merasakannya, lanjut dia seperti diberitakan BBC.

Bolt tidak berlari dengan kecepatan penuh di sepanjang balapan. Setelah dalam posisi unggul mendekati garis finis, dia terlihat menurunkan kecepatan dan bahkan menoleh ke sisi kiri. Sebuah selebrasi kecil juga dia lakukan saat kakinya melintas garis finis, yakni dengan menempelkan jari di bibir.
“Itu sungguh sulit. Saya mendedikasikan diri saya sendiri untuk  terus bekerja, saya tahu apa makna London untuk saya. Saya datang ke sini untuk memberikan segalanya dan saya bangga dengan diri saya sendiri. Saya tidak memecahkan rekor 200 meter – saya sungguh-sungguh ingin melakukannya di 200 meter – tapi saya gembira,” tuntas Bolt.

Spearmon  Akui Kehebatan Bolt

Di seantero bumi, bisa jadi Usain Bolt masih jadi manusia tercepat. Bahkan rival Bolt ada yang menyebut sprinter Jamaika itu bukan berasal dari bumi, melainkan planet lain.

Ya, jika di sepakbola ada Lionel Messi atau Barcelona yang kerap disebut berasal dari dunia, galaksi atau planet lain, di arena sprint terpampang nama Usain St. Leo Bolt. Terakhir, Bolt kembali menyumbangkan emas bagi negara kawasan Karibia itu dari nomor 200 meter sprint.

Bolt menjadi yang terdepan menyentuh finis dengan torehan rekor lainnya, yakni 19,90 detik. Di tempat kedua dan ketiga alias perak dan perunggu juga dikuasai pelari Jamaika, Yohan Blake (19,44) dan Warren Weir (19,84).

Saking cepatnya Bolt berlari, bahkan membuat kontestan dari negara lain frustrasi. Wallace Spearmon contohnya. Sprinter Amerika Serikat itu mengakui, Bolt seperti bukan manusia bumi.

“Dia (Bolt) sepertinya berasal dari planet lain saat ini. Saya ingin segera pulang dan berlatih lebih keras lagi. Saya minta maaf telah mengecewakan,” papar Spearmon kepada CBSNews, Jumat (10/8).

Spearmon sendiri hanya finis di urutan keempat, gagal sekeping pun menyumbangkan medali bagi negeri Paman Sam. Walau mengakui Bolt berasal dari ‘alam’ lain, tapi Spearmon enggan memujinya lebih jauh.

“Ada hari baik dan hari-hari buruk. Pertandingan tadi bukanlah hari terbaik saya. Apakah Bolt pelari terbaik sepanjang masa? Saya tak bisa menjawabnya sekarang,” tuntas Spearmon. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/